ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Berkhidmat kepada Makhluk Allah: Jalan Spiritual Menuju Cinta dan Kedekatan dengan Tuhan

by Arif Mulyadi
September 25, 2025
in Akhlak
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Pendahuluan

Dalam khazanah Islam, jalan menuju Allah Swt bukan hanya melalui ibadah ritual, tetapi juga melalui berkhidmat kepada makhluk Allah. Konsep ini menekankan pentingnya pengabdian, kepedulian sosial, dan pengorbanan (îtsâr) sebagai inti dari spiritualitas sejati. Banyak ulama, sufi, dan arif menekankan bahwa seseorang tidak akan sampai kepada maqam ruhani yang tinggi tanpa mengabdikan diri kepada sesama manusia.

Salah seorang tokoh yang sangat menekankan nilai ini adalah Kull Ahmad Agha, seorang arif yang dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang sederhana tetapi sarat makna. Ajarannya dapat diringkas dalam tiga pilar utama: cinta sebagai dasar agama, perahu Imam Husain as sebagai simbol keselamatan, dan kehadiran hati yang selalu menghadap Allah. Namun, dari ketiga pilar tersebut, beliau menekankan bahwa berkhidmat kepada makhluk Allah adalah kunci utama untuk membuka pintu spiritualitas.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam ajaran tersebut, disertai dengan penjelasan Alquran, hadis, dan pandangan para arif, sehingga menjadi panduan praktis sekaligus reflektif dalam kehidupan modern.

Manusia Ilahi sebagai Musafir Spiritual

Dalam literatur tasawuf, manusia digambarkan sebagai musafir (peziarah) yang sedang menempuh perjalanan (sayr sulûk) menuju Tuhan. Jalan ini penuh dengan rintangan, ujian, dan perbedaan cara. Setiap orang menempuh jalannya masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kondisi rohaninya.

Seorang salik (penempuh jalan spiritual) tidak hanya berbekal ibadah ritual seperti salat, puasa, dan zikir, tetapi juga memerlukan pelita tawasul kepada para kekasih Allah serta bekal akhlak mulia. Di sinilah pentingnya memahami bahwa perjalanan spiritual bukanlah sesuatu yang seragam; setiap orang memiliki jalan unik berdasarkan ayat-ayat Alquran, hadis Nabi, dan bimbingan para Imam maksum as.

Kull Ahmad Agha menegaskan bahwa inti dari perjalanan itu adalah cinta. Tanpa cinta, ibadah akan kering. Tanpa cinta, pengorbanan akan terasa berat. Dan cinta itu diwujudkan dalam pengabdian kepada sesama makhluk Allah.

Tiga Pilar Ajaran Kull Ahmad Agha

  1. Dasar Segala Urusan adalah Cinta

Menurut Kull Ahmad Agha, tujuan penciptaan alam semesta adalah cinta. Allah menciptakan manusia agar mereka mencintai-Nya dan mencintai sesama. Cinta menjadi poros agama.

  1. Perahu Keselamatan Imam Husain as

Beliau menekankan pentingnya menjadikan Imam Husain as sebagai teladan. Dalam hadis disebutkan: “Sesungguhnya Husain adalah pelita petunjuk dan perahu keselamatan.” Spirit pengorbanan Imam Husain di Karbala adalah simbol tertinggi khidmat kepada agama dan kemanusiaan.

  1. Kehadiran Hati dan Tawajjuh

Seorang salik harus selalu menghadap Allah dengan hati yang hadir. Namun, Kull Ahmad Agha mengingatkan bahwa kehadiran hati ini sangat sulit dilakukan terus menerus, sehingga diperlukan penopang yang kokoh: ihsân (berbuat baik kepada makhluk Allah).

Ihsân: Inti dari Khidmat kepada Makhluk

Ihsân dalam Alquran

Allah Swt berfirman:

Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil dan berbuat ihsân (kebaikan). (QS. al-Nahl [16]: 90)

Ayat ini menegaskan bahwa ihsân adalah perintah ilahi yang menjadi inti akhlak Islam.

Ihsân dalam Hadis

Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang bangun di pagi hari tanpa peduli pada urusan kaum muslimin, maka ia bukanlah seorang muslim.”

Hadis ini menunjukkan bahwa seorang muslim sejati tidak boleh hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga harus peduli terhadap sesama.

Ihsân dalam Pandangan Para Arif

Bagi para arif, ihsân bukan sekadar sedekah materi, melainkan pola hidup. Seseorang harus menjadikan kebaikan sebagai tabiat yang mengalir dalam darahnya. Kull Ahmad Agha bahkan menyebut sifat ihsân sebagai “penyakit mulia”—sebuah dorongan spiritual yang membuat seseorang tak tahan untuk memberi dan berbuat baik.

Khidmat dan Îtsâr: Pengorbanan sebagai Jalan Sufistik

Salah satu ajaran penting Kull Ahmad Agha adalah îtsâr, yaitu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Inilah puncak khidmat kepada makhluk Allah.

Beliau berkata:

“Riyadhah terbesar dalam perjalanan spiritual ialah engkau menelantarkan perutmu demi memberi makan orang lain. Îtsâr adalah latihan spiritual tertinggi.”

Artinya, ibadah batin bukan hanya zikir dalam kesunyian, tetapi juga kepedulian nyata kepada kebutuhan orang lain.

Kisah-Kisah tentang Khidmat kepada Sesama

Dalam sejarah Islam, banyak contoh yang menunjukkan betapa agungnya nilai berkhidmat kepada makhluk Allah:

  • Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as pernah mengampuni seorang kafir karena sifat dermawannya. Hal ini menunjukkan bahwa kemurahan hati bisa menjadi sebab turunnya rahmat Allah.
  • Rasulullah saw pernah mengurungkan niatnya untuk mengusir seorang laki-laki kasar setelah malaikat Jibril menyampaikan bahwa orang itu memiliki sifat dermawan. Bahkan, sifat dermawan itu akhirnya menghantarkan orang tersebut masuk Islam.

Kisah-kisah ini menjadi bukti nyata bahwa khidmat kepada sesama adalah jalan tercepat untuk mendapatkan kasih sayang Allah.

Dimensi Sosial dari Khidmat

Ajaran Kull Ahmad Agha tidak hanya bersifat mistis, tetapi juga sosial. Beliau banyak berbicara kepada para pedagang, menekankan pentingnya kejujuran, kemurahan hati, dan tidak menimbun kekayaan.

Menurut beliau, seseorang yang tidak pernah keluar dari rumahnya untuk berbuat baik kepada orang lain, keislamannya patut diragukan. Bahkan beliau menegaskan:

“Jika dari diri seseorang tidak mengalir pekerjaan Allah, maka ia telah menyia-nyiakan hak Allah Swt.”

Dengan kata lain, seorang muslim sejati adalah mereka yang menjadi saluran rahmat Allah di tengah masyarakat.

Relevansi Ajaran Ini dalam Kehidupan Modern

Di era modern, ketika individualisme semakin kuat, ajaran tentang khidmat kepada makhluk Allah menjadi sangat relevan. Banyak orang terjebak dalam kesibukan pribadi, sehingga melupakan kepedulian sosial.

Beberapa penerapan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Sedekah dan Infak – membantu fakir miskin, anak yatim, atau orang yang membutuhkan.
  2. Relawan Sosial – ikut serta dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan kesehatan.
  3. Keadilan Ekonomi – tidak menimbun harta, berlaku jujur dalam perdagangan.
  4. Kepedulian Lingkungan – menjaga alam sebagai bentuk khidmat kepada ciptaan Allah.
  5. Menjadi Pemberi Solusi – hadir untuk membantu orang lain, sekecil apa pun kontribusinya.

Kesimpulan

Ajaran berkhidmat kepada makhluk Allah yang ditekankan oleh Kull Ahmad Agha memberikan pesan universal bahwa puncak spiritualitas bukan hanya dzikir atau ibadah ritual, tetapi pengabdian kepada sesama.

Dengan cinta sebagai dasar, dengan mengikuti teladan Imam Husain as, dan dengan kehadiran hati yang selalu menghadap Allah, seorang salik akan sampai pada maqam tertinggi. Namun, semua itu hanya mungkin bila ia menjadikan ihsân sebagai sifat mendarah daging.

Berbuat baik kepada makhluk Allah adalah amal yang paling mendekatkan hamba kepada Tuhannya. Inilah pesan yang abadi, relevan sepanjang zaman, dan harus menjadi dasar kehidupan sosial kita.

“Tidak ada amal yang lebih dapat mendekatkan hamba kepada Tuhannya seperti ihsân.” – Kull Ahmad Agha

 

 

Arif Mulyadi

Arif Mulyadi

Related Posts

Manfaat Bertobat: Jalan Menuju Ampunan Allah dan Keberkahan Hidup
Akhlak

Manfaat Bertobat: Jalan Menuju Ampunan Allah dan Keberkahan Hidup

September 29, 2025

Manfaat Bertobat: Jalan Menuju Ampunan Allah dan Keberkahan Hidup Pendahuluan Tobat adalah salah satu ajaran paling fundamental dalam Islam yang...

Jangan Sibuk Mengurusi Kepentingan Sendiri: Persatuan dan Amar Makruf Nahi Mungkar dalam Islam
Akhlak

Jangan Sibuk Mengurusi Kepentingan Sendiri: Persatuan dan Amar Makruf Nahi Mungkar dalam Islam

September 21, 2025

Pendahuluan Islam adalah agama yang bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga hubungan antarsesama. Alquran berulang-ulang menekankan pentingnya...

Mengenal Hati: Jalan Sunyi Menuju Suluk dan Kesempurnaan Akhlak
Akhlak

Mengenal Hati: Jalan Sunyi Menuju Suluk dan Kesempurnaan Akhlak

September 21, 2025

Pernahkah Anda merasa semua kesibukan ini—pekerjaan, pendidikan, pencapaian—seolah hanya berjalan otomatis? Seperti mesin yang terus melaju, tapi tak tahu ke...

Dasar Nilai Etis Perspektif Islam: Niat, Iman, dan Amal Saleh
Akhlak

Dasar Nilai Etis Perspektif Islam: Niat, Iman, dan Amal Saleh

September 12, 2025

Pendahuluan Etika merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Sejak masa Yunani klasik hingga era modern, filsafat selalu menempatkan...

Nabi Muhammad SAW: Pemuda Terpuji, Utusan Terakhir, dan Teladan Sepanjang Zaman
Akhlak

Nabi Muhammad SAW: Pemuda Terpuji, Utusan Terakhir, dan Teladan Sepanjang Zaman

September 9, 2025

Nama Muhammad bukan sekadar sebutan biasa. Dalam sejarah Arab, nama ini belum pernah digunakan sebelum kelahiran Rasulullah. Secara bahasa, Muhammad...

Amal Saleh dalam Islam: Tolok Ukur, Hakikat, dan Implementasinya
Akhlak

Amal Saleh dalam Islam: Tolok Ukur, Hakikat, dan Implementasinya

September 8, 2025

Mukadimah: Amal Saleh sebagai Jalan Menuju Surga Allah Swt berfirman dalam Alquran: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman...

Next Post
Khutbah Jumat ICC Jakarta: Syaikh Mohammad Sharifani Tekankan Tawakal sebagai Kunci Kesuksesan Rasulullah SAW

Khutbah Jumat ICC Jakarta: Syaikh Mohammad Sharifani Tekankan Tawakal sebagai Kunci Kesuksesan Rasulullah SAW

Kelas Tafsir Maudhu’i ICC Jakarta: Menyelami Makna dan Etika dalam Beristighfar

Kelas Tafsir Maudhu’i ICC Jakarta: Menyelami Makna dan Etika dalam Beristighfar

Kelas Tafsir Tartibi ICC Jakarta: Mendalami Iman, Amal Saleh, dan Hidayah dalam Al-Qur’an

Kelas Tafsir Tartibi ICC Jakarta: Mendalami Iman, Amal Saleh, dan Hidayah dalam Al-Qur’an

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist