Masa kini adalah zaman ghaib dimana tidak ada Imam yang bisa kita saksikan. Oleh karenanya hal ini kadang-kadang membuat seseorang gamang akan rasa keagamaan dan kemadzhabannya, tak responsif terhadap kewajiban-kewajiban dari Allah, tergesa-gesa menuju yang dilarang dan mereka semua, kecuali sedikit saja, meragukan Imam zaman mereka, wali amr dan hujah mereka.
Semenjak dahulu, Imam Ali As telah mengingatkan hal ini dalam hadis-hadis dan khotbah-khotbahnya. Para ulama meriwayatkan dari para Imam maksum, satu demi satu, hadis-hadis yang berbicara tentang keghaiban ini dan menegaskannya dan bahwasanya Allah akan menguji hamba-hamba-Nya dengan masalah ini. Diantara pengikut-pengikut Syiah, keraguan tentangnya masih ada dalam hati mereka, sebagaimana Imam Ali as perlihatkan dalam kata-katanya kepada Kumail bin Ziyad,
“… Atau dipimpin menuju para ahli kebenaran secara taklid buta, keraguan menghinggapi hatinya sejak kecurigaan pertama yang dia hadapi, dan itu membawanya pada kesesatan, kebingungan, ketidakjelasan dan penyimpangan. Tak satu pun dari mereka yang akan tetap (di jalan yang benar) kecuali sangat sedikit sekali, yang memelihara agama Allah, memegang kuat-kuat tali Allah, dan tidak menyimpang dari jalan Allah yang lurus…”
Yang sangat sedikit ini adalah kelompok yang senantiasa menjaga kebenaran, yang tidak akan terguncang oleh angin, tidak pula terpengaruh oleh hasutan, tidak pula diperdaya oleh kilau fatamorgana, dan tak akan masuk ke dalam agama Allah karena meniru orang-orang sehingga mereka akan mencampakkan ketika orang-orang mencampakkan!
Tidak ada seorang pun tersesat, kebingungan, tergoda dan menyimpang dari kebenaran untuk mengikuti salah satu mazhab yang menyimpang, kecuali jika dia tidak memerhatikan pengetahuan, pembelajaran dan analisis.
Namun ada saja orang-orang yang memiliki keimanan yang lemah dan hati yang lemah pula, sehingga ketika terjadi ujian (yang berupa kegaiban Imam Mahdi), yang sudah diinformasikan oleh para Imam maksum beberapa ratus tahun silam, mereka kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Allah berfirman,
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِيْ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللهُ بِنُوْرِهِمْ وَ تَرَكَهُمْ فِيْ ظُلُمَاتٍ لاَ يُبْصِرُوْنَ.
Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (QS. al-Baqarah [2]:17)
Para Imam as telah mengingatkan kaum Syi’ah agar tidak terpengaruh dengan berbagai fantasi dan tidak menyimpang disebabkan hasutan-hasutan. Para Imam telah menjelaskan kepada para pengikutnya bahwa Allah akan menguji hamba-hamba-Nya dengan pendurhakaan manakala kegaiban terjadi dan mengujinya dengan masa kegaiban yang lama.
Allah berfirman,
إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَ هُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوَى وَ الرَّكْبُ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَ لَوْ تَوَاعَدتُّمْ لأَخْتَلَفْتُمْ فِيْ الْمِيْعَادِ وَلَكِنْ لِيَقْضِيَ اللهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلاً لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَ يَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ وَ إِنَّ اللهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌ.
(Yaitu di Hari) ketika engkau berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah engkau. Sekiranya engkau mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah engkau tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Anfal [8]:42)
Semoga kita menjadi orang-orang yang dikaruniai oleh Allah ketajaman pikiran, yang hatinya memperoleh pencerahan, yang dianugerahi kemampuan intelektual yang luar biasa untuk mengenal dan memahami, merenungkan ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis para Imam as tentang keghaiban Imam Zaman Afs.[]