ICC Jakarta – Oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah, KH. Mustafa ‘Gus Mus’ Bisri diberi penghargaan sebagai tokoh keberagaman. Penganugerahan PWI Jateng Award 2017 ini diberikan kepada Gus Mus, pada Malam Resepsi Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT ke-71 PWI Tingkat Jateng yang digelar di Pendopo Kabupaten Rembang, Jumat (3/3) malam.
“Gus Mus telah terbukti menjadi tokoh pemersatu dan penjaga perdamaian di masyarakat sehingga tercipta harmoni ditengah keprihatinan masih adanya konflik horizontal berbau SARA,” kata Ketua PWI Provinsi Jateng Amir Machmud, didampingi Koordinator Tim Penghargaan Gunawan Permadi, Rabu (1/3) seprti dilansir beritasatu.com
Bagi PWI Jateng, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien, Leteh, Rembang itu dinilai berjasa membangun sikap toleransi dan harmoni ditengah kondisi masyarakat di Tanah Air yang beragam suku, ras dan agama atau kepercayaan.
Selain Gus Mus, PWI Jateng Award juga diberikan kepada sejumlah tokoh, yakni Gubernur Ganjar Pranowo yang dinobatkan sebagai Gubernur Sosmed atas kiprahnya yang aktif memanfaatkan sosial media khususnya twitter dalam menyerap aspirasi masyarakat.
Di samping sebagai tokoh panutan bagi berbagai lapisan masyarakat, Gus Mus termasuk yang sering menghimbau masyarakat untuk selektif menerima berita di tengah banjir informasi seperti era sosial media seperti sekarang ini. Berita bohong (hoax) dan fitnah yang marak di berbagai media sosial, harus dilawan.
Saat menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jumat malam, Gus Mus menyatakan fenomena negatif ini harus dilawan.
“Gambar-gambar saya ada di mana-mana disertai tulisan yang bukan omongan saya, yang kenal saya pasti tahu bahwa itu bukan saya,” kata Gus Mus seperti dilaporkan Antara 4/3.
Menurut Gus Mus, masyarakat yang menolak “hoax” secara tidak sadar justru ikut menyebarkannya ke masyarakat luas. “Kadang kita ikut menyebarkan tanpa sengaja, ikut meretweet disertai pertanyaan ini hoax tidak ya?, padahal itu sudah menyebarkan,” katanya.
Oleh karena itu, kata Gus Mus, orang baik dan para cerdik pandai harus turun langsung mengedukasi masyarakat dan di sisi lain, masyarakat harus pandai menyaring berita dengan memanfaatkan fitur khusus di setiap media sosial.
“Setiap media sosial sudah menyediakan fasilitas untuk menyaring, kalau tidak mau membaca hoax ya dibisukan (mute), unfollow atau cara lain yang telah disediakan,” katanya.
Sumber: Islam Indonesia