Tehran, LiputanIslam.com – Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menegaskan Iran tidak akan menghentikan pengayaan uranium, dan pantang menyerah kepada tekanan pihak lawan di semua bidang.
Dalam pidato televisi pada Selasa malam (23/9) saat menyatakan sikap tersebut, Ayatullah Khamenei mula-mula mengapresiasi prestasi banyak para pelajar dalam berbagai olimpiade internasional belakangan ini di mana mereka berhasil merebut 40 medali, 10 di antaranya medali emas.
“Semua ini sangat penting dan bernilai. Para pemuda kita meraih peringkat pertama di Olimpiade Astronomi, di antara negara-negara peserta dari berbagai negara dunia. Mereka juga meraih prestasi gemilang di bidang lain, termasuk olahraga, seperti yang bisa Anda lihat akhir-akhir ini. Awalnya voli, dan sekarang gulat. Beginilah kondisi pemuda Iran, dan alhamdulillah, mereka memiliki bakat istimewa,” ujarnya.
Menjelang peringatan tahun pertama kesyahidan mantan sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrallah, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Saya merasa perlu mengenangnya pada hari-hari ini. Sayid Hassan Nasrallah adalah aset berharga bagi dunia Islam, bukan hanya bagi kaum Syiah, atau pun bagi Lebanon saja. Saya tegaskan bahwa kekayaan ini tidak hilang, melainkan tetap ada. Sayid Hassan memang telah tiada, tetapi warisan yang ditinggalkannya akan tetap abadi.”
Dia menambahkan, “Cerita Hizbullah di Lebanon adalah cerita yang terus berkelanjutan, kekayaan besar yang kembali kepada Lebanon dan lain-lain ini tak boleh diabaikan.”
Mengenai persatuan bangsa Iran, hal pertama yang dia tekankannya ialah bahwa kekompakan mereka selama Perang Dua Belas Hari (Iran VS Israel dan AS) telah “menanamkan rasa frustasi dalam diri musuh, yang menyadari sejak hari-hari pertama dan di tengah-tengah perang bahwa mereka tidak akan mampu mencapai tujuan dan sasaran mereka.”
Pemimpin Besar Iran menjelaskan, “Tujuan musuh bukanlah menyerang para pemimpin, yang hanyalah hanya perantara semata, dengan mengklaim bahwa dengan menyerang para komandan militer dan beberapa tokoh berpengaruh dalam rezim, kekacauan akan menyebar di dalam negeri, terutama di Tehran; elemen mereka akan mulai memicu kerusuhan dan keresahan, dan akan menghasut siapa pun yang mereka bisa untuk turun ke jalan guna menciptakan keretakan antara rakyat dan pemerintahan Republik Islam. Jadi, inilah tujuannya.”
Ayatollah Khamenei menambahkan, “Tujuan musuh adalah menyasar dan melumpuhkan pemerintahan, suatu perkara yang pernah saya sampaikan dalam pidato lainnya. Mereka bahkan menyusun rencana dan pemikiran untuk era pasca-Republik Islam. Mereka berusaha menghasut, memicu kerusuhan di jalanan, membentuk geng, dan mencabut Islam dari negara ini. Inilah tujuan musuh. Tujuan ini gagal sejak awal. Adapun para komandan dan lain-lain yang telah gugur syahid, mereka segera digantikan, dan posisi, organisasi, serta susunan angkatan bersenjata tetap kuat, perkasa, dan bermoral tinggi.”
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa rakyat Iran yang notabene elemen paling berpengaruh, sama sekali tidak terpengaruh oleh keinginan musuh. Demonstrasi memang terjadi dan membanjiri jalanan, tapi demi melawan musuh, bukan pemerintahan Islam.
“Ini sudah sampai pada titik di mana musuh, dan mereka yang berada di luar perbatasan, berkata kepada elemen mereka, ‘Hai orang-orang yang tak berdaya, apa sih tidak kami lakukan segala yang bisa kami lakukan untuk kalian?’ Kami telah menyiapkan kondisi untuk kalian, kami telah mengebom, kami telah membunuh sejumlah orang, mengapa kalian tidak melakukan apa pun?’” tuturnya.
Dia melanjutkan bahwa elemen musuh itupun menjawab bahwa mereka sebenarnya ingin berbuat banyak, tapi rakyat Iran tak peduli kepada mereka, berpaling dari mereka, sebagaimana para pejabat dan aparat keamanan juga tak memberi mereka kesempatan untuk berbuat banyak.
“Demikianlah rencana musuh menjadi mandul,” ungkap Ayatullah Khamenei.
Ayatullah Khamenei juga menegaskan bahwa perundingan dengan AS akan sangat merugikan pihak Iran.
“Ada dampak-dampak yang merugikan dalam hal ini, alih-alih bermanfaat. Perundingan dengan AS dalam situasi sekarang menimbulkan berbagai kerugian besar bagi negara, yang sebagiannya boleh dikata fatal. Ada kerugian-kerugian sedemikian rupa,” ujarnya.
Dia menjelaskan alasannya dengan mengatakan, “Perundingan ini tidak akan bermanfaat bagi kita karena pihak AS sejak semula sudah menentukan hasil negosiasi. Yakni, AS menyatakan menerima negosiasi, dan bersedia melakukannya apabila hasil negosiasi itu ialah penghentian aktivitas nuklir dan pengayaan uranium di Iran.” (mm/alalam)