Dalam sebuah langkah yang mengejutkan dan bersejarah, Wakil Presiden Iran Bidang Perempuan dan Keluarga, Ensieh Khazali, telah mengambil peran penting dalam mengecam kehadiran Israel di Komisi Status Perempuan PBB. Dengan nada tegas dan bersemangat, Khazali menyampaikan kecaman atas agresi berkelanjutan dan pembunuhan perempuan serta anak-anak yang telah terjadi selama bertahun-tahun oleh rezim Zionis.
Dalam sidang Komisi Status Perempuan ke-68 di New York, Khazali menyampaikan pandangan bahwa Israel, yang bertanggung jawab atas pengungsian dan pembunuhan jutaan perempuan dan anak-anak selama beberapa dekade terakhir, tidak layak untuk diberi tempat dalam forum tersebut. Ia menuntut pencabutan keanggotaan Israel dari komisi, dengan menyuarakan suara perempuan Iran dan juga mendukung suara perempuan pejuang dan pencinta perdamaian di seluruh dunia.
Pada saat yang sama, tindakan keras Israel di Jalur Gaza menjadi sorotan utama. Dukungan yang terus-menerus dari Barat telah memberikan keberanian kepada Israel untuk melancarkan serangan yang tak kenal ampun, menelan korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya di antara warga Palestina, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. Penutupan penyeberangan dan serangan udara telah menciptakan krisis kemanusiaan yang mendalam dan menimbulkan kecaman internasional yang luas.
Khazali, dengan langkahnya yang berani, tidak hanya mengecam tindakan Israel, tetapi juga memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak yang terpinggirkan akibat kebijakan represif rezim Zionis. Tindakan ini juga mencerminkan solidaritas internasional yang kuat dalam menentang penindasan dan kekerasan terhadap warga Palestina.
Artikel ini mencerminkan perlawanan Iran terhadap keanggotaan Israel dalam Komisi Status Perempuan PBB, serta menyoroti perjuangan yang sedang berlangsung untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak di tengah konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.