ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Majelis Malam Keenam Muharram di ICC Jakarta: Kebangkitan Imam Husain as dan Yazidisme Abad Ini

by admin
July 1, 2025
in Berita
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta menyelenggarakan Majelis Duka memperingati malam keenam Muharram 1447 Hijriah pada Selasa malam, 1 Juli 2025. Dalam suasana duka yang mendalam, para hadirin kembali membasuh hati dan memperbarui ikrar kesetiaan kepada perjuangan Imam Husain as, dengan merenungi kisah pengorbanan utusan beliau, Muslim bin Aqil as.

Acara dibuka dengan sambutan dari Ustaz Zaki Amami. Dalam pembukaannya, beliau mengajak para hadirin untuk menghadirkan salam kepada Imam Husain as, yang secara ruhani hadir dalam majelis seperti ini. Beliau mengingatkan bahwa malam keenam Muharram adalah malam air mata atas syahadah Muslim bin Aqil as, sepupu sekaligus duta Imam Husain as ke Kufah.

Ustaz Zaki Amami menyinggung bagaimana Muslim bin Aqil as dikhianati oleh penduduk Kufah yang sebelumnya membaiatnya, namun kemudian mencabut janji karena ketakutan, tekanan, dan kecintaan terhadap dunia. Beliau mengingatkan pesan Imam Ja‘far Ash-Shadiq as agar menjadi musuh bagi orang-orang zalim dan penolong bagi yang dizalimi, serta menjadikan kisah Muslim bin Aqil as sebagai cermin bagi keberanian dan kesetiaan meski dalam kesendirian. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz Ikrom Muzadi.

Ceramah utama malam itu disampaikan oleh Ustaz Abdullah Assegaf. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan bahwa majelis duka ini tidak cukup diisi oleh tangisan emosional semata. Air mata yang keluar harus menjadi sarana pembersihan jiwa, sarana taubat, dan wujud komitmen terhadap jalan ilahi.

Ustaz Abdullah Assegaf memulai dengan mengurai situasi umat Islam pada tahun 60 Hijriah, saat Mu‘awiyah bin Abu Sufyan wafat dan Yazid secara sepihak mengumumkan kekhalifahan tanpa musyawarah atau pemilihan. Pada masa itu, umat Islam mengalami kemerosotan moral yang serius. Nilai-nilai akhlak yang ditanamkan Rasulullah saw ditinggalkan. Amar ma‘ruf nahi munkar ditanggalkan demi stabilitas, dan banyak ulama telah dibeli oleh penguasa untuk menerbitkan fatwa yang membenarkan kezaliman.

Yazid, sebagaimana dijelaskan beliau, adalah pribadi fasik yang secara terbuka melanggar syariat. Di istananya, para wanita dijadikan hiburan, syariat diinjak-injak, dan kekuasaan dijadikan alat penindasan. Namun masyarakat diam. Inilah awal dari Yazidisme: sebuah sistem kekuasaan absolut yang membungkam kebenaran, dan tetap eksis hingga hari ini dalam wajah-wajah baru.

Beliau melanjutkan, bahwa kebangkitan Imam Husain as bukan semata menolak baiat kepada Yazid sebagai pribadi, tetapi sebagai simbol penolakan terhadap setiap bentuk kekuasaan yang menolak nilai ilahi. Ketika Imam Husain as berkata, “Orang seperti aku tidak akan berbaiat kepada orang seperti dia,” itu adalah deklarasi universal — bahwa pertarungan ini bukan antar individu, melainkan antara nilai dan anti-nilai, antara kebenaran dan kekuasaan yang memperalat agama.

Imam Husain as, menurut Ustaz Abdullah Assegaf, membawa semangat risalah yang tidak akan padam oleh zaman. Maka Yazidisme, sebagai pola kekuasaan yang zalim dan menindas, akan selalu muncul kembali, baik dalam bentuk pemimpin yang menindas rakyatnya, negara-negara yang bungkam terhadap kezaliman, hingga penguasa yang merampas hak rakyat melalui korupsi struktural atau manipulasi agama.

Beliau menyebutkan bahwa pembantaian oleh Zionis Israel terhadap rakyat Palestina, serta sikap bungkam bahkan kolaboratif dari negara-negara yang mengaku Islam, adalah bentuk nyata Yazidisme masa kini. Penutupan akses bantuan, pembiaran terhadap kejahatan kemanusiaan, dan pembungkaman suara-suara kebenaran — semua ini adalah wajah kekuasaan zalim yang sama dengan Yazid bin Mu‘awiyah.

Beliau kemudian mengajak hadirin untuk bercermin: semangat Imam Husain as harus hidup dalam setiap diri yang mengaku beriman. Keberpihakan kepada kebenaran menuntut keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menolak diam di hadapan kezaliman. Beliau menegaskan bahwa tangisan dalam majelis ini tidak boleh menjadi pelarian batin yang menipu diri sendiri — karena dalam sejarah kebangkitan Imam Husain as, hanya sedikit yang benar-benar bersedia berdiri di sisi beliau.

Beliau kemudian mengisahkan para sahabat Imam Husain as yang tetap bertahan meski diizinkan meninggalkan Karbala. Mereka bersumpah, sekalipun dibunuh, dibakar, ditebar abunya, dihidupkan dan dibunuh kembali seribu kali, mereka tetap tidak akan meninggalkan Imam mereka. Jiwa seperti inilah, menurut beliau, yang diterangi cahaya Husaini.

Lebih jauh, Ustaz Abdullah Assegaf mengutip ucapan Imam Ja‘far Ash-Shadiq as tentang karakter mukmin sejati: bergembira ketika berbuat baik dan membagikan kebaikannya kepada orang lain, merasa takut dan menyesal saat berbuat salah, serta bersyukur dengan menjaga nikmat yang diterima. Dalam hal ini, beliau mengangkat teladan Syahid Qassem Soleimani, yang tidak pernah menyuruh orang untuk berperang, melainkan mengajak mereka untuk menyaksikan keindahan pengorbanan secara langsung.

Beliau juga menyinggung fenomena umat yang mudah marah dan terjebak dalam pertengkaran sia-sia akibat provokasi di media sosial. Ketika kehinaan menimpa Islam karena ulah segelintir orang bodoh, beliau mengingatkan untuk kembali melihat akar persoalan: musuh sejati adalah Amerika Serikat dan Zionis Israel, sebagaimana selalu ditekankan oleh Rahbar.

Di akhir ceramahnya, Ustaz Abdullah Assegaf mengingatkan bahwa kemenangan sejati hanya akan datang ketika umat mampu taat kepada pemimpin ilahi. Imam Mahdi afj dalam doanya memohon kepada Allah swt agar umat diberikan taufik untuk taat. Kegaiban beliau bukan tanpa alasan — ia adalah cermin dari kesulitan umat untuk tunduk dan menjauhi maksiat. Maka umat harus mengaminkan doa Imam Mahdi afj, berjuang membersihkan jiwa, dan memantaskan diri untuk menjadi bagian dari barisan yang siap menegakkan kebenaran.

Seusai ceramah, majelis dilanjutkan dengan pembacaan maktam oleh Robbani dan Sajjad yang membawakan syair-syair duka. Sebagai penutup, Ustaz Dr. Umar Shahab memimpin doa, memohonkan syafaat dan kekuatan agar semangat perjuangan Imam Husain as tetap hidup dalam diri kaum mukminin.

admin

admin

Related Posts

Malam Kelima Muharram di ICC Jakarta: Mengenang Muslim bin Aqil, Mengenal Imam Husain as
Berita

Malam Kelima Muharram di ICC Jakarta: Mengenang Muslim bin Aqil, Mengenal Imam Husain as

June 30, 2025

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta kembali menyelenggarakan Majelis Duka Muharram 1447 H pada malam kelima, Senin, 30 Juni 2025. Rangkaian...

Prof. Dr. Mohammad Sharifani Paparkan Ciri Unggul Pesantren di Konferensi Internasional ICTP 2025
Berita

Prof. Dr. Mohammad Sharifani Paparkan Ciri Unggul Pesantren di Konferensi Internasional ICTP 2025

June 30, 2025

Direktur Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, Prof. Dr. Mohammad Sharifani, turut berpartisipasi sebagai narasumber dalam International Conference on the Transformation...

Menjalin Kolaborasi Ilmiah: ICC dan UIN Saizu Sepakati Program Bersama
Berita

Menjalin Kolaborasi Ilmiah: ICC dan UIN Saizu Sepakati Program Bersama

June 30, 2025

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta dan Universitas Islam Negeri Prof. KH. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menyepakati langkah konkret dalam...

Majelis Duka Muharram Malam Keempat di ICC Jakarta: Ikhtiar Menolak Lupa
Berita

Majelis Duka Muharram Malam Keempat di ICC Jakarta: Ikhtiar Menolak Lupa

June 29, 2025

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta kembali menggelar Majelis Duka Muharram 1447 H pada malam keempat, Ahad, 29 Juni 2025. Rangkaian...

Diskusi Publik ICC Jakarta Soroti Respons Iran terhadap Agresi Militer Israel
Berita

Diskusi Publik ICC Jakarta Soroti Respons Iran terhadap Agresi Militer Israel

June 29, 2025

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta kembali menyelenggarakan diskusi publik bertema geopolitik dan ketahanan ideologis pada Jumat, 27 Juni 2025. Kegiatan...

ICC Terima Kunjungan IMM Ciputat dan Pandu DKI: Mendorong Dialog, Menguatkan Toleransi
Berita

ICC Terima Kunjungan IMM Ciputat dan Pandu DKI: Mendorong Dialog, Menguatkan Toleransi

June 29, 2025

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta menerima kunjungan silaturahmi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat yang datang bersama Pandu Ahlulbait...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist