Indonesia memperingati tanggal 22 Oktober sebagai hari santri. Sebuah kebijakan cerdas dari pemerintah untuk menghargai orang-orang yang menyibukkan diri mempelajari dan mendalami agama sehingga kita dapat saling mengetahui kewajiban kita sebagai seorang Muslim.
Saya ingin mengajak kita semua untuk merenung apa saja yang kita telah lakukan sehari-hari. Ketika anak kita meminta hal-hal seperti laptop, makanan, pakaian, kita tanpa berpikir panjang memberikannya untuk anak kita karena kita menganggap bahwa itu adalah hal penting bagi kehidupan anak kita.
Tetapi ketika berhadapan dengan hal yang bersifat rohani atau keagamaan anak kita, sudahkah kita memberikan perhatian yang lebih terhadap kebutuhan yang satu ini? Kita bahkan hampir tidak pernah memberikan upah kepada pengajar Alquran anak kita, bahkan kita cenderung mencari Alquran yang gratisan. Termasuk kita lebih memilih untuk memasukkan anak kita ke sekolah umum ketimbang sekolah agama.
Menjadi ironi, saat kita dapat memenuhi kebutuhan anak dan keluarga yang bersifat duniawi, tetapi untuk hal yang berkaitan dengan rohani dan keagamaan, kita cenderung tidak memiliki perhatian yang lebih dengannya. Pertanyaan tersebut tidak perlu kita jawab, karena kita sudah tahu apa jawabannya. Tinggal kita berikan perhatian ekstra dalam hal pemenuhan kebutuhan rohani kita dan keluarga kita.
Di bulan Maulid Nabi, kita menyaksikan perayaan yang begitu meriah, terutama di negeri kita. Maulid Nabi diperingati bahkan bukan hanya di bulan Rabiul Awal, bahkan beberapa bulan setelahnya pun masih diperingati. Ini menunjukkan betapa besar kecintaan bangsa Indonesia kepada Nabi Muhammamd Saw.
Kita berharap bahwa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw dapat menjadikan bangsa kita menjadi lebih kuat dan bermartabat. Dan melalui hari Santri ini, kita berharap bahwa persatuan Islam dapat terwujud dan semakin menguat di negeri tercinta Indonesia ini.