Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta terus memperluas kiprah sebagai pusat penghubung diskursus keilmuan Islam melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya diwujudkan dengan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang, yang pada Selasa, 22 Juli 2025, menggelar diskusi ilmiah bertema Pengembangan Filsafat dan Teknologi dalam Konteks Keislaman Kontemporer di Gedung Dekanat FUHum.
Hadir dalam diskusi ini Direktur ICC Jakarta, Syaikh Mohammad Sharifani, bersama Kepala Departemen Riset ICC, Akmal Kamil. Kehadiran keduanya menjadi langkah nyata implementasi nota kesepahaman (MoU) yang telah disepakati antara ICC dan UIN Walisongo, sekaligus memperkuat komitmen bersama dalam mendorong pemikiran filsafat Islam yang relevan dengan tantangan zaman.
Dekan FUHum, Mokh Sya’roni, menyambut diskusi ini sebagai wujud komitmen memperluas jejaring keilmuan lintas batas berbasis nilai-nilai Islam. Kolaborasi lintas negara ini diharapkan membuka wawasan mahasiswa dan dosen, tidak hanya sebatas pertukaran akademik, tetapi juga mampu membentuk pemikiran filsafat Islam yang kontekstual dan berdampak pada persoalan teknologi serta kemanusiaan.
Wakil Dekan III FUHum, Sukendar, menegaskan bahwa kerja sama ini bukan hanya bersifat simbolik, melainkan telah mulai diterapkan dalam berbagai program akademik. Sukendar juga mengapresiasi kemajuan Iran dalam bidang filsafat dan sains, yang menjadi inspirasi bahwa semakin kuat nilai religiusitas, semakin dekat pula umat Islam dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Untuk mendukung kesinambungan kerja sama, telah disepakati pula Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara ICC dan FUHum yang membuka peluang riset bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, hingga penguatan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi bersama berbagai universitas di Iran.
Pada kesempatan ini, Syaikh Mohammad Sharifani bersama Akmal Kamil memaparkan arah kerja sama yang mencakup penyelenggaraan kursus singkat studi filsafat Islam dan ilmu kemanusiaan Islam, pertukaran dosen tamu dan profesor tamu, riset kolaboratif lintas bidang, workshop dan konferensi bersama, publikasi ilmiah bersama, pengembangan fasilitas perpustakaan, serta pembelajaran budaya dan bahasa Persia. ICC juga mendukung penguatan jejaring budaya Persia di Indonesia melalui pendirian Philosophy and Mysticism Corner di lingkungan kampus UIN Walisongo.
Dalam sesi dialog, dosen Aqidah dan Filsafat Islam, Zainul Adzfar, menyoroti strategi Iran dalam menjaga agar filsafat tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Menanggapi hal tersebut, Syaikh Mohammad Sharifani menekankan pentingnya menjembatani filsafat dengan praktik kehidupan sehari-hari, agar tidak terjebak pada kerangka teori abstrak semata.
Diskusi ini menjadi langkah konkret implementasi kerja sama antara ICC dan UIN Walisongo untuk memperkuat tradisi keilmuan integratif yang menggabungkan keislaman, filsafat, dan teknologi. Kolaborasi ini diharapkan memperluas jejaring akademik FUHum sekaligus memberi kontribusi nyata bagi pengembangan pemikiran Islam yang progresif, kontekstual, dan berdaya saing global.