ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Kelas Tafsir Tartibi ICC: Syeikh Mohammad Sharifani Kupas Tuntas Karakter Orang Munafik

by admin
August 25, 2025
in Berita
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta menyelenggarakan Kelas Tafsir Qur’an Tartîbî pada Jumat, 22 Agustus 2025 di Aula ICC Jakarta bersama Syaikh Mohammad Sharifani (Direktur ICC) dengan tema Karakteristik Orang-orang Munafik. Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas empat kategorisasi manusia menurut Al-Qur’an: pertama orang-orang bertakwa, kedua orang-orang mukmin, ketiga orang-orang kafir, dan keempat orang-orang munafik. Hari ini kajian difokuskan pada karakteristik orang-orang munafik, yang ciri utamanya berpura-pura beriman padahal sebenarnya tidak.

Di antara ciri-ciri lain yang disinggung adalah kecenderungan mereka mengklaim diri sebagai musliḥûn — orang yang mengajak kepada kebenaran. Sebagaimana firman Allah: innamâ naḫnu mushliḥûn (Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan). (Al-Baqarah: 11). Namun Allah menegaskan sikap berbeda terhadap mereka pada ayat berikut: alâ innahum humul-mufsidûna wa lâkil lâ yasy‘urûn (Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari). (Al-Baqarah: 12). Dalam penjelasannya, Syaikh Mohammad Sharifani menyorot penggunaan kata alâ dan hum sebagai bentuk penekanan ilahi terhadap sikap dan perilaku kemunafikan.

Al-Qur’an menggambarkan pula bagaimana orang-orang munafik menempatkan diri sebagai terdidik dan cerdas, sementara memandang orang mukmin sebagai bodoh atau ṣafīḥ. Firman Allah: wa idzâ qîla lahum âminû kamâ âmanan-nâsu qâlû a nu’minu kamâ âmanas-sufahâ’ (Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman,” mereka menjawab: “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang bodoh itu beriman?”). (Al-Baqarah: 13). Allah menegaskan kembali: alâ innahum humus-sufahâ’u wa lâkil lâ ya‘lamûn (Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu). (Al-Baqarah: 13). Pengulangan alâ di sini menurut Syaikh Mohammad Sharifani berfungsi sebagai penekanan atas kebodohan yang sesungguhnya ada pada pihak penuduh.

Dari bacaan ayat tersebut, Syaikh Mohammad Sharifani menurunkan empat konsep kunci yang perlu dipahami: pertama istilah ‘ālim (orang yang mengetahui) yang berlawanan dengan jāhil (bodoh); kedua ‘āqil (orang yang berakal) yang berlawanan dengan majnūn (gila); ketiga rāshid (orang yang berada di jalan kebenaran) yang berlawanan dengan ṣafīḥ. Rāshid berada di atas ‘ālim dan ‘āqil, karena tidak hanya mengetahui dan cerdas tetapi juga berada di jalan kebenaran. Ketika orang-orang munafik menuduh orang mukmin sebagai ṣafīḥ (lawan dari rāshid), Allah justru menegaskan bahwa yang ṣafīḥ adalah orang-orang munafik itu sendiri, karena mereka gagal memahami hal-hal ghaib dan tidak menjalankan kecerdasan spiritual yang dimiliki orang mukmin.

Sifat bermuka dua menjadi ciri berikutnya yang diuraikan. Allah berfirman: wa idzâ laqulladzîna âmanû qâlû âmannâ, wa idzâ khalau ilâ syayâthînihim qâlû innâ ma‘akum innamâ naḫnu mustahzi’ûn (Apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: “Kami telah beriman.” Akan tetapi apabila mereka menyendiri dengan pemimpin-pemimpin mereka, mereka berkata: “Sesungguhnya kami bersama kamu; kami hanyalah pengolok-olok.”). (Al-Baqarah: 14).

Allah menjawab sikap bermuka dua itu dengan ketetapan: Allâhu yastahzi’u bihim wa yamudduhum fî thughyânihim ya‘mahûn — Allah akan memperolok-olokkan mereka, membiarkan mereka tenggelam dalam kesesatan, dan menggambarkan mereka sebagai orang-orang yang buta, tidak mengetahui baik dan buruk. (Al-Baqarah: 15). Syaikh Mohammad Sharifani menjelaskan bahwa frasa yastahzi’u bihim dapat dipahami dalam dua lapis makna: secara kiasan (mis. menjawab mereka menggunakan kata-kata sendiri sebagai cermin) dan sebagai bentuk pembalasan Allah yang bukan penipuan tetapi konsekuensi atas perilaku mereka; selanjutnya yamudduhum fî thughyânihim berarti dibiarkan dalam kesesatan, dan ya‘mahûn menggambarkan kebutaan moral mereka terhadap hakikat kebaikan.

Ayat selanjutnya menggambarkan transaksi merugikan yang dilakukan orang munafik: ulâ’ikalladzînasytarawudl-dlalâlata bil-hudâ — “Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.” (Al-Baqarah: 16). Frasa ini diikuti: fa mâ rabiḫat tijâratuhum — “Maka, tidaklah beruntung perniagaannya.” (Al-Baqarah: 16). Syaikh Mohammad Sharifani menekankan dimensi bahasa Al-Qur’an yang kaya makna: kata belanja pada ayat ini memberi ruang pembacaan ganda — bisa dibaca sebagai “menjual petunjuk dan membeli kesesatan” ataupun “membeli kesesatan dengan petunjuk” — keduanya menegaskan kerugian hakiki pihak munafik.

Dalam kaitan ini Syeikh Mohammad Sharifani merujuk pada penjelasan bahwa Allah bukanlah penipu atau pencemooh yang zhalim; sebaliknya pernyataan Al-Qur’an tentang “tidak beruntungnya perdagangan” menjadi metafora moral. Ia juga menyebut ada riwayat dari Imam Ridha as. yang menjelaskan sifat-sifat Allah bahwa Allah tidak menipu, mengolok-olok, dan tidak melakukan perbuatan buruk. Selain itu disebutkan pula sebuah hadis dari Imam Ali as. yang menyatakan tidak ada perdagangan yang memberi keuntungan sebagaimana amal baik; orang-orang munafik, sebagaimana disinggung ayat-ayat, adalah mereka yang tidak memahami perdagangan sejati sehingga merugi. Dalam hal ini — sebagaimana Syeikh Mohammad Sharifani tekankan — orang mukmin ibarat “membeli dirinya” dengan amal baik dan memperoleh keuntungan hakiki; orang munafik ibarat “menjual dirinya” dan akhirnya merugi.

admin

admin

Related Posts

Majelis Ziarah Jami‘ah Kabirah ICC: Makna “Masaakina Barakatillah”
Berita

Majelis Ziarah Jami‘ah Kabirah ICC: Makna “Masaakina Barakatillah”

October 13, 2025

Majelis Ziarah Jami‘ah Kabirah yang diselenggarakan oleh Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta pada Sabtu, 11 Oktober 2025, menghadirkan Syaikh Mohammad...

Kelas Tafsir Tartibi ICC Jakarta: Penciptaan Alam dan Penetapan Manusia sebagai Khalifah
Berita

Kelas Tafsir Tartibi ICC Jakarta: Penciptaan Alam dan Penetapan Manusia sebagai Khalifah

October 10, 2025

Kelas Tafsir Tartibi ICC Jakarta pada Jumat, 10 Oktober 2025, menghadirkan Syaikh Mohammad Sharifani selaku penceramah dengan penerjemahan oleh Ustaz...

Khutbah Jumat ICC Jakarta: Syaikh Mohammad Sharifani Bahas Keagungan dan Kesempurnaan Al-Qur’an
Berita

Khutbah Jumat ICC Jakarta: Syaikh Mohammad Sharifani Bahas Keagungan dan Kesempurnaan Al-Qur’an

October 10, 2025

Khutbah Jumat pada 10 Oktober 2025 di aula Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta disampaikan oleh Syaikh Mohammad Sharifani, Direktur ICC,...

Kelas Tafsir Maudhu’i ICC Jakarta: Makna Tadharru dalam Kehidupan Seorang Mukmin
Berita

Kelas Tafsir Maudhu’i ICC Jakarta: Makna Tadharru dalam Kehidupan Seorang Mukmin

October 9, 2025

Kelas Tafsir Maudhu’i di ICC Jakarta pada Kamis, 9 Oktober 2025, kembali menghadirkan Syaikh Mohammad Sharifani sebagai penceramah dengan penerjemahan...

Syaikh Mohammad Sharifani Bahas Faktor Penghambat Rezeki dan Tauhid Hidayah dalam Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro
Berita

Syaikh Mohammad Sharifani Bahas Faktor Penghambat Rezeki dan Tauhid Hidayah dalam Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro

October 9, 2025

Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro kembali mengadakan kegiatan rutin pada Rabu, 8 Oktober 2025 bersama Syaikh Mohammad Sharifani, Direktur...

ICC Jakarta Jalin Silaturahmi ke Yayasan Shabib Az Zaman Bandar Lampung, Syaikh Mohammad Sharifani Bahas Ruh Al-Qur’an dalam Surah Al-Fatihah
Berita

ICC Jakarta Jalin Silaturahmi ke Yayasan Shabib Az Zaman Bandar Lampung, Syaikh Mohammad Sharifani Bahas Ruh Al-Qur’an dalam Surah Al-Fatihah

October 4, 2025

ICC Jakarta melakukan kunjungan ke Yayasan Shabib Az Zaman, Bandar Lampung, pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Rombongan dipimpin oleh Direktur...

Next Post
METODOLOGI PENGAJARAN ALQURAN

METODOLOGI PENGAJARAN ALQURAN

APA PERLUNYA SUNAH NABI SAW JIKA KITA SUDAH MEMILIKI ALQURAN?

Apa Hubungan Manusia Terdahulu Dengan Kaum-Kaum Yang Telah Dikutuk Menjadi Kera Dan Babi, Dan Siapa Saja Kaum-Kaum Yang Telah Dikutuk Tersebut...?

APA PERLUNYA SUNAH NABI SAW JIKA KITA SUDAH MEMILIKI ALQURAN?

Apa Dalil Keharaman Memakan Daging Kelinci Menurut Syiah Imamiyah?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist