ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Resensi
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Peran Agama Dalam Mencegah Timbulnya Kejahatan

by admin
Januari 4, 2019
in Teologi
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, agama menjadi perhatian serius pakar psikiater dan dinilainya sebagai faktor penting yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bahkan mereka menyebut agama sabagai faktor utama bagi kesehatan jiwa seseorang dan masyarakat. Beragama memiliki dua dampak, individu dan sosial. Dalam tataran individu, agama memberikan pemahaman yang benar terkait kematian dan keselamatan jiwa, juga memberikan ketenangan jiwa, makna serta kerelaan terhadap kehidupan.

Adapun di tingkat sosial, agama memberikan dampak besar seperti menciptakan rasa persahabatan, keselarasan sosial dan rasa bertanggung jawab serta mengurangi tindak kriminal. Pada kesempatan kali ini kami akan mengajak anda mengkaji bersama sebuah pertanyaan, metode apa yang digunakan agama sehingga berhasil menumbuhkan hal ini dalam diri manusia. Bahkan ketika manusia sendiri dan jauh dari pengawasan sesamanya, ia pun enggan melakukan kejahatan.

Imam dan keyakinan terhadap Tuhan yang dimiliki manusia merupakan kekuatan yang menjaganya dari ketergelinciran dalam perbuatan maksiat dan kejahatan. Terkait hal ini Syahid Murtadha Mutahhari mengatakan,”Semakin besar keimanan seseorang maka ia semakin mengingat Tuhan dan semakin manusia mengingat Tuhan, semakin kecil pula ia melakukan maksiat. Perintah ibadah diturunkan untuk membuat manusia senantiasa mengingat Tuhan sehingga mereka semakin berpegang teguh pada akhlak mulia serta hukum Tuhan.”

Iman kepada Tuhan dan Hari Kiamat termasuk metode ideologi yang digunakan Islam serta menyebutnya sebagai faktor penting dalam mencegah kejahatan dan perbuatan dosa. Yang dimaksud beriman kepada Tuhan adalah beriman kepada Tuhan pemilik manusia dan alam semesta serta satu-satunya sesembahan yang layak, Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Manusia dengan keimanannya senantiasa bersama Tuhan. Dunia dalam pandangan mereka yang beriman merupakan bukannya sekumpulan anasir yang mati dan tidak memiliki tujuan, namun merupakan sekumpulan sistem yang terencana dan memiliki tujuan.

Mereka yang meyakini Tuhan tidak akan terbelenggu pada kehidupan yang sia-sia. Iman kepada Tuhan menumbuhkan pandangan positif dalam diri manusia dan pandangan positif ini mendorong mereka untuk melakukan perbuatan baik serta menjahui perbuatan buruk. Iman kepada Tuhan ibarat pohon bagi tumbuhnya ruh para ahli tauhid. Ketika manusia menanamkan benih penghambaan dalam dirinya maka ia akan menanti buah indah dari usahanya tersebut. Buah dari penghambaan kepada Tuhan adalah kejujuran, keadilan, keikhlasan, pengorbanan dan sifat memaafkan. Ini merupakan ciri-ciri dari kesehatan mental dan keseimbangan perilaku.

Keistimewaan seperti ini tentu akan mencegah manusia dari perbuatan buruk dan jahat. Iman kepada Tuhan dan mengingat-Nya merupakan kebutuhan fitrah manusia serta tumbuh dari rasa manusia untuk mencari Tuhan. Ketika manusia lalai dari kebutuhan dasar (fitri) tersebut dan lupa mengingat Tuhan maka ia akan menderita ketidakseimbangan dalam dirinya. Kondisi ini menjadi peluang bagi manusia untuk melakukan tindak kriminal dan kejahatan. Oleh karena itu, salah satu dampak paling nyata dari keimanan kepada Tuhan adalah keselamatan jiwa dan keseimbangan dalam berperilaku yang mencegah manusia melakukan perbuatan dosa.

Iman kepada Hari Akhir  dan pembalasan merupakan bagian dari ideologi agama yang mampu membantu manusia untuk menghindari perbuatan dosa. Arti dari iman kepada Ma’ad (Hari Akhir) adalah keyakinan bahwa setelah mati, manusia dengan izin Tuhan akan dibangkitkan kembali dan menghadapi pengadilan Ilahi. Kitab catatan perbuatan manusia dibentangkan dihadapan mereka. Manusia saat itu akan menyaksikan seluruh perbuatan baik dan buruknya, yang besar maupun kecil sepanjang hidupnya.

Allamah Tabatabai, filosof dan ahli tafsir Iran terkait hal ini mengatakan,”Manusia yang meyakini Hari Akhir senantiasa menyadari bahwa setiap perbuatannya di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Mengetahui. Ia mengetahui bahwa suatu hari akan datang saat di mana seluruh amal perbuatannya diperhitungkan dengan adil. Keyakinan akan proses pengadilan yang adil ini tidak akan mampu dilakukan oleh ratusan ribu polisi maupun agen rahasia, kerena mereka ini melakukan pekerjaan dari luar, namun pengawasan Tuhan adalah kontrol internal di mana tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari pengawasannya.”

Ketika seseorang meyakini akan hari akhir dan memandang dirinya harus bertanggung jawab nanti dihadapan Tuhan, ia senantiasa akan menjaga setiap amal perbuatannya. Dalam kondisi seperti ini ia tidak membutuhkan polisi untuk mengawasi setiap tindakannya. Perbuatan terang-terangan atau rahasi baginya sama saja dan ia selalu menjaga hak masyarakat demi kerelaan Tuhan  serta tidak melampaui hak dalam bertindak.

Di Islam setiap perbuatan ibadah merupakan kinerja yang mampu mencegah manusia untuk melakukan perbuatan maksiat. Kewajiban seperti shalat, haji, khumus, puasa, zakat dan amar makruf dan nahi munkar mampu menjauhkan manusia dari perbuatan buruk. Di surat Ankabut ayat 45 Allah Swt berfirman,”Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Terkait puasa dan haji, ibarat yang digunakan al-Quran serta hadis tak jauh berbeda. Khumus, zakat dan ibadah lainnya berdampak sangat positif bagi manusia seperti menumbuhkan sifat tidak tergantung terhadap dunia dan  kesucian diri. Perintah Islam kepada manusia untuk melakukan amar makruf  dan nahi munkar sejatinya membantu manusia untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam dirinya terhadap perilaku menyimpang orang lain. Ia akan menjaga masyarakatnya baik dengan lisan maupun tindakan. Dengan demikian ia mampu mencegah maraknya kejahatan di lingkungannya.

Sejumlah amalan ibadah selain berdampak positif bagi jiwa seseorang juga berimbas ke tataran sosial. Dengan kata lain, amalan ibadah selain memiliki dimensi individu, juga memiliki dampak sosial. Sebagai contoh, zakat dan khumus atau infak serta sedekah dan wakaf mampu memenuhi kebutuhan mereka yang kekurangan dengan syarat penyalurannya dilakukan dengan benar. Jaminan terhadap kebutuhan mereka yang membutuhkan merupakan faktor penting pencegah timbulnya kejahatan di tengah masyarakat. Dalam hal ini peran pemerintah tidak boleh dilupakan, karena pemerintah memiliki kewajiban menyiapkan kesempatan dan peluang untuk menyelesaikan berbagai kesulitan yang timbul, sebuah kesulitan yang biasanya berujung pada tindak kejahatan.

Penetapan hukuman juga termasuk kinerja yang diusulkan Islam untuk mencegah timbulnya kejahatan. Syahid Murtadha Mutahhari dalam hal ini mengatakan,”Manusia hingga kini belum berhasil dan mungkin tidak akan berhasil mendidik manusia dengan berbagai sarana mulai dari peringatan dan seluruh fasilitas pendidkan, selain itu tidak ada harapan bahwa budaya dan kehidupan material saat ini mampu menciptakan kondisi kehidupan yang aman dan tidak terdapat aksi kejahatan. Peradaban saat ini bukan hanya gagal mengurangi aksi kejahatan, bahkan malah mendorong maraknya aksi kriminal. Berdasarkan berbagai argumentasi yang ada harus diterima bahwa penentuan hukuman di Islam sebagai agama paling sempurna merupakan suatu keharusan dan sangat bermanfaat.”

Akhirnya, untuk mencegah timbulnya kejahatan diperlukan perhatian serius terhadap agama sebagai sumber terlengkap yang mengajarkan prinsip-prinsip perilaku mulia dalam diri manusia. Perhatian terhadap ajaran agama dan penyebarannya di tengah masyarakat akan sangat membantu mengurangi angka kejahatan dan kriminal serta menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan akhlak serta kesempurnaannya. []

admin

admin

Related Posts

Ziarah Imam Husain Penghargaan Terhadap Sejarah
Ahlulbait

Ziarah Imam Husain Penghargaan Terhadap Sejarah

September 30, 2021

Cendekiawan Nahdlatul Ulama Ulil Abshar-Abdallah mengapresiasi tradisi Muslim Syiah, khususnya Ziarah Arbain Imam Husain. Di samping memiliki kemiripian dengan tradisi...

Teologi

Pesan Universal Pengutusan Rasulullah Saw

Maret 15, 2021

ICC Jakarta - Muhammad Saw – beberapa tahun sebelum pengangkatan – selalu berdiam diri di Gua Hira selama satu bulan...

Teologi

Wajibul Wujud Melazimkan Sifat-Nya itu Ainu Dzatihihi

Februari 9, 2021

ICC Jakarta - Dalil tauhid sifat berikut ini secara ringkas berasal dari konsep wajibul wujud-Nya Tuhan dan Konsep Kausalitas. Dalil...

Teologi

Kedudukan Agung Isa al-Masih dan Ibundanya, Maryam dalam Alquran

Desember 14, 2020

ICC Jakarta - Morteza Sabouri, konselor kebudayaan Iran di Manila, berbicara tentang kedudukan agung Isa al-Masih dan ibundanya, Maryam dalam...

Isyarat Alquran tentang Kesucian-Kesucian Agama Kristen Adalah Faktor Persatuan Agama
Teologi

Isyarat Alquran tentang Kesucian-Kesucian Agama Kristen Adalah Faktor Persatuan Agama

Desember 14, 2020

ICC Jakarta - Morteza Sabouri, konselor budaya Iran di Manila berbicara dan mengatakan: “Pembahasan pendidikan di pelbagai bidang, baik mazhab...

Teologi

Fatwa-Fatwa Ulama Syi’ah bag 1 Tentang Radikalisme

Oktober 16, 2020

1.      Imam Khomeini ra (Alm) ICC Jakarta - Kita dengan saudara Sunni kita ibarat bangunan yang satu, karena kita semua...

Next Post

Manajemen Takwini dan Tasyri'i Imam Zaman as

Dubes: Arab Saudi Ingin Perkuat Persaudaraan dengan NU

Tolak Tanding dengan Israel, Pecatur Cilik Lebanon Dipuji

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Agenda

Okt 3
12:00 am

Milad Nabi Muhammad saw

Nov 27
12:00 am

Syahadah Sayyidah Fatimah Zahra as (Riwayat Pertama)

Des 16
12:00 am

Syahadah Sayyidah Fatimah Zahra as (Riwayat Kedua)

View Calendar

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Resensi
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

×