ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Jangan Sibuk Mengurusi Kepentingan Sendiri: Persatuan dan Amar Makruf Nahi Mungkar dalam Islam

by Arif Mulyadi
September 21, 2025
in Akhlak
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Pendahuluan

Islam adalah agama yang bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga hubungan antarsesama. Alquran berulang-ulang menekankan pentingnya takwa, persatuan, dan kepedulian sosial. Seorang muslim tidak boleh sibuk dengan kepentingan pribadinya semata, melainkan harus menyiapkan diri untuk berperan aktif dalam memperbaiki masyarakat.

Tema inilah yang banyak dijelaskan dalam surah Ali Imran ayat 102–107. Ayat-ayat tersebut mengingatkan tentang kewajiban bertakwa, menjaga persatuan umat, serta melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Ketiganya merupakan fondasi kokoh yang akan menyelamatkan umat Islam dari kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat.

Takwa sebagai Fondasi Kehidupan Sosial

Allah Swt berfirman: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (QS. Ali Imran: 102)

Ayat ini menjadi titik tolak yang sangat penting. Sebelum seorang muslim melangkah ke ranah sosial untuk berdakwah atau memperbaiki masyarakat, ia harus memperkuat takwa dalam dirinya. Takwa ibarat benteng yang menjaga hati dari berbagai godaan duniawi.

Tanpa takwa, manusia mudah terjebak pada ambisi kekuasaan, jabatan, atau kekayaan. Orang yang kehilangan takwa bisa melakukan apa saja demi kepentingan pribadi, meski dengan cara yang haram. Bahkan lebih parah lagi, ia bisa menghasut orang lain dan memicu perpecahan. Inilah bahaya besar jika seorang muslim tidak berangkat dari fondasi ketakwaan.

Takwa menjadikan seorang muslim sadar bahwa segala perbuatannya diawasi Allah Swt. Ia akan berhati-hati dalam setiap langkah, menjaga diri dari keburukan, serta senantiasa siap menyongsong kematian dengan amal terbaiknya.

Persatuan Umat Islam: Nikmat yang Harus Dijaga

Allah melanjutkan firman-Nya: Dan berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai. Ingatlah nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu saling bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hati kalian sehingga dengan karunia-Nya kalian menjadi bersaudara. (QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini menegaskan bahwa persatuan umat Islam adalah nikmat besar dari Allah. Dahulu, masyarakat Arab hidup dalam kondisi kacau. Suku-suku saling bermusuhan, perang bisa pecah hanya karena persoalan sepele. Namun, dengan hadirnya Islam, Allah mempersatukan hati mereka.

Menurut Alquran, faktor pemersatu umat bukanlah bahasa, etnis, atau tanah air semata, melainkan tali Allah (hablullah). Para ulama menafsirkan tali Allah sebagai Islam itu sendiri, yakni ketaatan pada ajaran Allah, Rasulullah saw, dan keluarganya. Dengan menjadikan Islam sebagai poros persatuan, umat akan terhindar dari perpecahan.

Sejarah juga menunjukkan, bangsa yang tercerai-berai akan mudah dikuasai musuh. Contoh nyata dapat dilihat dari Revolusi Islam Iran. Sebelum revolusi, bangsa Iran terpecah dan dikuasai asing. Namun berkat kepemimpinan Imam Khomeini yang bertakwa, rakyat Iran kembali bersatu di bawah naungan Islam.

Amar Makruf Nahi Mungkar: Tugas Sosial Umat Islam

Setelah menekankan persatuan, Allah Swt berfirman:

Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104)

Ayat ini menegaskan kewajiban amar makruf nahi mungkar. Setiap muslim tidak cukup hanya menunaikan salat dan ibadah pribadi. Ia juga memiliki tanggung jawab sosial untuk memperbaiki masyarakat.

Amar makruf nahi mungkar bukan sekadar seruan moral, melainkan jalan untuk menjaga masyarakat dari kehancuran. Apabila kebaikan tidak ditegakkan, keburukan akan menyebar. Dan bila kemungkaran dibiarkan, umat akan kehilangan identitas Islamnya.

Perlu dipahami bahwa amar makruf nahi mungkar adalah tanggung jawab semua muslim, sekalipun secara teknis ada sekelompok orang yang menjalankannya secara aktif dan terorganisir. Ibarat pertahanan negara, setiap warga wajib mencintai tanah airnya, tetapi pasukan khususlah yang berdiri di garda depan.

Efek Domino Amar Makruf Nahi Mungkar

Alquran menjelaskan bahwa satu amal kebaikan bisa melahirkan ribuan kebaikan lain. Sebaliknya, satu perbuatan mungkar bisa menular dan melahirkan banyak keburukan. Dengan demikian, amar makruf nahi mungkar bukan hanya tindakan sesaat, tetapi investasi sosial yang berdampak luas.

Imam Husain as juga menegaskan bahwa perjuangannya melawan rezim zalim adalah dalam rangka menegakkan amar makruf nahi mungkar. Karena bila sistem pemerintahan baik, ribuan masalah masyarakat bisa terselesaikan. Namun bila sistem rusak, ribuan masalah baru akan muncul.

Bahaya Perpecahan dan Ancaman di Akhirat

Allah Swt mengingatkan dengan keras: Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat. (QS. Ali Imran: 105)

Ayat ini menyinggung kelompok yang tahu kebenaran tetapi justru menciptakan perpecahan. Mereka inilah yang kelak di akhirat akan dibangkitkan dengan wajah hitam kelam, sebagai simbol kehinaan. Sebaliknya, orang-orang yang menjaga persatuan akan dibangkitkan dengan wajah putih berseri, berada dalam rahmat Allah, dan kekal di surga (QS. Ali Imran: 106–107).

Artinya, nasib umat di akhirat sangat terkait dengan amal sosialnya di dunia. Jika seorang muslim sibuk mengurusi kepentingan pribadi dan menelantarkan kepentingan masyarakat, maka ia telah mengkhianati perintah Allah.

Relevansi Ayat dengan Kondisi Umat Saat Ini

Ayat-ayat ini tidak hanya berlaku bagi masyarakat Arab pada masa Rasulullah saw. Pesan yang terkandung di dalamnya tetap relevan sepanjang zaman.

Hari ini, umat Islam menghadapi tantangan besar berupa perpecahan internal, ideologi transnasional, fitnah media sosial, hingga infiltrasi budaya asing yang merusak. Musuh-musuh Islam tidak pernah berhenti berusaha menanamkan bibit-bibit perpecahan.

Maka, umat Islam perlu meneguhkan kembali takwa, menjaga persatuan, dan menghidupkan amar makruf nahi mungkar. Bila hal ini dijalankan, umat akan kuat menghadapi berbagai ancaman. Sebaliknya, jika perpecahan dibiarkan, umat akan melemah dan mudah dipermainkan pihak luar.

Penutup

Pesan utama dari ayat-ayat Ali Imran (102–107) adalah bahwa setiap muslim harus:

  1. Menumbuhkan takwa dalam diri sebelum terjun ke masyarakat.
  2. Menjaga persatuan umat dengan berpegang pada tali Allah (Islam).
  3. Melaksanakan amar makruf nahi mungkar sebagai tanggung jawab sosial.
  4. Mewaspadai bahaya perpecahan yang bisa membawa azab berat di akhirat.

Islam tidak menghendaki umatnya sibuk mengurusi kepentingan pribadi. Justru, seorang muslim sejati adalah yang selalu menempatkan kepentingan umat di atas kepentingan dirinya. Dengan takwa, persatuan, dan amar makruf nahi mungkar, umat Islam akan menjadi masyarakat yang kuat, sehat, dan penuh rahmat.[]

 

Arif Mulyadi

Arif Mulyadi

Related Posts

Maksiat dan Krisis Akhlak: Ketidakseimbangan dalam Alam Realitas Menurut Islam
Akhlak

Maksiat dan Krisis Akhlak: Ketidakseimbangan dalam Alam Realitas Menurut Islam

October 2, 2025

Pendahuluan Dalam ajaran Islam, maksiat bukan sekadar pelanggaran terhadap aturan syariat, melainkan juga bentuk penyimpangan yang menciptakan ketidakseimbangan dalam tatanan...

Manfaat Bertobat: Jalan Menuju Ampunan Allah dan Keberkahan Hidup
Akhlak

Manfaat Bertobat: Jalan Menuju Ampunan Allah dan Keberkahan Hidup

September 29, 2025

Manfaat Bertobat: Jalan Menuju Ampunan Allah dan Keberkahan Hidup Pendahuluan Tobat adalah salah satu ajaran paling fundamental dalam Islam yang...

Berkhidmat kepada Makhluk Allah: Jalan Spiritual Menuju Cinta dan Kedekatan dengan Tuhan
Akhlak

Berkhidmat kepada Makhluk Allah: Jalan Spiritual Menuju Cinta dan Kedekatan dengan Tuhan

September 25, 2025

Pendahuluan Dalam khazanah Islam, jalan menuju Allah Swt bukan hanya melalui ibadah ritual, tetapi juga melalui berkhidmat kepada makhluk Allah....

Mengenal Hati: Jalan Sunyi Menuju Suluk dan Kesempurnaan Akhlak
Akhlak

Mengenal Hati: Jalan Sunyi Menuju Suluk dan Kesempurnaan Akhlak

September 21, 2025

Pernahkah Anda merasa semua kesibukan ini—pekerjaan, pendidikan, pencapaian—seolah hanya berjalan otomatis? Seperti mesin yang terus melaju, tapi tak tahu ke...

Dasar Nilai Etis Perspektif Islam: Niat, Iman, dan Amal Saleh
Akhlak

Dasar Nilai Etis Perspektif Islam: Niat, Iman, dan Amal Saleh

September 12, 2025

Pendahuluan Etika merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Sejak masa Yunani klasik hingga era modern, filsafat selalu menempatkan...

Nabi Muhammad SAW: Pemuda Terpuji, Utusan Terakhir, dan Teladan Sepanjang Zaman
Akhlak

Nabi Muhammad SAW: Pemuda Terpuji, Utusan Terakhir, dan Teladan Sepanjang Zaman

September 9, 2025

Nama Muhammad bukan sekadar sebutan biasa. Dalam sejarah Arab, nama ini belum pernah digunakan sebelum kelahiran Rasulullah. Secara bahasa, Muhammad...

Next Post
Kelas Tafsir Tartibi ICC Jakarta: Mengungkap Mukjizat dan Tantangan Al-Qur’an

Kelas Tafsir Tartibi ICC Jakarta: Mengungkap Mukjizat dan Tantangan Al-Qur’an

Istighfar sebagai Jalan Ampunan dan Rahmat: Kajian Tafsir Maudhu’i ICC Jakarta bersama Syaikh Mohammad Sharifani

Istighfar sebagai Jalan Ampunan dan Rahmat: Kajian Tafsir Maudhu’i ICC Jakarta bersama Syaikh Mohammad Sharifani

Parade Jalan Cinta 2025: Meriahkan Car Free Day dengan Syiar Maulid dan Dukungan untuk Palestina

Parade Jalan Cinta 2025: Meriahkan Car Free Day dengan Syiar Maulid dan Dukungan untuk Palestina

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist