ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Makna Khauf Pada Ziarah Imam Mahdi Afs Pada Hari Jumat

by admin
October 20, 2017
in Mahdawiyah
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Dalam al-Quran surah Yunus ayat 62 disebutkan bahwa: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” namun ketika kita membaca doa ziarah pada hari Jumat, yang merupakan ziarah kepada Imam Zaman Afs, disana disebutkan penggalan ziarah dengan ungkapan “Salam padamu wahai yang menghilangkan rasa takut orang-orang takut”? Bagaimana kita menjawab keraguan ini?

Takut dan gentar terdiri dari dua jenis: Takut yang terpuji dan gentar yang tercela.

Takut dan gentar yang tercela tidak ada artinya bagi para kekasih Allah. Takut kepada nasib, kepada manusia, kepada musuh dan singkatnya takut  kepada khalayak. Merupakan takut yang tercela.

Diriwayatkan dari Abu Dzar Ra, “Rasulullah Saw mewasiatkan kepadaku untuk tidak takut di jalan Allah dari celaan orang yang suka mencela.”[1] Dan dinukil dari Imam Shadiq As bahwa beliau bersabda: “Orang beriman tidak takut kepada siapa pun selain Allah.”[2] Hal ini senada dengan diktum al-Qur’an yang menandaskan bahwa: “Sesungguhnya hanya setanlah yang menakut-nakuti para pengikutnya (dengan ucapan-ucapan tak berdasar dan fitnah). Karena itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Qs. Ali Imran [3]:175)

Adapun gentar dan takut yang terpuji dan bernilai adalah takut kepada kebesaran dan keagungan Ilahi. Menyitir Imam ‘Ali As yang bersabda, “Takut merupakan busana urafa.”[3] Atau sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa yang lebih mengenal Tuhan maka ia akan lebih takut kepada-Nya.” Atau, “Rasa takutku kepada Allah lebih besar daripada rasa takut kalian.”[4]

Dan hasil dari takut yang terpuji dan bernilai ini akan menuntun manusia mencari perlindungan di haribaan Allah Swt. Imam Ali As bersabda, “Apabila engkau takut kepada makhluk maka engkau akan lari darinya, namun apabila engkau takut kepada Khaliq (Pencipta) maka carilah perlindungan kepada-Nya.”[5]

Beberapa Tingkatan Takut

Dalam bahasa Khaja Abdullah Anshari, rasa takut terlahir dari adanya tawadhu (rendah hati). Sikap tawadhu inlah yang melahirkan rasa takut. Allah Swt berfirman, ““Wa amma man khafa maqam rabbihi.” (Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhan-nya).[6]  Khauf adalah takut dan takut adalah pagar iman, candu takwa dan senjata orang beriman. Takut ini terdiri dari tiga jenis: Pertama khatir (perhatian), dan kedua muqim (berdiam) dan ketiga (menjadi) pemenang. Takut khatir datang di hati dan berlalu. Minimalnya takut datang menyapa sehingga apabila tiada takut maka iman juga tidak akan ada. Dimana apabila takut tiada maka iman tiada bermakna dan tiadanya takut pertanda tiadanya iman. Barangsiapa yang beriman maka sesungguhnya lantaran ia memiliki rasa takut. Takut yang kedua adalah muqim (berdiam) dimana takut ini menjaga seorang hamba dari berbuat dosa dan maksiat. Dengan memiliki rasa takut muqim ini maka ia akan menjauhkan pemiliknya dari hal yang haram dan memendekkan angan-angannya. Ketiga, takut yang menguasai (memenangi).  Takut tersebut adalah makar yang membuahkan hakikat dan membuka jalan akhlak. Takut tingkatan ketiga ini menahan orang tersebut dari kelalaian. Tanda-tanda makar ada sepuluh: ketaatan tanpa kemanisan, banyak berbuat (dosa) tanpa taubat, tertutupnya pintu doa, ilmu tanpa amal, hikmah tanpa niat, tertutupnya pintu ketundukan, dan berbicara dengan orang-orang jahat; dan lebih unggul dari semua ini ada dua; memberikan iman kepada seorang hamba tanpa entifikasi dan manifestasi (ta’ayyun) atau mengembalikan hamba tersebut kepada-Nya. Dan takut ini merupakan takut orang-orang yang kembali. [7]

Penjelasan matlab ini bahwa hakikat takut adalah seorang salik karena putus asa dan hampa harapan untuk sampai pada tujuan atau menanti sesuatu hal yang dibenci ia tidak memperoleh situasi batin yang memantapkan hati (hâl) dan didera dengan depresi.

Untuk meningkatkan kondisi seorang salik, terdapat tiga pendekatan:

Pertama, Khauf (takut) yang bersifat umum. Dan takut ini adalah takut dari siksaan Ilahi dimana lantaran serangan yang ia dapatkan dari Tuhannya membuat ia stress dan depresi. Allah Swt berfirman, “Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.” (Qs. Al-Nur [24]:37)

Kedua: Khauf (takut) tingkatan menengah dan takut pada tingkatan ini adalah takut kepada makar Ilahi dimana orang-orang yang melakukan amalan murâqabah dan yang menata hatinya hadir dalam dirinya dzauq (kerinduan), yang menimpa mereka dan senantiasa merasa takut kalau-kalau emanasi Ilahi segera berakhir dan kelezatan hudhur (kehadiran) hilang dari dirinya. Kendati orang-orang yang berdiri pada tingkatan ini mengalami istidrâj (kondisi yang mendekatkan dirinya secara perlahan) yang tertahan dari fayyâdh (emanasi yang banyak) dan hanya merasakan faidh (emanasi tunggal) Ilahi. Allah Swt berfirman, “Dan orang yang takut saat menghadap Tuhan-nya memiliki dua surga.” (Qs. Al-Rahman [55]:46)

Ketiga, takutnya orang-orang besar dan pemilik hati. Takutnya mereka adalah kepada pengagungan Allah Swt yang menyaksikan keindahan Sang Kinasih dan terkuasai oleh rasa takjub dan heran. Dan pada keindahan Jamal-Nya, Jalaliyah-Nya muncul. Dengan Jamal,  Kamal-Nya menjelma.

Dengan demikian kondisi orang-orang khusus (khas) dan awliya (para wali) adalah kondisi yang tidak dimilik orang lain. Takut yang diperoleh sebagai hasil dari penyaksian jalal  Tuhan, manifestasi seluruh nama-nama Ilahi pada hatinya, detik-demi-detik semakin membesar jelmaan-Nya dan hanyut dalam kelezatan ruhani. Takut sedemikian tidak berseberangan dengan takut yang disinyalir dalam surah Yunus yang menyatakan, “Ketahuilah para wali Tuhan tiada rasa takut pada mereka juga tidak bersedih hati.”[9]

Karena itu ekspresi kepada pemimpin (maula) kita Imam Zaman Ajf kita berkata: “Salam padamu! Wahai yang menentramkan orang-orang yang takut dari keagungan dan kebesaran Allah Swt.[]

Catatan Kaki

[1]. Allamah Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 71, hal. 360.

[2]. Muhammad Rei Syahri, Mizân al-Hikmah, jil. 3, riwayat no. 5258.

[3]. Muhammad Rei Syahri, Mizân al-Hikmah, jil. 3, riwayat no. 5178.

[4]. Ibid, riwayat no. 5195.

[5]. Mulla Ahmad Naraqi, Mi’raj al-Sa’âdah, bab empat, barisan kelima, maqam ketiga, khauf Ilahi.

[6]. Sayid Hamid Husaini, Muntakhâb Mizân al-Hikmah, riwayat no. 2000.

[7]. Khaja Abdullah Anshari, Shad Maidân, Maidân-e 33, hal. 36.

[9]. Imam Khomeini Qs, Syarh-e Cihil Hadits (40 Hadits), hal-hal. 230-231.

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB

May 20, 2022

Hamzah bin Abdul Mutthalib dengan gelar Asadullah, Asadur-Rasulullah dan Sayyidu Syuhada adalah paman Nabi dan merupakan salah seorang syahid perang...

MILAD MUHAMMADIYAH ke-109
Galeri

MILAD MUHAMMADIYAH ke-109

November 18, 2021

Keluarga Besar*Islamic Cultural Center Jakarta*mengucapkanSelamat dan Sukses atas*MILAD MUHAMMADIYAH ke-109*18 November 1912 - 18 November 2021

Mahdawiyah

Mengenal Ajaran-ajaran Mahdawiyah adalah Satu Kebutuhan Terpenting Saat Ini!

May 4, 2021

ICC Jakarta - Memahami Mahdisme dan kebutuhan masyarakat internasional akan Mahdisme adalah salah satu masalah penting yang harus diperhatikan di...

Mahdawiyah

Resensi Buku: Al-Muntazhar: Kumpulan Hadis-Hadis Al-Mahdy

May 3, 2021

ICC Jakarta - Sebagaimana disebutkan oleh penerjemah, kitab setebal 48 halaman ini merupakan pengajaran hadis-hadis mengenai Imam Mahdi dari K.H....

Mahdawiyah

Geliat Memperkenalkan Doktrin Mahdiisme melalui Konferensi Internasional dari Iran ke Indonesia

May 3, 2021

ICC Jakarta - Mahdiisme adalah etape akhir dari gerakan Anbiyak yang telah ditutup oleh nabi pamungkas, Baginda Nabi Muhammad saw...

Mahdawiyah

Konsep Al Mahdi di Alkhairaat Palu

May 3, 2021

ICC Jakarta - Kabar kemunculan Imam Mahdi di akhir zaman sesungguhnya tidaklah khas Syi'ah, yaitu keyakinan akan datangnya kembali Imam...

Next Post

Hujjah Ilahi Adalah Penjelas dan Penafsir al-Qur'an

Ayat-ayat al-Qur'an tentang Pemerintahan Ilahi

Islam Kita Menyatukan, Bukan Memecah Belah Umat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist