ICC Jakarta – Komitmen terhadap janji merupakan masalah yang ditekankan oleh al-Quran. Salah satu ayat yang membicarakan masalah ini adalah surat al-anfal ayat 27. Dalam ayat ini setelah melarang berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya, dijelaskan tentang khianat yang biasa dilakukan kepada manusia dan terkait masalah ini Allah Swt memperingatkan dan melarang manusia melakukannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Allah Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Anfal: 27)
Dalam ayat 27 surat al-Anfal ini, makna berkhianat dalam amanat sangat jelas, tapi apa makna berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya
Dengan membahas ayat-ayat al-Quran dapat disimpulkan bahwa berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah bersikap tidak peduli dengan ucapan dan perintah mereka.[1] Sebagai contoh, dalam banyak ayat, al-Quran menyinggung tentang sikap Yahudi yang melanggar janji. Kita melihat bagaimana mereka tidak melakukan perintah ilahi dan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Oleh karenanya, Allah swt menyebut mereka dengan pelanggar janji dan melaknat mereka.[2]
Sekaitan dengan berkhianat kepada manusia lainnya dan tidak peduli dengan sumpah yang diucapkan, selain ayat 27 surat al-Anfal ini, dalam sebagian ayat yang lain disebutkan Allah Swt tidak menyukai para pengkhianat dengan ungkapan seperti, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.”[3] Allah memperingatkan pengkhianatan terhadap segala amanat yang diterima dan setiap janji yang diucapkan.
Dalam sebuah hadis dari Imam Baqir as disebutkan bahwa beliau memerintahkan Abu Hamzah al-Tsumali yang ingin tinggal di Mekah agar kembali untuk mengembalikan utangnya kepada seorang bermazhab Murjiah yang dari sisi pemikiran bertentangan dengan Imam. Beliau berkata, “Seorang mukmin tidak akan berkhianat.”[4] (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Catatan Kaki:
[1]. Sebagaimana penulis tafsir Majma’ al-Bayan menukil dari Ibnu abbas bahwa berkhianat kepada Allah Swt adalah meninggalkan perintah-perintah ilahi dan berkhianat kepada Rasulullah Saw adalah meninggalkan sunah dan syariatnya. (Majma’ al-Bayan, jilid 4, hal 824)
[2]. QS. al-Maidah: 13, “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu…”
[3]. QS. al-Hajj: 38
[4]. Mizan al-Hikmah, jilid 3, hal 195.