ICC Jakarta – Barzah adalah sebuah alam yang berada di antara dunia dan akhirat . Alam barzah juga disebut dengan alam mitsal atau alam kubur.
Barzah secara etimologi berarti penghalang atau pemisah antara dua hal dan secara istilah adalah jarak pemisah antara akhir kehidupan duniawi mulainya kehidupan ukhrawi.
Menurut sebagian mufasir Syiah, dunia memiliki dua sisi: lahir dan batin. Dunia secara lahir dinamakan sebagai alam mulk, yaitu dunia materi, tempat manusia hidup di dalamnya. Sedangkan dunia secara batin adalah dinamakan alam barzah yang memiliki ciri-ciri seperti alam dunia yaitu bentuk dan ukuran, warna dan baunya, tidak memiliki materi atau bobot sebagaimana seseorang bermimpi.
Al-Quran mengulang kata barzah sebanyak 3 kali (QS. Furqan:53, Al-Rahman:20, Mukminun:100) namun hanya surah Mukminun yang memiliki makna yang sesuai dengan pembahasan ini:
حَتَّى إِذَا جَاء أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّی أَعْمَلُ صَالِحًا فِیمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ
هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى یوْمِ یبْعَثُونَ
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:” Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia ), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Mukminun: 100)
Dalam ayat ini, Al-Quran setelah menjelaskan ketidakpantasan permohonan sebagian manusia yang ingin kembali ke dunia dikatakan bahwa di depan kelompok ini ada sebuah penghalang sampai hari kiamat dan ibarat “ila yaumi yub’atsun” menceritakan bahwa yang dimaksud adalah barzah, yaitu jenjang antara dunia dan akhirat yang akan dilalui oleh setiap manusia sebelum terjadinya hari kiamat.
Penjelasan alam barzah menurut al-Quran selain (QS al-Mukminun: 100) yang menjelaskan tentang keberadaan barzah, sebagian ayat-ayat juga tanpa menyebutkan kata barzah telah menetapkan dan membuktikan keberadaannya. Ayat-ayat ini berbicara dan mengabarkan bahwa para syuhada itu hidup.
Ayat-ayatnya adalah sebagai berikut:
وَ لا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْواتاً بَلْ أَحْياءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (QS.Ali Imran:169)
وَ لَا تَقُولُوا لِمَن یُقتَلُ فِی سَبِیلِ اللهِ أموَاتٌ بَل أحیَاءٌ وَ لَکِن لَا تَشعُرُون
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS.Al-Baqarah:145)
Menurut ayat-ayat Al-Quran Barzah tidak hanya dikhususkan bagi para syuhada akan tetapi alam ini juga disediakan juga untuk para kafir yang membangkang sebagaimana fir’aun dan para pengikutnya sebagaimana yang dimuat dalam surah Al-Mukminun, Allah berfirman:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْها غُدُوًّا وَ عَشِيًّا وَ يَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذابِ
Mereka (Fir’aun dan para pengikutnya) setiap pagi dan petang berada di depan api dan ketika hari kiamat berlangsung, keluar perintah untuk menyiksa keluarga Fir’aun dengan seberat-beratnya siksaan. (QS Al-Ghafir: 46)
Ayat dengan begitu jelas menceritakan tentang sebuah siksaan sebelum siksaan hari kiamat, itulah azab atau siksaan di alam barzah.
Sebagian riwayat menjelaskan bahwa alam barzah juga memiliki surga dan neraka tersendiri sebagai tempat untuk mendapatkan balasan atas amal perbuatan mereka.
Nabi yang mulia Saw bersabda:
القبرُ امّا روضةُ من ریاض الجنّة او حفرة من حُفَر النار
Kuburan (barzah) adalah kebun dari kebun-kebunnya surga atau jurang dari jurang-jurangnya neraka.
Ada riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa manusia pada awal memasuki alam barzah mulai mendapatkan perhitungan dan kepada mereka ditanyakan tentang keyakinan dan amal perbuatan mereka. Perhitungan ini dalam beberapa riwayat dikenal dengan “pertanyaan di alam kubur.
Ruh manusia setelah kematiannya bergantung pada badan mitsali atau barzah. Badan mitsali, adalah badan yang bentuk dan sifatnya bukanlah badan materi namun dari sebagian ciri-cirinya memiliki ciri-ciri materi seperti bentuk dan ukuran dan dalam hal ini sama mirip dengan badan alami seseorang.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari badan mitsali atau barzah kita bisa menggambarkan keadaan tersebut pada gambaran-gambaran ketika seseorang mengalami mimpi. Dan tidak diragukan lagi bahwa gambaran-gambaran tersebut bukanlah materi dan sama sekali tidak mengambil tempat dan ruang dan tidak memiliki bobot dan timbangan; namun dengan demikian masih memiliki bentuk dan ukuran dan bentuk serupa dengan bentuk-bentuk materi lainnya.[]