Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 262 untuk memberikan pahala bagi seseorang yang tidak mengungkit nikmat dan kebaikan yang telah dilakukannya.
اَلَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُوۡنَ مَاۤ اَنۡفَقُوۡا مَنًّا وَّلَاۤ اَذًىۙ لَّهُمۡ اَجۡرُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡۚ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَ
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(QS. Al-Baqarah: 262)
قَوۡلٌ مَّعۡرُوۡفٌ وَّمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٌ مِّنۡ صَدَقَةٍ يَّتۡبَعُهَاۤ اَذًىؕ وَاللّٰهُ غَنِىٌّ حَلِيۡمٌ
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun. (QS. Al-Baqarah: 263)
Rasulullah Saw bersabda:
Barang siapa berbuat baik kepada saudara seimannya lalu menyebut-nyebut kebaikan itu maka Allah meruntuhkan pahala amalnya dan menuliskan dosa untuknya serta tidak memberikan ganjaran atas perbuatannya itu. (Man Laa Yahdhuruhul Faqih Syaikh Shaduq jil 4 hal 17)
Dalam hadis yang lain disebutkan
Barang siapa berbuat baik kepada seorang mukmin kemudian ia menyakiti perasaannya dengan perkataannya serta menyebut-nyebut kebaikannya maka Allah meruntuhkan pahala kebaikan itu.
(Tafsir Ali bin Ibrahim Qumi jil 1 hal 91)
Dalam Doa Makarimul Akhlak yang diajarkan oleh Imam Zainal Abidin as disebutkan:
و أَجرِ لِلنّاسِ عَلى يَدَيَّ الخَيرَ، و لا تَمحَقهُ بِالمَن
Ya Allah, alirkanlah kebaikan melalui tangan-tanganku, tapi jangan Kau biarkan lenyap pahalanya dengan kusebut-sebut kebaikan itu.
Sungguh merugi dan amat bodohlah seseorang yang mengungkit-ungkit kebaikannya sehingga menyakiti perasaan si penerima. Sangat mungkin pahala dan kebaikan yang seharusnya diperolehnya justru menguap tak bersisa.
Kebaikan yang dilakukan seseorang akan bernilai di sisi Allah ketika disertai keikhlasan tanpa pamrih meskipun kadang tidak dihargai, tanpa mengungkitnya kembali.