Salah satu Perwira Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran telah dibunuh dalam serangan bersenjata oleh dua pengendara sepeda motor di Teheran.
Menurut kantor berita resmi Iran IRNA, insiden itu terjadi sekitar pukul 4 sore waktu setempat pada hari Minggu (22/5), ketika anggota IRGC itu turun dari mobilnya untuk memasuki rumahnya di lingkungan timur ibukota Iran.
Anggota IRGC, yang telah diidentifikasi sebagai Kolonel Hassan Sayyad Khodaei, dibunuh setelah dua pengendara sepeda motor menembaknya lima kali sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.
Kantor berita IRIB melaporkan bahwa tiga peluru mengenai kepalanya dan dua peluru mengenai tangannya.
IRGC mengeluarkan pernyataan segera setelah pembunuhan itu, mengatakan bahwa anggotanya dibunuh dalam serangan teroris oleh elemen kontra-revolusi.
Pernyataan itu menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya, menambahkan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk mengidentifikasi dan menangkap penyerang atau komplotan penyerang.
Setelah pembunuhan itu, kepala Pengadilan Teheran, Ali Alqasi, memerintahkan jaksa Teheran untuk mempercepat upaya identifikasi dan menangkap mereka yang berada di balik tindakan kriminal ini.
Alqasi juga menekankan perlunya mempercepat tindakan hukum yang bertujuan untuk mengidentifikasi para pelaku pembunuhan ini.
“Mereka yang berada di balik pembunuhan akan membayar mahal”
Sementara itu, situs web Nour News, yang dekat dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, bereaksi terhadap pembunuhan itu dalam tweet hari Minggu, mengatakan pembunuhan anggota IRGC itu “salah perhitungan melewati garis merah yang akan mengubah banyak perhitungan.”
“Dalang dan agen kejahatan ini akan membayar harga yang mahal,” tambahnya.
‘Negara-negara yang mengaku memerangi teror diam-diam atas pembunuhan anggota IRGC’
Kemudian pada hari Minggu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras serangan teroris di Teheran, yang merenggut nyawa anggota IRGC, berbela sungkawa dengan keluarga dan rekan-rekannya di kepolisian.
“Musuh bebuyutan dari berdirinya Republik Islam Iran sekali lagi mengungkapkan sifat jahat mereka melalui pembunuhan dan kemartiran seorang anggota IRGC,” katanya.
Khatibzadeh menambahkan, “Kejahatan tidak manusiawi ini dilakukan oleh agen teroris yang berafiliasi dengan arogansi global sementara negara-negara yang mengklaim memerangi terorisme sayangnya diam dan mendukungnya.”
Dia menambahkan bahwa Republik Islam Iran telah menjadi korban serangan teroris selama lebih dari empat dekade terakhir.
Khatibzadeh mengatakan teroris berpikir bahwa mereka dapat menghalangi langkah maju “bangsa besar Iran menuju pencapaian cita-cita luhurnya … tetapi darah para martir ini menjamin kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa dan negara ini.”
(Diterjemahkan dari PressTV)