Senin malam, 7 Juli 2025, pejuang muqawama Palestina melancarkan serangan terkoordinasi terhadap pasukan pendudukan Israel di utara Jalur Gaza, menandai salah satu serangan paling berdarah sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023. Setidaknya lima tentara Israel tewas dan 14 lainnya luka-luka—beberapa dalam kondisi kritis.
Menurut laporan media Israel, sejumlah tentara tewas terbakar dalam kendaraan lapis baja mereka yang hancur dihantam ledakan. Serangan ini menegaskan kemampuan muqawama untuk mengguncang pasukan pendudukan dengan pola tempur yang semakin kompleks dan sistematis.
Penyergapan Terstruktur di Beit Hanoun
Serangan terjadi di Beit Hanoun, kota paling utara di Jalur Gaza yang selama sembilan bulan terakhir menjadi sasaran bombardir intensif Israel. Berdasarkan laporan lapangan, muqawama memulai operasi dengan menanam bom rakitan (IED) yang diledakkan saat kendaraan lapis baja Israel melintas. Saat pasukan Israel mengirim unit penyelamat, dua bom tambahan diledakkan menyasar rombongan evakuasi. Dalam tahap akhir penyergapan, pejuang muqawama melepaskan tembakan senjata ringan ke arah pasukan yang tersisa.
Secara keseluruhan, empat bom rakitan diledakkan dalam urutan yang rapi dan terkoordinasi. Strategi ini menunjukkan tingkat perencanaan dan penguasaan medan tempur yang tinggi. Muqawama membuktikan diri sebagai kekuatan militer yang mampu menggelar operasi skala besar dengan presisi tinggi.
Militer Israel sempat menutup informasi terkait serangan, namun akhirnya mengakui bahwa lima tentaranya tewas, termasuk dua perwira, dan 14 lainnya terluka. Mereka mengklaim pasukan sedang berjalan kaki saat terkena serangan, bertolak belakang dengan temuan lapangan yang menunjukkan keterlibatan kendaraan lapis baja.
Media Israel: Serangan Paling Berdarah Pekan Ini
Beberapa media Israel menyebut insiden Beit Hanoun sebagai salah satu serangan paling mematikan pekan ini, yang membutuhkan waktu penanganan hingga lima jam. Rincian insiden masih dibatasi oleh sensor militer, tetapi analisis lokal mengindikasikan bahwa korban sebenarnya kemungkinan lebih besar dari laporan resmi.
Selain Beit Hanoun, media Israel melaporkan tiga “insiden keamanan” lain di Jalur Gaza pada hari yang sama. Dua di antaranya belum diidentifikasi secara resmi lokasinya oleh otoritas militer, sementara satu lainnya masih dalam tahap verifikasi. Namun, laporan lapangan menyebutkan adanya serangan lanjutan oleh muqawama di Khan Younis, termasuk rentetan mortir dan upaya penghancuran kendaraan militer Israel.
Rentetan kejadian ini memperlihatkan peningkatan tajam dalam skala operasi muqawama pada awal Juli.
Serangan Lanjutan: Mortir dan Penangkapan Drone
Setelah penyergapan di Beit Hanoun, Brigade al-Qassam melancarkan serangan mortir ke posisi militer Israel di kawasan al-Satar, utara Khan Younis. Serangan dilakukan dalam tempo yang hampir bersamaan dengan peristiwa di utara, memperlihatkan manuver simultan di dua titik.
Brigade al-Aqsa, sayap militer Jihad Islam Palestina, mengumumkan keberhasilan menangkap drone intelijen jenis EVO MAX milik Israel yang tengah menjalankan misi pengintaian di atas Khan Younis. Keberhasilan ini menjadi pukulan tambahan terhadap sistem pengawasan militer Israel.
Kelompok muqawama lainnya, Brigade al-Quds, melancarkan serangan bersama dengan Brigade Abu Ali Mustafa dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina. Mereka menargetkan markas komando Israel dekat Masjid Khadra dengan roket tipe 107. Sementara itu, al-Qassam juga melaporkan menghantam kendaraan pasukan Israel dengan peluru kendali Yassin 105 di Jalan al-Mujamma al-Islami.
Laut Merah Memanas: Serangan dari Yaman
Pada hari yang sama, Pasukan Bersenjata Yaman (YAF) di bawah komando Ansar Allah mengumumkan telah menenggelamkan kapal Magic Seas, sebuah kapal kargo yang disebut terkait kepentingan Israel, di Laut Merah. Serangan dilancarkan dengan gabungan dua kapal nirawak, lima rudal balistik dan jelajah, serta tiga drone.
Juru bicara militer Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, menjelaskan bahwa kapal telah diberi peringatan oleh angkatan laut mereka, tetapi tidak mengindahkan. Setelah serangan, kapal mengalami kerusakan parah dan akhirnya tenggelam sepenuhnya, dengan seluruh kru berhasil dievakuasi.
Masih pada hari yang sama, Saree juga mengumumkan bahwa rudal hipersonik jenis Palestine-2 telah diluncurkan ke Bandara al-Lydd (Ben Gurion) di Tel Aviv, menyebabkan penghentian lalu lintas udara dan kepanikan di wilayah pendudukan.
Sebagai tanggapan, Israel meluncurkan 20 serangan udara ke pelabuhan dan fasilitas infrastruktur di Hodeidah, Salif, Ras Issa, serta pembangkit listrik Ras Qatif di Yaman. Namun, pertahanan udara Yaman mengklaim berhasil menggagalkan sebagian besar serangan tersebut.
Poros Muqawama: Dukungan Terpadu Lintas Front
Dalam pernyataan resminya, Sayyid Abdul Malik al-Houthi, pemimpin Ansar Allah, menegaskan bahwa pertempuran antara Gaza dan Yaman merupakan bagian dari satu front muqawama yang menyatu. Ia menyebut Israel sebagai pelaku genosida, merujuk pada serangan-serangan yang menargetkan warga Gaza yang sedang mengantre bantuan makanan.
Kepala Staf al-Qassam juga mengirim surat resmi kepada Mayor Jenderal Muhammad al-Ghamari, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Yaman, menyebut Yaman sebagai “garda terdepan muqawama” dan menyatakan bahwa sejarah akan mencatat pengorbanan rakyat Yaman sebagai kebanggaan umat Islam.
Sumber berita: https://english.almayadeen.net/
Sumber gambar: https://www.middleeastmonitor.com/