Imam Jakfar bin Muhammad yang bergelar As Shadiq adalah seorang cucu Nabi Muhammad Saw yang nasabnya bersambung dengan Nabi melalui empat orang. Beliau adalah putra Imam Muhammad al Baqir, putra Imam Ali Zainal Abidin, putra Imam Husain, putra Ali bin Abi Thalib yang merupakan suami Sayyidah Fatimah Az Zahra putri Nabi Muhammad Saw.
Beliau diyakini oleh pengikut Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Syiah 12 Imam) sesuai dengan hadis Nabi sebagai Imam yang kelima, namun kelompok Syiah ini juga dikenal dengan nama beliau, yakni “Syiah Jakfariyah”.
Malik juga bercerita tentang pengalamannya berhaji bersama Imam Jakfar bin Muhammad Ash Shadiq. “Di saat semua siap untuk memulai ihram, Imam Jakfar tidak mampu untuk memulai ihramnya, wajahnya pucat pasi, beberapa kali beliau bermaksud untuk melafazkan talbiyah namun suara beliau terputus, seolah-olah ternggorokan beliau menjadi sesak dan hampir saja beliau terjatuh dari kudanya. Aku katakan padanya, ‘Ucapkanlah wahai putra Rasulullah, Engkau harus mengucapkannya!’ Beliau menjawab, ‘Wahai putra Abu Amir (julukan Imam Malik) bagaimana aku berani mengucapkan talbiyah, aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah!, aku khawatir, Allah menolak seruanku dengan firman-Nya, laa labbayka wa laa sa’dayka¸ tidak ada labbayk bagimu dan tidak ada kebahagiaan bagimu! “ (Al Khishal Syaikh Shaduq hal. 167)
Ibnu Khalqan (608-681 H) mengatakan bahwa Ja`far al-Sadiq adalah salah seorang dari dua belas Imam dalam keyakinan Syiah Imamiyah dan merupakan salah satu pemimpin Ahlulbait. Beliau dijuluki dengan al-Sadiq karena kejujurannya dalam tutur katanya. Keutamaannya sangat terkenal. Ahli dalam berbagai bidang ilmu hingga kimia dan peramalan. Beliau dimakamkan di Al-Baqi’ Madinah, bersama ayahnya, Muhammad Al-Baqir, dan kakeknya Ali Zain Al-Abidin, serta paman dari kakeknya Al-Hasan bin Ali (semoga Allah meridai mereka semua), Alangkah mulianya kuburan ini. (Wafayat Al A’yan 1/327).