ICC Jakarta – Festival Film Fajr pada 13 periode pertama menjadi ajang kompetisi dan pertunjukan berbagai film Iran yang diproduksi pertahun. Namun sejak tahun 1374 HS (1996), festival tersebut digelar secara internasional dan mengevaluasi serta mengulas film-film layar lebar dunia. Para peserta festival ini bersaing untuk mendapatkan penghargaan bergengsi, Crystal Simorgh.
Sejak tahun 2015 (1393 Hs), festival Film Fajr dibuat dua putaran yang digelar bulan Bahman yang bertepatan dengan Februari untuk kategori film nasional, dan bulan April untuk kategori internasional.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, festival film Fajr dibagi dalam beberapa kategori antara lain: “Soda-ye Simorgh”, “Negah Nou” (Perspektif Baru), Sinema Haghighat (Dukumenter), “Honar va Tajribeh” (Seni dan Pengalaman), film pendek, dan animasi. Dewan juri yang terdiri dari tujuh orang pelaku sinema kawakan memperkenalkan seluruh nominator di akhir even film terkemuka Iran ini.
Di bagian kompetisi, para peserta berlomba untuk meraih penghargaan Simorgh Blourin, atau Crystal Simorgh. Simorgh adalah nama penghargaan terbaik festival film Fajr yang diberikan kepada para insan sinema Iran yang terpilih di berbagai kategori antara lain: sutradara, penulis naskah, aktor dan aktris, musik, editor, sinematografi, suara, tata rias dan lainnya.
Adapun Simorgh Blourin adalah penghargaan tertinggi dengan mempertimbangkan banyak faktor, terutama dari antusiasme penonton yang menyaksikan film tersebut. Di bagian kategori kompetisi, festival film Fajr menyeleksi dan memberikan penghargaan Soda-ye Simorgh untuk 33 film yang diproduksi selama satu tahun lalu.
Selain itu, festival juga menampilkan sebanyak 12 film untuk kategori non-kompetisi. Kehadiran para pemuda dalam festival film Fajr ke-35 memberi warna lain dari even tahun ini. Para kritikus film menilainya sebagai bentuk antusiasme para pemuda Iran terhadap industri sinema negaranya, sekaligus sebuah optimisme terhadap potensi budaya para pemuda di bidang karya seni sinema.
Film yang masuk nominasi tayang di 31 biskop terkemuka di Tehran, selain ditayangkan di Tehran juga diputar di 30 provinsi Iran yang berlangsung selama 10 hari peringatan kemenangan Revolusi Islam.
Berdasarkan pengumuman dari dewan juri festival film Fajr ke-35, dari sekian banyak film dokumenter yang diproduksi, ada 11 film yang masuk nominasi untuk dipilih sebagai film dokumenter terbaik, dan ditayangkan di berbagai bioskop Iran. Selain itu, festival film Fajr tahun ini juga menyeleksi dan menayangkan film pendek sebagai nominasi film terbaik dalam kategori masing-masing.
Pembukaan festival film Fajr dimulai pada 9 Bahman 1395 Hs di Melad Tower. Pembukaan festival Film Fajr ke-35 berlangsung tepat di hari peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran pada 22 Bahman 1395 Hs atau 10 Februari 2017 di Melad Tower, Tehran.
Melad Tower tercatat sebagai tower tertinggi di Iran dan menempati urutan kedelapan dunia dan keempat tower telekomunikasi. Tower ini memiliki fasilitas lengkap untuk mengelar festival film. Sejak enam tahun lalu sampai kini Melad Tower menjadi istana bagi festival film Fajr dan para kritikus film.
Pada pembukaan tersebut diberikan penghargaan kepada Mohammad Kasebi, untuk kategori aktor, Gholam Reza Mousavi untuk kategori produser, Touraj Mansouri sebagai kameramen, dan Farhad Taouhidi selaku penulis naskah film.
Pada pembukaan festival film Fajr ke-35 juga diberikan penghargaan untuk kategori trailer music, desain poster dan foto film terbaik yang diberikan kepada film “Lantori”, “Fasl Baran-haye Mousemi” dan “Nim Rokh-ha”.
Menteri kebudayaan dan bimbingan Islam Iran dalam pidato sambutan pembukaan festival film Fajr ke-35 mengatakan, Festival film Fajr menjadi momentum untuk mengingatkan tentang gairah, dinamika, energi dan harapan.
“Sinema Iran adalah bahasa yang diterima dan berpengaruh bagi masyarakat yang menunjukkan perannya pada dekade 40 Revolusi Islam melebihi waktu lainnya. Dengan kata lain, masalah sosial tampak jelas muncul di cermin sinema. Sambutan antusias terhadap sinema dewasa ini menunjukkan perhatian terhadap seni. Tingkat produksi dan penjualan produk sinema selama beberapa tahun terakhir menjadi buktinya,” ujar Reza Salehi Amiri.
Sinema Iran di tahun lalu membukukan prestasi gemilang di arena nasional dan internasional. Produksi sinema Iran meningkat pesat mendekati 80 film panjang yang diproduksi selama setahun lalu. Berbagai isu yang beraneka ragam juga tampil seperti: komedi, kriminal, sosial, polisi, keluarga dan perhatian terhadap peran perempuan yang sebagian masuk dalam nominasi di festival film fajr.
Selain itu, sebagian tema yang digarap di sinema Iran tahun lalu mengenai sejarah Iran, termasuk perang pertahanan suci dalam menghadapi agresi militer rezim Baath Irak, dan hasil serta pengaruhnya terhadap bangsa Iran selama bertahun-tahun. Isu tentang pemuda dan remaja juga menjadi perhatian sinema Iran. Keterlibatan sutradara perempuan juga menjadi bagian penting yang direkan dalam festival film Fajr ke-35.
Tahun lalu, sinema Iran menunjukkan prestasinya di pentas internasional. Berdasarkan informasi yang dirilis organisasi sinema Iran, film Iran berhasil meraih 370 penghargaan internasional di tahun 1394 Hs.
Pengamat internasional sinema Iran, Mohammad Atbaie menyodorkan data prestasi sinema Iran. Ia mengatakan, Sinema Iran di tahun 2015 membukukan rekor baru di arena internasional. Film Iran di tahun lalu hadir di festival internasional, dan arena kebudayaan di luar Iran sebanyak 2247 kali. Jumlah tersebut naik 37 persen dibandingkan tahun 2014. Oleh karena itu, tahun 2015 merupakan periode paling sukses dari sinema Iran dengan kehadirannya sebanyak 2247 kali.
Angka tersebut naik dari periode sebelumnya, partisipasi sinema Iran di arena internasional di tahun 1382 Hs sebesar 1800 kali dan di tahun 1397 Hs sebesar 1738 kali. Tingkat partisipasi sinema Iran secara keseluruhan sebesar 32.283 kali, dan dari jumlah tersebut, 31.617 diproduksi pasca kemenangan Revolusi Islam.
Menurut Mohammad Atbaie, Di bagian penghargaan internasional, sinema Iran juga menyabet 370 hadiah internasional yang membukukan rekor baru dengan penambahan 57 persen dibandingkan tahun 2014.
Penghargaan internasional sinema Iran secara total mencapai 3.304 hingga tahun 1394 (2015). Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.152 penghargaan diraih di era pasca kemenengan Revolusi Islam. Dengan demikian, tahun 1394 Hs dengan 37 penghargaan internasional, menjadi tahun paling sukses sinema Iran. Kemudian disusul tahun sebelumnya sebesar 235, dan tahun 1390 Hs sebesar 226 penghargaan.
Selain itu, di bagian kategori juri internasional, sebanyak 42 juri dari Iran hadir dalam festival sinema internasional. Partisipasi aktif dan penghargaan terhadap sinema Iran di tahun 1394 Hs menjadikan tahun ini sebagai periode paling aktif bagi produser film pendek Iran baik di arena nasional dan internasional. Prestasi film pendek di tahun 1994 Hs melampaui apa yang telah diraih film panjang.
Poin menarik lain dari festival film Fajr ke-35 dan laporan mengenai dinamika sinema Iran di tahun sebelumnya menunjukkan minimnya peran institusi pemerintah dalam kategori nasional maupun internasional. Prosentasi peran institusi pemerintah dalam sinema Iran berkisar antara 5 hingga 7 persen, sedangkan sisanya yang sangat besar merupakan aktivitas swasta dan peran aktif masyarakat.
Dalam penutupan fesitival Fajr ke-35 ada momen yang cukup menarik yaitu ketika Sayid Mahmud Razawi tampil ke panggung untuk menerima penghargaan berupa Crystal Simorgh atas film yang dibuatnya “Majara-e Nimruz”, ia membawa serta putri kecilnya yang mengenakan chadurnya. Pemandangan ini sontak dikomentari oleh para netizen dan mereka sangat menyambut langkah positif ini karena telah memperlihatkan haya dan hijab di momen bergengsi ini. []
Sumber: Parstoday