Direktur Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, melalui khutbah Jumat yang disampaikan dengan penerjemahan oleh Ustaz Umar Shahab, mengajak seluruh jamaah untuk semakin serius menuntut ilmu sebagai bagian dari warisan program kenabian serta meneladani akhlak dan ibadah Imam Ali Zainal Abidin AS. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga mengumumkan pemberian cinderamata penghormatan dari Kantor Rahbar untuk Direktur ICC sebelumnya, Syaikh Abdolmajid Hakimollahi.
Khutbah Jumat diawali dengan wasiat takwa, sebagaimana dipesankan Amirul Mukminin Imam Ali AS, dan ucapan terima kasih kepada para jamaah Salat Jumat serta semua pihak yang meramaikan peringatan Muharram hingga malam Asyura.
Direktur ICC menjelaskan bahwa program kenabian dapat dirumuskan dalam empat tema pokok, yaitu perhatian terhadap tilawah Al-Qur’an, pentingnya ta’lim (pengajaran dan pembelajaran), penegakan keadilan, serta penyempurnaan akhlak. Pada khutbah kali ini, beliau menekankan tema ta’lim. Menurut beliau, wahyu pertama yang diturunkan — perintah “Iqra’!” — menjadi tanda bahwa membaca, belajar, dan mengajar adalah pondasi dasar Islam.
Beliau mengutip Surah Az-Zumar ayat 9 yang menegaskan bahwa derajat orang-orang beriman diangkat, tetapi orang-orang berilmu ditinggikan beberapa derajat lebih tinggi. Dalam Surah Thaha ayat 114, ditegaskan tidak sama kedudukan orang berpengetahuan dengan yang tidak berpengetahuan. Ayat “Qul Rabbi zidni ilma” juga menunjukkan pentingnya umat Islam terus berdoa agar ditambahkan ilmu pengetahuan.
Beliau menegaskan, Al-Qur’an diturunkan dengan lebih dari 6.000 ayat, dan ayat pertamanya menekankan perintah membaca. Al-Qur’an juga menyebut Allah mengajarkan manusia dengan pena tentang apa yang sebelumnya tidak diketahuinya. Dari sini jelas bahwa belajar tidak memiliki batas ruang, waktu, atau siapa gurunya. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.” Bahkan, ada riwayat yang menganjurkan agar seseorang tidak segan menuntut ilmu dari orang munafik atau musyrik sekalipun, selama ilmunya bermanfaat.
Beliau mengutip pula sabda Rasulullah SAW, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan.” Imam Ja’far Shadiq AS menegaskan, “Seorang alim adalah kekasih Allah, dan siapa yang belajar pun dicintai-Nya.” Sementara Imam Ali AS menasihati, “Ilmu lebih baik daripada harta, karena ilmu akan menjaga dirimu, sedangkan harta, engkaulah yang harus menjaganya.”
Menjelang khutbah kedua, Direktur ICC menyoroti kepribadian Imam Ali Zainal Abidin AS, yang syahadahnya diperingati pada 12 atau 25 Muharram. Beliau dikenal sebagai Zainal Abidin, perhiasan para ahli ibadah, dengan keistiqamahan salat hingga seribu rakaat sehari semalam, dan sujud panjang hingga kedua kakinya bengkak. Imam Sajjad AS mewariskan karya monumental seperti Sahifah Sajjadiyah dan Risalah al-Huquq, yang menjadi rujukan akhlak dan doa.
Beliau juga menyoroti sifat zuhud Imam Sajjad AS, kedekatannya dengan kaum fakir miskin, serta keteguhan beliau dalam menghadapi penguasa zalim Yazid dan Ibnu Ziyad tanpa gentar, sebagaimana terekam dalam khutbah-khutbah beliau yang penuh keberanian. Direktur ICC mengutip syair Farazdaq, penyair masyhur, yang memuji kemurahan hati Imam Sajjad AS: “Seandainya tidak ada kata ‘tidak’ dalam tasyahud, Imam Sajjad tidak akan pernah berkata ‘tidak’ pada siapa pun yang meminta pertolongan atau ilmu.”
Menutup khutbah Jumat, Direktur ICC kembali mengajak jamaah untuk aktif mendukung program pengajaran di ICC, agar visi Al-Qur’an dan semangat menuntut ilmu senantiasa hidup. Beliau juga mengumumkan secara resmi bahwa Kantor Rahbar memberikan cinderamata penghargaan kepada Syaikh Abdolmajid Hakimollahi atas dedikasi beliau selama menjabat sebagai Direktur ICC. Cinderamata tersebut akan disampaikan langsung di tempat tugas baru beliau.