Direktur Islamic Cultural Center, Syekh Hakimillahi menyampaikan tanggapannya akan empat hal pada Khutbah Jumat kedua, Jumat, 6/1/2023.
Hal pertama, terkait dengan peringatan pendirian kementerian Agama di negara Indonesia yang jatuh pada 3 Januari lalu. Syekh Hakim menyampaikan selamat dan apresiasi kepada Pemerintahan Indonesia, melalui Kementerian Agama ini, yang telah memberikan contoh bagaimana merukunkan kehidupan masyarakat yang beragam seperti Indobesia ini.
“Sebagai negara dengan mayoritas Islam, sudah selayaknya pemerintah Indonesia mendirikan kementerian Agama untuk mengakomodir keberagaman keberagamaan masyarakat Indonesia.”
Hal kedua, terkait dengan Hari Penghijauan yang jatuh pada tanggal 10 Januari, empat hari mendatang. Syekh Hakim menyampaikan bahwa Islam sangat menekankan tentang perawatan terhadap alam.
Beliau menyampaikan sebuah riwayat bahwa jika Kiamat tinggal sehari lagi dan Anda mendapati sebuah tunas, maka tanamkanlah tunas tersebut. Selanjutnya, setelah tunas itu tumbuh dan menjadi pohon, lalu bisa dimanfaatkan oleh Manusia, binatang, bahkan mahkluk yang lain, maka mengalirlah baginya pahala sedekah.
“Islam juga melarang manusia untuk sembarangan memotong pohon, terutama pohon yang menghasilkan buah-buahan. Sebagaimana riwayat dari Imam Shadiq, bahwa janganlah kalian memotong pohon dengan sembarangan karena Allah akan memberikan bala (bencana) kepadanya.”
Hal ketiga adalah terkait wafat Ummul Banin, istri Imam Ali a.s. pada Tanggal 13 Jumadil Tsani dan bertepatan pada tanggal 6 Januari ini.
Ummul Banin memiliki empat anak yang berjuang dan syahid bersama Imam Husain di Karbala, dan ketika empat anaknya syahid, yang ditangisi adalah Iman Husain a.s. Dan sejak itu Ummul Banin membuatkan empat kuburan dan memilih untuk hidup sehari-hari di bawah panasnya sinar matahari secara langsung sebagaimana syahidnya para syuhada Karbala.
Syekh Hakim menekankan pentingnya kecintaan kita kepada Imam Zaman kita, melebihi kecintaan kita kepada keluarga, bahkan diri kita sendiri.
Hal keempat adalah Peringatan Syahidnya Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi Al Muhandis serta beberapa rekannya yang syahid pada 3 Januari 2020 di tangan setan besar, Amerika Serikat.
Syekh Hakim menyampaikan bahwa ada dua hal yang bisa kita pelajari dari Syahid Qassem Soleimani. Pertama, Syahid Qassem ketika diancam teror oleh Amerika Serikat, beliau menjawab bahwa “Apakah Kalian akan mengancam dengan sesuatu yang justru aku cari dan nantikan?”
Kedua, syahid Qassem merindukan syahadahnya Imam Husain a.s. Syekh Hakim menerangkan bahwa singkatnya kehidupan kita di dunia dengan segala keterbatasan yang kita miliki, ditawar oleh Allah Swt dengan perjamuan surga yang mulia.
Sisi lain dari peristiwa syahidnya Qassem Soleimani, yaitu bahwa syahidnya Qassem dan Abu Mahdi mencoreng hukum Internasional yang berlaku. Tamu resmi kenegaraan yang diundang, dibunuh secara terang-terangan oleh pihak Amerika, yang paling mengklaim sebagai negara paling Demokratis dan justru menjadi pihak yang paling mencederai Demokrasi.
Mudah-mudahan melalui empat momen ini kita dapat mengambil pelajaran yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.