ICC Jakarta – Ayatullah Mohammed Emami-Kashani mengungkapkan hal itu dalam khutbah Jumat di Tehran, ibukota Iran, Jumat (22/12/2917).
“Menurut para pakar, produksi rudal di Yaman bukan pekerjaan Republik Islam Iran dan tidak ada indikasi dan bukti tentang pemindahan rudal dari Republik Islam Iran ke Yaman,” kata Ayatullah Emami-Kashani.
Ia menegaskan, AS menjual senjata kepada Arab Saudi senilai miliaran dolar agar perang di kawasan terus berkobar dan Yaman berada di bawah pengeboman, namun tidak ada negara manapun yang memprotesnya.
“Tujuan dari langkah anti-Republik Islam Iran yang dilakukan Presiden AS (Donald Trump) adalah untuk menutupi kegagalan-kegagalannya negara itu di kawasan,” imbuhnya.
Menurut Khatib Shalat Jumat Tehran, Presiden AS telah merendahkan rakyatnya sendiri. Ia menegaskan, implementasi pemindahan ibukota AS dari Tel Aviv ke al-Quds (Yerusalem) adalah tidak mungkin.
“AS selalu bertindak anti-Islam dan persekongkolan negara ini dengan Arab Saudi dalam menciptakan kelompok teroris Daesh (ISIS) telah menyebabkan kegagalan konspirasi musuh-musuh Islam,” ujarnya.
Ayatullah Emami-Kashanil lebih lanjut menyinggung tentang dunia yang telah dimobilisasi untuk anti-Iran, namun ia mengatakan, dunia tidak dimobilisasi untuk anti-Iran atau anti-rakyat negara ini, namun dimobilisasi untuk anti-Republik Islam dan anti-rakyat kita yang yakin kepada Islam, iman, keberanian, perlawanan dan kewaspadaan dalam menghadapi musuh, di mana kriteria rakyat kita ini adalah berat bagi mereka.
Pekan lalu, Nikki Haley, Duta Besar AS untuk PBB meluncurkan propaganda baru terhadap Tehran dengan tampil di depan pecahan rudal yang diklaim milik Iran.
Haley di hadapan wartawan di markas besar PBB, New York mengklaim bahwa pecahan rudal yang ditembakkan Yaman ke Arab Saudi tersebut adalah buatan Iran.
Haley –tanpa menyinggung dukungan persenjataan AS kepada Arab Saudi untuk membombardir rakyat tertindas Yaman– menuding Iran telah mempersenjatai Gerakan Rakyat Yaman, Ansarullah. Namun Farhan Haq, Wakil Juru Bicara PBB telah membantah klaim tersebut.
Donald Trump, Presiden AS pada 6 Desember 2017 mengambil langkah sepihak dan mengumumkan al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis. Ia menginstruksikan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke al-Quds. (RA/Pars Today)