ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Malam Al-Qadr dan Akhir Hayat Terbaik Amirul Mukminin

by admin
April 13, 2023
in Akhlak
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Pemimpin kaum beriman, Ali bin Abi Thalib a.s., dilahirkan di dalam Ka’bah dengan mukjizat terbelahnya dinding Ka’bah. Setelah lebih dari 1400 tahun, jejak terbelahnya dinding Ka’bah ini pun masih dapat disaksikan secara langsung pada kiblat kaum Muslimin.

Lantas bagaimanakah kiranya akhir hayat Sang Putra Ka’bah ini?

Salah satu zikir yang dianjurkan pada malam Al-Qadr ini (19, 21 dan 23 Ramadan) adalah pelaknatan terhadap pembunuh Imam Ali a.s. Dialah Abdurrahman bin Muljam, manusia paling sial dari awal hingga akhir manusia.

Apakah terlintas dalam pikiran seseorang di antara kita untuk merenungkan sosok pembunuh Imam Ali a.s. ini? Padahal dia salah satu tema terpenting yang wajib kita renungkan pada malam Al-Qadr seperti ini.

Lantas bagaimana mungkin peristiwa akhir hayat sosok agung Imam Ali a.s. ini menjadi sebuah peristiwa yang mengejutkan setelah peristiwa agung saat kelahirannya?

Tidakkah imam agung yang dikehendaki Allah untuk dilahirkan di dalam Ka’bah ini meninggalkan pesan untuk umatnya melalui peristiwa syahadahnya?

Pada saat yang sama, tidakkah Allah Swt hendak membuka mata kita tentang sosok pembunuh Imam Ali a.s. seolah Dia berfirman, “Perhatikanlah siapa pembunuh pemimpin kaum beriman!”

Karena itu, sepatutnya bagi kita untuk merenungkan tema “akhir hayat terbaik” yang merupakan bagian inti dari hal-hal yang harus dilakukan pada malam ini. Malam-malam yang merupakan malam perenungan tentang akhir hayat terbaik pada dua sisi.

Sisi pertama adalah Ibnu Muljam yang pada mulanya adalah salah satu sahabat dan pendukung setia Amirul Mukminin a.s., namun kemudian berbalik arah menjadi pembunuhnya.

Sisi kedua adalah Imam Ali a.s. itu sendiri yang pernah memperoleh kabar dari Rasulullah Saw tentang akhir hayatnya.

Suatu malam di bulan Ramadan, Rasulullah Saw menangis, lalu Imam Ali bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis, wahai Rasulullah Saw?”

Rasulullah Saw menjawab, “Hai Ali, aku menangis karena peristiwa yang akan menimpamu pada bulan seperti ini. Seolah-olah aku menyaksikanmu sedang salat kepada Tuhanmu… lalu seseorang menebasmu dari dekatmu sehingga darah terkucur hingga janggutmu.”

Ali bertanya kembali, “Wahai Rasulullah, apakah kala itu aku dalam keadaan berpegang teguh pada agamaku?”

Rasulullah Saw menjawab, “Ya. Engkau berpegang teguh pada agamamu.” (al-Amali, Syekh as-Saduq, h. 93)

Perhatikanlah pribadi yang haknya dituturkan oleh Imam Ja’far as-Sadiq a.s., “Ali pembagi surga dan neraka.” (Tafsir al-Qummi, j. 2, h. 234) Bagaimana mungkin sosok yang digambarkan sebagai penentu ahli surga dan neraka saja masih mengkhawatirkan akhir hayatnya?

Sementara bila kita merenungkan periode awal kehidupan sang pembunuh terkutuk, Ibnu Muljam, barulah kita pantas mencemaskan akhir hayat kita!

Pada malam ini, ketika kita menyaksikan Amirul Mukminin a.s. dan kecemasannya pada akhir hayatnya, pada saat yang sama, kita harus mencemaskan diri kita setelah menyaksikan akhir hayat buruk dari Ibnu Muljam. Seseorang yang pada periode awal merupakan seorang yang baik, namun berakhir sebagai orang tersial dari kelompok pertama hingga kelompok terakhir.

Ibnu Muljam bukanlah termasuk kelompok awam dan pandir. Dia termasuk pelantun, guru dan ahli Al-Quran. Dia memiliki rumah yang luas di Madinah sebagai tempat diskusi dan pembelajaran Al-Quran bagi masyarakat di sekitarnya.

Pada bulan musim semi Al-Quran ini, Allah Swt hendak memberi pelajaran kepada kita tentang sosok Ibnu Muljam agar hati kita tidak merasa puas dan nyaman dengan akhir hayat kita.

Usai menerima baiat dari masyarakat sebagai khalifah ke-4, Imam Ali a.s. mengirimkan surat kepada Gubernur Yaman agar meminta baiat dari penduduk setempat dan mengirimkan sepuluh putra terbaik Yaman kepada Imam Ali a.s.

Imam Ali a.s. berkata, “… Dan kirimkanlah kepadaku sepuluh orang yang paling cerdas, fasih, dan tepercaya dari mereka yang kelak akan menjadi bala bantuan terkuat yang baik pemahamannya, keberaniannya, makrifat kepada Allah, berpengetahuan agama, dan berpikiran jernih.” (Bihar al-Anwar, j. 42, h. 260)

Gubernur Yaman pun melaksanakan perintah Imam Ali a.s. dengan memilih seratus dari mereka. Lalu diseleksi menjadi tujuh puluh, lalu tiga puluh dan seleksi terakhir hingga sepuluh orang. Di antara sepuluh orang terbaik itu adalah Abdurrahman bin Muljam al-Muradi.

Sepuluh orang ini menghadap kepada Imam Ali a.s. seraya mengucapkan salam dan selamat sebagai khalifah kaum Muslimin. Imam Ali a.s. membalas salam dan menyambut mereka. Ibnu Muljam pun maju ke hadapan Imam Ali a.s. seraya berkata, “Salam atasmu wahai imam yang adil, sang purnama, singa pemberani, pahlawan petarung sejati, dan penghulu para penunggang.”

Usai Ibnu Muljam menebas Amirul Mukminin dan dibelenggu oleh para sahabat Imam, Imam Ali a.s. bertanya kepadanya, “Apakah aku seburuk-buruk pemimpin bagi Anda sehingga Anda membalasku seperti ini? Bukankah aku pernah menjadi temanmu, mendahulukanmu dari yang lain, berbuat ihsan kepadamu, melebihkan jatahmu? Bukankah orang-orang mengatakan tentang dirimu begini dan begitu, tetapi aku membiarkanmu dan aku tetap menganugerahkanmu pemberianku?”

Amirul Mukminin Ali a.s. mengasihi Ibnu Muljam sebagaimana terekam pada lembaran sejarah, “Ketika mereka bertekad untuk memberontak, Ibnu Muljam sakit keras. Mereka berangkat dan meninggalkannya. Setelah sembuh, Amirul Mukminin mendatanginya. Dia tidak meninggalkannya siang dan malam. Imam menjamin kebutuhannya, memuliakannya, mengundang ke rumahnya, dan mengakrabinya,” (Bihar al-Anwar, j. 42, h. 262)

Pada majelis spiritual malam-malam Ramadan ini, boleh jadi Anda senang saat menyaksikan seorang pemuda biasa hadir dan menangis. Sementara, saya lebih senang menyaksikan pemuda yang taat beragama hadir dan menangis.

Boleh jadi Allah mengampuni pemuda biasa itu. Tetapi Anda patut mencemaskan para pemuda yang taat beragama tentang bagaimana akhir hayat mereka kelak.

Sebab Amirul Mukminin a.s. berkata, “Betapa banyak yang gemar melakukan dosa, namun berakhir dengan kebaikan. Sementara betapa banyak pula yang gemar melakukan amal kebajikan yang dirusak pada akhir hayatnya menjadi penghuni neraka.” (Tuhaf al-‘Uqul, h. 91)

Orang-orang yang taat beragama tetapi tidak merintih kepada Allah, mereka berada dalam sasaran bahaya. Saya tidak khawatir dengan orang-orang yang suka di jalanan, tetapi saya mencemaskan orang-orang yang taat beragama tetapi tidak menangis dan takut kepada Allah.

Malam ini adalah malam kesedihan dan rintihan orang-orang yang taat beragama kepada Allah. Sudah sepatutnya kita merenungkan bagaimana akhir hayat kita di malam al-Qadr ini.

 

admin

admin

Related Posts

Sayangilah Orang Tuamu Seperti Engkau Menyayangi Dirimu Sendiri
Akhlak

Sayangilah Orang Tuamu Seperti Engkau Menyayangi Dirimu Sendiri

September 1, 2025

(Refleksi Akhlak Islami dalam Kehidupan Sehari-hari dan Kesehatan Mental) Pendahuluan Dalam kehidupan modern yang serba cepat ini, tidak sedikit orang...

Semua Mukmin Bersaudara: Menjaga Persatuan dalam Islam Menurut Surah Al-Hujurat   
Akhlak

Semua Mukmin Bersaudara: Menjaga Persatuan dalam Islam Menurut Surah Al-Hujurat  

August 28, 2025

Persaudaraan dalam Islam: Landasan dari Alquran Islam menegaskan bahwa seluruh orang mukmin adalah bersaudara. Ikatan ini bukan hanya sekadar persahabatan...

Nilai-Nilai Insaniah dalam Islam: Jalan Menuju Kesempurnaan Manusia
Akhlak

Nilai-Nilai Insaniah dalam Islam: Jalan Menuju Kesempurnaan Manusia

August 26, 2025

  Pendahuluan Setiap manusia diciptakan dengan dua sisi: diri hewani dan diri insani. Diri hewani mewakili kebutuhan jasmani seperti makan,...

Penyucian Jiwa dan Falsafah Kenabian: Inti Pembinaan Diri dalam Islam
Akhlak

Penyucian Jiwa dan Falsafah Kenabian: Inti Pembinaan Diri dalam Islam

August 25, 2025

Pendahuluan Setiap agama memiliki ajaran moral, tetapi Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). Ajaran ini...

Etika Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam
Akhlak

Etika Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam

August 22, 2025

Krisis Lingkungan: Masalah Kita Bersama Dunia hari ini menghadapi krisis lingkungan: perubahan iklim, hutan gundul, polusi, hingga punahnya spesies. Banyak...

Makna dan Dampak Kemaksiatan dalam Kehidupan Manusia Menurut Islam
Akhlak

Makna dan Dampak Kemaksiatan dalam Kehidupan Manusia Menurut Islam

August 20, 2025

Pendahuluan Dalam kehidupan manusia, keamanan, ketenangan, dan ketenteraman merupakan dambaan setiap individu maupun masyarakat. Islam, melalui penerapan hukum Allah Swt,...

Next Post
Gema Hikmah Ramadhan 22: KAJIAN RAMADHAN 1444 H LAILATUL QADR III (Hakikat Lailatul Qadr.)

Gema Hikmah Ramadhan 22: KAJIAN RAMADHAN 1444 H LAILATUL QADR III (Hakikat Lailatul Qadr.)

Gema Hikmah Ramadhan 23 : MEMBACA ISRAEL DALAM LANSKAP PERDAMAIAN DUNIA

Gema Hikmah Ramadhan 23 : MEMBACA ISRAEL DALAM LANSKAP PERDAMAIAN DUNIA

MEMBACA ISRAEL DALAM LANSKAP PERDAMAIAN DUNIA

MEMBACA ISRAEL DALAM LANSKAP PERDAMAIAN DUNIA

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist