Pada Rabu, 1 Oktober 2025, Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro kembali menyelenggarakan kajian rutin bersama Syaikh Mohammad Sharifani, dengan penerjemahan oleh Ustaz Umar Shahab. Kajian kali ini melanjutkan pembahasan nasihat Luqman, khususnya mengenai dimensi rezeki dalam tauhid. Sebelumnya, telah dibahas dua aspek utama: pertama, tauhid dalam dimensi kehadiran Tuhan, dan kedua, tauhid dalam dimensi rezeki. Hari ini, Syaikh Mohammad Sharifani mengajak jamaah untuk lebih mendalami kunci-kunci yang dapat memperluas rezeki, menekankan bahwa rezeki sepenuhnya berasal dari Allah SWT, namun manusia perlu berusaha untuk membuka pintu rezeki melalui amalan-amalan yang dianjurkan.
Syaikh Mohammad Sharifani memulai penjelasannya dengan menekankan pentingnya infaq. Beliau membaca Surah At-Thalaq ayat 7 yang menyebutkan bahwa orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang dianugerahkan Allah kepadanya. Beliau menjelaskan bahwa hal ini mirip dengan ilmu; jika dimanfaatkan, ilmu justru akan bertambah. Syaikh Mohammad Sharifani kemudian menambahkan penekanan dari Surah Al-Baqarah ayat 261, yang memberikan perumpamaan bahwa orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti menabur satu biji benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, setiap tangkai berisi seratus biji. Allah melipatgandakan pahala bagi siapa yang Dia kehendaki. Beliau menekankan bahwa infaq tidak akan mengurangi harta seseorang, bahkan akan membawa keberkahan dan keuntungan berlipat.
Selanjutnya, Syaikh Mohammad Sharifani membahas takwa sebagai kunci memperluas rezeki. Beliau menjelaskan Surah At-Thalaq ayat 2-3, yang menyatakan bahwa siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan membukakan jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Syaikh Mohammad Sharifani menegaskan bahwa takwa dapat mengangkat hambatan-hambatan dosa yang sering menghalangi keberkahan rezeki. Dengan demikian, kehidupan yang dipenuhi ketakwaan akan membuka pintu rezeki dari Allah SWT.
Beliau kemudian menguraikan hijrah, bukan semata berpindah tempat, tetapi sebagai bentuk pergerakan dan aktivitas. Syaikh Mohammad Sharifani mengutip Surah Al-Hajj ayat 58, yang menjelaskan bahwa orang-orang yang berhijrah di jalan Allah dan kemudian meninggal atau terbunuh akan dianugerahi rezeki yang baik, yaitu surga. Hijrah di sini dimaknai sebagai keluar rumah untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat, karena pergerakan ini menjadi salah satu faktor maknawi yang membuka rezeki.
Syaikh Mohammad Sharifani juga menekankan tawakal atau berserah diri kepada Allah. Dalam Surah At-Thalaq ayat 3 disebutkan bahwa siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhannya. Beliau menegaskan bahwa meski manusia berusaha, rezeki sejatinya datang dari Allah SWT, dan tawakal merupakan kunci agar usaha manusia mendapat keberkahan.
Beliau melanjutkan dengan menjelaskan istighfar dan taubat sebagai amalan penting. Dalam Surah Nuh ayat 10-12, Allah SWT berfirman bahwa jika hamba memohon ampun kepada-Nya, Dia akan menurunkan hujan lebat, memperbanyak harta dan anak-anak, serta menyiapkan kebun dan sungai-sungai bagi mereka. Syaikh Mohammad Sharifani menekankan bahwa bagi orang yang lama tidak mendapatkan anak atau mengalami kekurangan harta, istighfar dapat menjadi sarana untuk membuka pintu rezeki dari Allah SWT.
Kemudian, Syaikh Mohammad Sharifani menekankan pentingnya shalat dan pengabdian kepada Allah. Dalam Surah Thaha ayat 132, Allah SWT memerintahkan agar manusia melaksanakan shalat dan bersabar karena Dialah yang memberi rezeki. Beliau menceritakan kisah seorang pria yang mengeluh kepada Nabi Muhammad SAW karena kebunnya tidak laku dijual. Nabi SAW menunjukkan bahwa kebun tersebut terkena dampak karena tetangganya lalai dalam shalat dan ada hewan yang dizalimi di sekitarnya. Kisah ini menegaskan keterkaitan erat antara menegakkan shalat dan keberkahan rezeki. Bahkan dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 30 ayat yang menekankan shalat, sering kali disertai infaq, sehingga hubungan antara shalat dan kepemilikan harta yang halal menjadi sangat jelas.
Syaikh Mohammad Sharifani kemudian menjelaskan bahwa syukur merupakan amalan yang menambah rezeki. Beliau merujuk pada Surah Ibrahim ayat 7 yang menyatakan bahwa jika manusia bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya. Beliau menambahkan bahwa Luqman dalam nasihatnya menegaskan agar manusia bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua. Bersyukur hakiki berarti membalas kebaikan, yang pada gilirannya membawa manfaat bagi diri sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Surah An-Naml ayat 40.
Selanjutnya, Syaikh Mohammad Sharifani menyinggung silaturahmi sebagai faktor yang memperluas rezeki. Beliau menceritakan kisah Imam Sajjad AS yang membantu seorang Persia agar dapat pulang ke keluarganya melalui perantaraan kebaikan dan pengobatan seorang anak perempuan. Kisah ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sesama dapat membuka keberkahan dan rezeki.
Beliau juga menekankan pentingnya shalat di awal waktu. Menurut Syaikh Mohammad Sharifani, waktu pelaksanaan shalat memiliki kaitan erat dengan keberkahan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan penelitian di Iran, waktu dan aktivitas sangat terkait, sehingga shalat di awal waktu diyakini membuka pintu rezeki lebih luas karena awal waktu adalah saat pintu rezeki dibuka oleh Allah SWT.
Syaikh Mohammad Sharifani kemudian menjelaskan tentang sedekah, yang berbeda dari infaq karena diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan, meski jumlahnya kecil. Beliau menekankan bahwa sedekah tidak terbatas pada harta; ucapan baik pun termasuk sedekah. Ada riwayat yang menyebut bahwa seseorang dapat membebaskan dirinya dari neraka hanya dengan memberi sebutir kurma atau ucapan yang baik. Sedekah tidak akan mengurangi harta, bahkan justru memperbanyaknya.
Beliau melanjutkan dengan menekankan kembali istighfar sebagai amalan yang memperluas rezeki, serta akhlak baik, karena kebaikan terhadap manusia dan makhluk lainnya menarik keberkahan dari Allah SWT. Syaikh Mohammad Sharifani menegaskan pentingnya memperoleh rezeki dengan cara halal, karena rezeki yang tidak halal dapat merusak keberkahan dan menghambat keberhasilan hidup.
Terakhir, Syaikh Mohammad Sharifani menekankan pentingnya mendoakan orang lain. Beliau menjelaskan bahwa orang yang mendoakan kebaikan bagi orang lain akan mendapatkan balasan doa yang sama dari malaikat. Dengan demikian, mendoakan rezeki orang lain akan membuka pintu rezeki bagi diri sendiri.
Syaikh Mohammad Sharifani menutup kajian dengan menegaskan bahwa semua kunci rezeki bersumber dari Allah SWT, namun manusia harus aktif mengamalkannya. Dari infaq, takwa, hijrah, tawakal, istighfar, shalat, syukur, silaturahmi, sedekah, akhlak baik, rezeki halal, hingga mendoakan orang lain, semua merupakan rangkaian amalan yang saling terkait dan akan mendatangkan keberkahan bagi kehidupan manusia.