Skip to main content

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta pada Minggu malam, 2 November 2025, menggelar peringatan syahadah Sayyidah Fatimah Zahra sa. Malam duka ini dihadiri oleh para jamaah, para ustaz, serta tamu kehormatan Ayatullah Ali Abbasi yang merupakan Rektor Universitas Internasional Al Mustafa. Kegiatan ini berlangsung khidmat dalam suasana penuh rasa haru dan cinta kepada putri Rasulullah saw yang suci dan mazlum.

Acara dibuka dengan pengantar dari Ustaz Zaki Amami selaku pembawa acara. Beliau menyampaikan bahwa malam tersebut bukan hanya menjadi momentum untuk mengenang sosok Sayyidah Fatimah Zahra sa, tetapi juga sebagai kesempatan bagi setiap pecinta Ahlul Bait as untuk mengintrospeksi diri dan meneguhkan keberpihakan kepada keluarga suci Rasulullah saw. Dalam pembukaannya, beliau menegaskan bahwa kehadiran para hadirin di majelis tersebut menjadi bukti cinta kepada Sayyidah Zahra sa yang merupakan sosok inspiratif bagi seluruh umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Sosok yang dimuliakan ini, sebagaimana disebut dalam berbagai riwayat, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Rasulullah saw. Barangsiapa menyakitinya, berarti menyakiti Rasulullah saw, dan barangsiapa membahagiakannya, berarti membahagiakan Rasulullah saw.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz Ikrom Muzadi serta pembacaan syair dan puisi bertema duka oleh Syarifah Fatimah Assegaf. Setelahnya, Ustaz Umar Shahab memberikan sambutan mewakili Direktur ICC Jakarta, Syaikh Mohammad Sharifani. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa peringatan syahadah Sayyidah Fatimah Zahra sa kali ini merupakan peringatan versi pertama, mengingat terdapat dua versi waktu wafat beliau yang akan diperingati oleh ICC Jakarta.

Ustaz Umar Shahab menegaskan bahwa Sayyidah Fatimah Zahra sa menempati kedudukan yang sangat istimewa di sisi Rasulullah saw. Beliau disebut ummu abiha, ibu dari ayahnya sendiri, sebuah ungkapan yang menunjukkan kehangatan dan kasih sayang yang Sayyidah Zahra sa berikan kepada Rasulullah saw sejak kecil hingga akhir hayat beliau. Dalam pandangan Ustaz Umar Shahab, sebutan tersebut tidak hanya menggambarkan hubungan biologis, tetapi juga makna spiritual yang mendalam.

Beliau juga menyinggung bahwa dalam doa tawasul, nama Sayyidah Fatimah Zahra sa dikaitkan kepada ayahnya, suaminya, dan anak-anaknya. Hal ini menunjukkan kemuliaan beliau di antara para maksum as. Ustaz Umar Shahab kemudian mengutip riwayat dari Imam Ja’far Shadiq as yang menjelaskan bahwa Sayyidah Zahra sa disebut “Az-Zahra” karena ketika beliau berdiri untuk beribadah, cahaya memancar dari mihrabnya hingga menerangi langit dan para penduduknya. Cahaya itu sedemikian kuat sehingga kelak di hari kebangkitan, manusia diperintahkan menundukkan pandangan ketika Sayyidah Zahra sa melintas menuju surga, karena tidak ada mata yang sanggup menatap pancaran cahayanya secara langsung.

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Umar Shahab juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Ayatullah Ali Abbasi yang hadir di tengah majelis duka. Beliau menjelaskan bahwa hampir seluruh ustaz Indonesia yang pernah menempuh pendidikan agama di Iran pernah menimba ilmu di bawah naungan Universitas Internasional Al Mustafa, lembaga yang kini dipimpin oleh Ayatullah Ali Abbasi. Kehadiran beliau di ICC Jakarta menjadi kesempatan berharga bagi para hadirin untuk mendapatkan wejangan dan ilmu yang mendalam tentang sosok Sayyidah Fatimah Zahra sa dan keteladanan beliau.

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan tausiah dan mau‘izhah hasanah oleh Ayatullah Ali Abbasi, maktal dan maktam oleh Sayyid Bagir Alattas, serta ditutup dengan doa penutup yang dipimpin oleh Ustaz Umar Shahab. Seluruh rangkaian acara berlangsung penuh ketenangan, diiringi lantunan ziarah dan ungkapan duka dari para jamaah. Malam itu menjadi momentum bagi para pecinta Ahlul Bait as untuk kembali mengenang perjuangan dan kemuliaan Sayyidah Fatimah Zahra sa, sosok suci yang menjadi teladan abadi bagi seluruh umat manusia.

Leave a Reply