ICC Jakarta – Para Imam Maksum as termasuk Imam Ali as hidup sederhana bak orang miskin. Alasan kesederhanaan mereka adalah ingin menyamakan dengan kehidupan orang yang paling miskin supaya masyarakat tahu bahwa para wali Allah mengenal rasa sakit dan penderitaan mereka dan kemewahan hidup tidak akan bisa menggoda dan menipu para wali Allah. Namun mereka sepakat dengan usaha untuk memenuhi kehidupan yang baik dan mencapai kesejahteraan – itupun dari jalan yang halal-. Sebagai contoh, Imam Ali as kepada putra sulungnya Sayidina Hasan as berkata, “Jangan menyalahkan orang yang berusaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan rezeki yang lebih banyak. Karena orang yang sarana kehidupannya tidak terpenuhi maka ia akan banyak melakukan kesalahan (akan jauh dari jalan yang benar).
Namun musuh Imam Ali as menilai kesederhanaan hidup beliau disebabkan oleh kemiskinannya. Mereka mengejek pakaian jelek Imam Ali dan mencelanya seraya berkata, “Ali benar-benar miskin dan tidak mampu dan tidak bisa memperbaiki kehidupannya…”
Untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang bodoh ini dan untuk membuktikan bahwa untuk mendapatkan rezeki Imam Ali as bukan tidak mampu, kepada pekerjanya yang mengurusi kebun kurmanya, beliau berkata, “Tahun ini jangan berikan kurma-kurma yang ada kepada orang-orang miskin. Tapi juallah kepada para pedangang dan simpanlah uangnya di gudang yang biasanya dipakai untuk menyimpan kurma.”
Sang pekerja ini melaksanakan perintah Imam Ali dan meletakkan uang-uang tersebut ke dalam kantong dan membawanya ke dalam gudang. Kemudian Imam Ali mengirim pesan kepada orang-orang yang mencela beliau sebagai orang yang tidak punya uang, “Datanglah kepadaku pada hari fulan dan pukul sekian karena ada urusan penting!”
Para pemuda Quraisy yang merasa penasaran datang menemui Imam Ali as dan beliau menunjukkan kantong yang penuh dengan uang. Mereka tercengang dan berkata, “Hai Ali! Uang sebanyak ini apa dan datang dari mana?!”
Imam Ali as berkata, “Uang ini adalah milik orang yang kalian anggap benar-benar miskin!”
Ketika Imam Ali as melihat mereka semakin penasaran, beliau berkata, “Uang-uang halal ini adalah hasil dari kerja keras dan melelahkan orang yang kalian katakan tidak mampu dan tidak bisa dan tidak semangat untuk mencari rezeki.”
Kemudian beliau memerintahkan untuk membagikan uang tersebut kepada orang-orang miskin yang setiap tahunnya diberi kurma dan beliau tidak mengambil sedikitpun dari uang itu untuk dirinya sendiri.
Diriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa “Imam Ali as mencangkul tanah dan mengeluarkan nikmat-nikmatnya dengan bercocok tanam… dan dari jerih payahnya beliau membeli seribu budak dan membebaskannya.” (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati) Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ali as