ICC Jakarta – Imam Ali ar-Rida As, sangat masyhur karena kemurahannya. Terdapat banyak riwayat tentang hidupnya yang menyebutkan watak pemurahnya. Ketika kita mengkaji riwayat-riwayat ini, kita dapat mengambil pelbagai pelajaran dari Imam Ali ar-Rida As. Meskipun ia tidak berada di hadapan kita, ia masih tetap mengajarkan dan membimbing kita melalui ucapan-ucapan, amal dan perbuatannya.
Suatu hari, seorang datang kepada Imam Rida As dan meminta sesuatu kepadanya. Imam Ali ar-Rida berkata, “Aku tidak dapat menyanggupi permintaanmu itu.” Lalu orang itu berkata, “Kalau begitu, berikanlah sesuai dengan keadaan diriku.”
Maka Imam Ali ar-Rida As meminta budaknya untuk memberikan uang sebanyak dua ratus Dinar kepada orang itu.
Alasan mengapa Imam Ali ar-Rida tidak memberi sesuai dengan luasnya kebaikannya, seperti yang diminta oleh orang itu pertama kali, adalah lantaran ia tidak memiliki uang banyak untuk ia berikan.
Imam Ali ar-Rida As selalu peduli terhadap keadaan orang-orang miskin. Kapan saja ia duduk untuk menyantap makanan, pertama-tama ia akan membawa sebuah piring besar dan memenuhinya dengan makan yang terbaik di atas meja makan. Kemudian, ia akan memerintahkan kepada budaknya untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin. Setelah itu, Imam berkata, “Allah Swt mengetahui bahwa tidak seorang pun memiliki kemampuan untuk membebaskan seorang budak, namun demikian Dia memberikan jalan bagi mereka untuk menggapai surga (dengan memberikan makan terhadap orang lain). (Allamah Tabataba-i, a Shi’ite Anthology)