ICC Jakarta – Setiap orang bertakwa dan beriman mengenal Ali sebagai waliyullah. Di setiap tempat ‘Ali dikenal sebagai Penghulu Waliyullah. Kekuasaan ‘Ali yang pengasih dikenal dan dialami hingga hari ini oleh mereka yang mencintainya dan akan tetap berlanjut dirasakan hingga akhir zaman.
‘Ali, waliyullah, melakukan segala sesuatu yang membuat Allah Ridha dan Allah Swt menganugerahkan apa yang membuat ‘Ali Ridha.
‘Ali, jawara sengit dan tajam perang Khandaq, pemberani dan tak kenal rasa takut, penakluk Khaibar, adalah orang yang memiliki hati yang lembut terhadap orang-orang sakit dan pembela para janda dan anak yatim.
‘Ali, pangeran sedekah, bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan, melebihi Hatim at-Ta’im, dengan memberikan sebuah karavan bermuatan kepada fakir-miskin ketika ia dimintai sepotong roti.
‘Ali, yang memakan roti kering dan garam, akan menggelar perjamuan untuk para fakir-miskin dan para pengemis.
‘Ali, samudra ilmu, tidak akan berbicara kecuali diminta.
Dalam upaya untuk menganugerahkan kemulian kepada pekerja yang jujur, ‘Ali menggulung sendiri lengan bajunya dan bekerja di ladang-ladang orang-orang Yahudi dan kaum Muslimin sebagai seorang buruh.
Khalifah yang kuat Emperium Islam dan penakluk delapan puluh tiga jihad ini memperbaiki sepatunya sendiri, sebagaimana Nabi Saw.
Ada beberapa sabda-sabda ‘Ali dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya dengan baik.
Nabi Saw bersabda:
Tidak ada yang mengenal Allah kecuali Aku dan ‘Ali
Tidak ada yang mengenal Aku kecuali Allah dan ‘Ali
Tidak ada yang mengenal ‘Ali kecuali Aku dan Allah
Jika kalian ingin melihat ilmu Nabi Adam, ketakwaan Nabi Nuh, Kebaktian Nabi Ibrahim, keperkasaan Nabi Musa, khidmat dan kewaraan Nabi Isa pandanglah wajah cerlang ‘Ali.
Ali bersabda:
“Keturunan Nabi Saw adalah kepercayaannya, pelindung perintahnya, amanah ilmunya, penjaga al-Qur’an dan gunung-gunung keimanannya.”
“Merekalah yang telah membuat tulang punggung Islam tegak lurus. Kaum Muslimin takut kepada kaum Kuffar, akan tetapi mereka membuatnya berani dan prawira.”
“Tidak ada seorang pun dari pengikut Nabi Saw yang dapat dibandingkan dengan Ahlulbait Nabi Saw. Penerima tidak dapat disetarakan dengan pemberi rahmat.”
“Ahlulbait merupakan fondasi Islam dan tiang keimanan.”
“Setiap Muslim yang bergantung kepada pertolongan dan petunjuk mereka akan mendapatkan keselamatan.”
“Mereka mendapatkan keistimewaan dan hak Imâmah dan Khilâfah, yang mereka miliki. Dia yang berhak mendapatkan dan layak mewarisi khilâfah kini telah mendapatkannya.”
“Para abid dan pengikut kebatilan senantiasa berjumlah besar dan pengikut kebenaran senantiasa berjumlah kecil.”
“Ketika Rasulullah Saw wafat, banyak orang yang telah meninggalkan Ahlulbait Nabi Saw dan menolong yang lain. Mereka meninggalkan orang-orang yang diperintahkan untuk mereka cintai.”
“Khalifah telah diserahkan kepada orang-orang lain, yang hanya berhasrat kepada dunia, yang sarat dengan salah dan alpa. Mereka tidak memiliki dan juga tidak pernah mengklaim bahwa mereka memiliki kekuatan ruhani juga kemaksuman.”
“Ayyuhannas! Ketahuilah bahwa kami adalah Ahlulbait Nabi Saw. Para malaikat telah datang kepada kami. Kami adalah telaga ilmu. Kami adalah mata-air hikmah dan ilmu Allah Swt.”
“Dia yang menjadikan kami sebagai temannya dan penolong layak mendapatkan ampunan Ilahi, dan dia yang menjadi musuh bagi kami, menantikan hukuman dan siksa dari-Nya. Mereka berbicara dusta terhadap kami dan berlaku zalim kepada kami.”
“Allah Swt meninggikan derajat kami dan telah membuat mereka lebih rendah derajatnya dari kami. Dia telah membuka mata orang-orang melalui perantara kami.”
“Sesungguhnya, para Imam berasal dari bangsa Quraisy, yang merupakan keturunan Bani Hasyim. Tidak ada seorang pun dari Bani Hasyim kecuali layak mendapatkan Imâmah.”
“Aku nasihatkan kepada kalian untuk tidak menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu apa pun dan tidak merusak Sunnah Nabi Saw. Jagalah dua pilar ini dan kalian akan terselamatkan dari kesalahan dan dosa-dosa.”
“Agama kalian adalah agama yang lurus dan Imam kalian adalah seorang yang arif. Aku adalah sahabatmu semasa hidup Rasulullah Saw. Ketahuliah dengan baik bahwa Imam adalah khalifah yang ditunjuk oleh Allah Swt. Mereka mengatur umat semata-mata untuk Allah Swt. Ketahuilah dengan baik bahwa kami adalah sahabat sejati Rasulullah Saw. Kami adalah gerbang ajaran-ajarannya. Tidak sah bagi seseorang untuk memasuki rumah tanpa melalui pintunya. Bagi siapa yang tidak mengindahkan aturan ini adalah seorang pencuri.”
“Hanya mereka yang mentaati Allah dan Rasul-Nya yang akan masuk ke dalam firdaus dan mereka yang melakukan sebaliknya akan masuk Neraka. Sesungguhnya, Allah Swt telah membuatmu sebagai seorang Muslim dan Dia menghendaki kalian sebagai Muslim yang tulus. Barang siapa yang mengenal Allah, Rasul-Nya, dan Ahlulbait Rasulullah dan bahkan ketika ia meninggal di atas kasur dan tidak berangkat jihad akan termasuk dalam golongan para syahid.”
“Ayyuhannas! Bertanyalah kepadaku sebelum kalian kehilanganku, karena sesungguhnya aku lebih mengenal lorong-lorong langit melebihi lorong-lorong bumi, dan sebelum pembuat onar tumbuh bersemi yang akan menyebabkan kalian menginjak-injak kehormatan dan meruyak tatanan berpikir umat.
“Kini, Aku ucapkan selamat tinggal kepada kalian; kalian akan kehilanganku dan menyadari keutamaanku. Kalian akan mengingatku ketika khalifah yang lain datang menggantikanku.” (Nahjul Balâghah)
Ketika Imam ‘Ali luka secara serius akibat tikaman pedang beracun Abdurrahman bin Muljam, ‘Ali membuat wasiat kepada Imam Hasan dan Imam Husain sebagai berikut:
“Aku nasihatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah Swt dan tidak mengejar kesenangan dunia ini walaupun dia datang mengejarmu. Janganlah pernah menyesal atas apa saja yang kalian telah korbankan. Berkatalah yang hak dan beramallah (dengan harapan) mendapatkan ganjaran. Jadikanlah diri kalian sebagai musuh para penindas dan penolong bagi orang-orang yang tertindas.
“Aku nasihatkan kepada kalian dan seluruh anak-anakku dan anggota keluargaku dan setiap orang yang membaca wasiat ini, untuk bertakwa kepada Allah Swt, jagalah urusan-urusanmu dengan baik, dan menjalin silaturahmi sesama kalian karena aku mendengar datuk kalian Rasulullah Saw bersabda: “Menyelesaikan ikhtilaf yang ada lebih baik dari shalat dan puasa.”
“Bertakwalah kepada Allah dan jagalah urusan anak-anak yatim. Sehingga mereka tidak kelaparan dan tidak binasa sementara kalian ada.”
“Bertakwalah kepada Allah dan ingatlah Allah dalam urusan-urusan tetanggamu, karena menjaga urusan tetangga adalah salah satu pokok sabda Rasulullah Saw. Imam ‘Ali melanjutkan nasihat tentang keutamaan tetangga hingga kami berpikir bahwa ia membolehkan tetangga mendapatkan warisan.”
“Bertakwalah kepada Allah Swt dan ingatlah Allah dalam urusan al-Qur’an. Tidak seorang pun yang akan mengungguli kalian dalam urusan ini.”
“Bertakwalah kepada Allah Swt dan ingatlah Allah dalam urusan shalat, karena shalat merupakan tiang agama.”
“Bertakwalah kepada Allah Swt dan ingatlah Allah karena Dia adalah Rabb al-Bait (Ka’bah). Jangan kalian tinggalkan selama kalian hidup, karena jika ditinggalkan kalian tidak akan terpisah darinya.”
“Bertakwalah kepada Allah Swt dan ingatlah Allah dalam jihad dengan menyumbangkan harta, jiwa dan lisan kalin di jalan Allah Swt.”
“Kalian harus menghormati kerabat dan meluangkan waktu untuk orang lain. Hindarilah menjauh dari orang lain dan memutuskan hubungan silaturahmi. Jangan menyerah untuk beramar ma’ruf dan nahi mungkar meskipun keburukan menimpamu, dan sehingga apabila kalian hendak shalat, shalat kalian tidak akan diterima.”