ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Malam Kelima Muharram di ICC Jakarta: Mengenang Muslim bin Aqil, Mengenal Imam Husain as

by admin
June 30, 2025
in Berita
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta kembali menyelenggarakan Majelis Duka Muharram 1447 H pada malam kelima, Senin, 30 Juni 2025. Rangkaian kegiatan malam itu diawali dengan sambutan oleh Ustaz Hasan Shahab yang mengajak hadirin merenungi kedudukan Muharram sebagai bulan duka. Beliau menyampaikan bahwa orang-orang yang hadir dalam majelis ini termasuk yang dipilih Allah Swt. untuk memperingati kesyahidan Imam Husain as., keluarga, dan sahabat-sahabat beliau. Dalam berbagai riwayat disebutkan, setetes air mata yang jatuh karena cinta dan duka kepada Imam Husain as. dapat menghapus dosa besar dan menjadi jalan menuju surga.

Setelah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz Ikrom Muzadi, ceramah utama disampaikan oleh Ustaz Fuad Al-Hadi. Beliau mengurai tema malam itu dalam tiga bagian penting: tentang dasar keyakinan (nash), tentang kedalaman mengenal sosok Imam Husain as. (ma‘rifat), dan tentang jalan perjuangan yang dibawa beliau (manhaj imamah). Ketiganya dirangkai dalam satu alur pemahaman yang menggugah hati dan membangkitkan kesadaran ruhani.

Menurut beliau, ketika membahas Muharram, yang perlu dijadikan titik tolak bukan sekadar logika sosial atau kajian sejarah, tapi landasan utama yang disebut nash—yaitu teks dan ketetapan langsung dari wahyu. Dalam Surah At-Taubah disebutkan bahwa dari dua belas bulan dalam setahun, Allah Swt. memilih empat bulan suci, dan Muharram adalah salah satunya. Kesucian ini tidak terlepas dari peristiwa besar yang terjadi di dalamnya. Sebagaimana Mekkah menjadi kota suci karena Ka‘bah, dan Madinah menjadi suci karena pusara Nabi saw., maka Muharram menjadi agung karena peristiwa Karbala.

Keagungan Muharram, kata Ustaz Fuad, bukan semata karena selamatnya Nabi Nuh as. dan Nabi Musa as., tapi karena Imam Husain as. memilih bulan ini untuk menyerahkan seluruh hidup beliau demi mempertahankan nilai-nilai kebenaran. Dari sinilah makna besar Muharram memancar: bukan hanya soal waktu, tapi soal perjumpaan hamba paling mulia dengan Tuhannya dalam bentuk pengorbanan yang tak tertandingi.

Beliau lalu mengajak hadirin merenungi siapa sebenarnya Imam Husain as. Beliau bukan hanya tokoh sejarah, tetapi cahaya yang menyinari jalan orang-orang beriman. Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa langit, bumi, ruh, jin, dan malaikat semuanya menangisi Imam Husain as. Doa Ziarah Asyura menyebutkan bahwa seluruh makhluk langit turut berduka atas tragedi Karbala. Ketika Nabi Zakaria as. mendengar nama Imam Husain as., beliau menangis karena tahu musibah besar yang akan menimpa cucu Rasulullah saw. Hal ini bahkan tersirat dalam Surah Maryam.

Ustaz Fuad juga menyinggung Surah Al-Fajr yang sering dibaca oleh umat. Di awal surah itu, Allah bersumpah dengan waktu subuh dan malam-malam yang sepuluh. Menurut sebagian penjelasan, malam-malam itu merujuk pada sepuluh malam pertama di bulan Muharram—waktu yang diberkahi dan sarat makna. Malam-malam ini bukan malam biasa. Ia menjadi ruang untuk melembutkan hati, tempat bertobat bagi para pendosa, dan saat terbaik bagi mereka yang ingin menata kembali hubungan dengan Allah Swt. melalui tangisan dan zikir yang tulus.

Dalam ceramahnya, Ustaz Fuad menyebut bahwa jalan perjuangan Imam Husain as. adalah jalan imamah—yaitu kepemimpinan spiritual yang diwariskan secara suci. Rasulullah saw. dimusuhi karena membawa risalah, Imam Ali as. dimusuhi karena wilayah, dan Imam Husain as. dimusuhi karena memikul amanat imamah. Beliau tidak sekadar dibunuh, tapi dikorbankan demi mempertahankan ajaran Islam yang hakiki. Imam Husain as. adalah pribadi yang semua Imam maksum menautkan diri kepadanya. Rasulullah saw. bersabda, “Husain dariku dan aku dari Husain.” Ini bukan sekadar pernyataan kasih sayang, melainkan pengakuan tentang hubungan batin dan ruhani yang mendalam.

Bahkan dalam peristiwa Mi‘raj, Rasulullah saw. melihat tulisan di Arsy bahwa Imam Husain as. adalah pelita hidayah dan bahtera keselamatan. Risalah yang dibawa Nabi saw. tetap hidup karena darah beliau. Maka orang yang ingin mengenal Islam dengan benar, tidak akan bisa melangkah tanpa mengenal Imam Husain as.

Penjelasan mendalam juga diberikan mengenai tanah Karbala. Tanah ini bukan tanah biasa. Ia satu-satunya yang diperbolehkan dimakan untuk kesembuhan, dan menjadi tempat sujud yang mampu menembus tirai-tirai kegelapan akibat dosa atau keangkuhan ilmu. Imam Ali as. pernah menciumi tanah Karbala dan salat di atasnya. Dalam riwayat disebutkan bahwa menziarahi Imam Husain as. di Karbala setara dengan menziarahi Allah Swt. di Arsy-Nya. Bahkan tasbih yang dibuat dari tanah ini memiliki nilai yang berbeda di sisi Allah Swt.

Sebelum menutup ceramah, Ustaz Fuad menyampaikan dua maqam penting: maqam pecinta dan maqam penolong. Tidak cukup sekadar mencintai Imam Husain as., seseorang juga harus menyiapkan dirinya untuk menjadi penolong beliau. Ini bukan maqam yang datang begitu saja, tapi harus dilatih melalui keteguhan, keberanian, dan kesetiaan yang tulus. Di sinilah pentingnya mengenang Muslim bin Aqil pada malam kelima Muharram.

Muslim bin Aqil bukan seorang maksum, tapi keteguhan dan amalnya mencerminkan keteladanan maksum. Beliau diutus Imam Husain as. ke Kufah sebagai pembawa amanat akidah. Sebelum berangkat, Imam Husain as. memeluk beliau sebanyak tiga kali dan menangis. Ketika sampai di Kufah, awalnya beliau disambut dengan hangat oleh rakyat. Namun begitu ancaman penguasa datang, semua orang mundur. Rumah-rumah tertutup, dan Muslim bin Aqil hanya ditampung di satu rumah kecil. Dalam keadaan terkepung dan kalah jumlah, beliau tetap melawan dengan gagah hingga akhirnya tertangkap.

Di istana Ibn Ziyad, Muslim bin Aqil sempat meminta air, namun saat air disodorkan kepadanya, gigi beliau patah dan darah bercampur dalam air. Beliau menolak meminumnya. Sebelum dieksekusi, Muslim bin Aqil menghadap ke arah Mekkah dan mengucapkan salam kepada Imam Husain as. Dalam riwayat disebutkan, Imam Husain as. yang saat itu masih dalam perjalanan mendengar salam tersebut. Beliau berhenti, turun dari kuda, meneteskan air mata, dan menjawab salam itu. Sebuah momen yang mempertemukan dua jiwa mulia yang terpaut oleh cinta dan kesetiaan, meskipun jasad mereka terpisah oleh jarak.

Majelis malam itu ditutup dengan pembacaan maktam oleh Alfatih Syubair dan Muhammad Ali Haddad, lalu doa penutup oleh Ustaz Fuad Al-Hadi.

admin

admin

Related Posts

Direktur ICC dalam Khutbah Jumat: Ajak Jamaah Menuntut Ilmu, Teladani Imam Sajjad AS, dan Umumkan Pemberian Cinderamata
Berita

Direktur ICC dalam Khutbah Jumat: Ajak Jamaah Menuntut Ilmu, Teladani Imam Sajjad AS, dan Umumkan Pemberian Cinderamata

July 11, 2025

Direktur Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, melalui khutbah Jumat yang disampaikan dengan penerjemahan oleh Ustaz Umar Shahab, mengajak seluruh jamaah...

Asyura 2025: Menjaga NKRI, Membela Palestina, Mewarisi Husein
Berita

Asyura 2025: Menjaga NKRI, Membela Palestina, Mewarisi Husein

July 8, 2025

Ribuan orang menghadiri Peringatan Asyura Jabodetabek 1447 Hijriah yang digelar di sebuah gedung acara di bilangan Jakarta Timur pada Minggu,...

Malam Kesepuluh Muharram di ICC Jakarta: Refleksi Syaikh Mohammad Sharifani atas Kedudukan Imam Husain as. dalam Tatanan Penciptaan
Berita

Malam Kesepuluh Muharram di ICC Jakarta: Refleksi Syaikh Mohammad Sharifani atas Kedudukan Imam Husain as. dalam Tatanan Penciptaan

July 5, 2025

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta kembali menyelenggarakan Majelis Duka Muharram pada malam kesepuluh 1447 Hijriah, bertepatan dengan Sabtu, 5 Juli...

Majelis Duka Malam Kesembilan Muharram di ICC Jakarta: Karbala sebagai Sistem Nilai
Berita

Majelis Duka Malam Kesembilan Muharram di ICC Jakarta: Karbala sebagai Sistem Nilai

July 4, 2025

Pada Jumat malam, 4 Juli 2025, ICC Jakarta menyelenggarakan Majelis Duka menyambut malam kesembilan Muharram 1447 H. Rangkaian acara dimulai...

Peringatan Aza Ali Asghar di ICC Jakarta: Spirit Karbala dalam Bingkai Keluarga
Berita

Peringatan Aza Ali Asghar di ICC Jakarta: Spirit Karbala dalam Bingkai Keluarga

July 4, 2025

Peringatan Aza Ali Asghar khusus untuk kalangan akhwat dan anak-anak digelar pada Jumat, 4 Juli 2025, di Aula Husainiyah Islamic...

Peringatan Aza Ali Asghar di ICC Jakarta: Syaikh Sharifani Tegaskan ICC sebagai Rumah bagi Pengikut Ahlulbait
Berita

Peringatan Aza Ali Asghar di ICC Jakarta: Syaikh Sharifani Tegaskan ICC sebagai Rumah bagi Pengikut Ahlulbait

July 4, 2025

Peringatan Aza Ali Asghar khusus untuk kalangan akhwat dan anak-anak diselenggarakan pada Jumat, 4 Juli 2025, di Aula Husainiyah Islamic...

Next Post
Majelis Malam Keenam Muharram di ICC Jakarta: Kebangkitan Imam Husain as dan Yazidisme Abad Ini

Majelis Malam Keenam Muharram di ICC Jakarta: Kebangkitan Imam Husain as dan Yazidisme Abad Ini

Majelis Duka Muharram Malam Ketujuh di ICC Jakarta: Refleksi Spiritualitas dan Kualitas Hidup dari Karbala

Majelis Duka Muharram Malam Ketujuh di ICC Jakarta: Refleksi Spiritualitas dan Kualitas Hidup dari Karbala

Refleksi Malam Kedelapan Muharram di ICC Jakarta: Dari Karbala untuk Keluarga Kita

Refleksi Malam Kedelapan Muharram di ICC Jakarta: Dari Karbala untuk Keluarga Kita

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist