ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Kaum Qadiyaniyah Telah Dihukumi Kafir Karena Mengklaim Kenabian Bagi Pemimpin Mereka. Jadi, Apa Bedanya Dengan Kaum Syiah Yang Mengklaim Karakteristik Para Nabi Bagi Para Imam Mereka?

by Syafrudin mbojo
October 1, 2025
in Teologi
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Syekh Ja’far Subhani

Teks Syubhat (Kerancuan):

Kaum Qadiyaniyah telah dihukumi kafir karena mengklaim kenabian bagi pemimpin mereka. Jadi, apa bedanya dengan kaum Syiah yang mengklaim karakteristik para nabi bagi para Imam mereka, dan lain-lain?

 

Jawaban:

Dengan merujuk pada salah satu kitab akidah Syiah mana pun, akan jelas perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Menyamakan Syiah dengan mereka (Qadiyaniyah) adalah penghinaan bagi Syiah.

Syiah meyakini bahwa kenabian telah ditutup dengan Nabi Muhammad saw, bahwa wahyu telah terputus dengan wafatnya beliau saw, dan bahwa tidak akan ada Nabi setelah beliau hingga hari kiamat.

Namun, semua ini tidak menghalangi perhatian Allah Swt untuk mencakup sebagian hamba-Nya yang saleh, menjadikan mereka ulama yang cerdas dari sisi-Nya tanpa mereka belajar di tangan siapa pun. Inilah yang berlaku bagi Imam-imam mereka. Hal ini bukanlah sesuatu yang aneh dan ada analoginya. Inilah sahabat Musa (Khidir) yang digambarkan Alquran mulia, “Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”(1)

Berdasarkan hal itu, perhatian Allah Swt telah meliputi Ahlulbait Nabi saw. Dia menyucikan mereka dari kotoran dan dosa, dan mengajarkan mereka ilmu dari sisi-Nya—tanpa mereka menjadi nabi—agar mereka dapat menjalankan fungsi-fungsi Nabi setelah wafatnya, kecuali menerima wahyu.

Hal ini diisyaratkan oleh riwayat Muslim dalam Shahih-nya, di mana Nabi saw bersabda kepada Ali as, “Kedudukanmu di sisiku sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku.”(2)

Lalu, apa masalahnya dengan hal ini? Menutup pintu kenabian dan mengakhirinya bukan berarti mengakhiri perhatian Allah Swt kepada sebagian hamba-Nya dengan kelembutan, rahmat, kemuliaan, dan keagungan.

Karakteristik yang diklaim oleh penanya seolah-olah harus melekat pada kenabian—yaitu keyakinan akan kemaksuman (‘ishmah) mereka atau pengetahuan mereka tentang hal gaib dengan izin Allah Ta’ala, atau yang serupa dengannya—ternyata penanya lalai bahwa:

  • Kemaksuman lebih umum daripada kenabian. Inilah Maryam binti Imran, ia maksumah (terjaga dari dosa) dan suci, tetapi ia bukanlah seorang nabi.³
  • Inilah sahabat Musa (Khidir), dia mengetahui hal gaib, tetapi dia bukanlah seorang nabi, melainkan seorang wali (kekasih) Allah Ta’ala.(4)
  • Yusuf as mengetahui hal gaib sebelum menjadi nabi, ketika dia memberitahu dua temannya di penjara tentang nasib mereka, bahwa salah satunya akan disalib dan yang lain akan menjadi pemberi minum bagi Raja.(5)

Kenyataannya, kelompok ini (penanya dan yang serupa) tidak mempelajari masalah kepemimpinan (wilayah) dan kekhalifahan dari Nabi kecuali dalam sudut pandang pemerintahan umum—dari menteri, perdana menteri, hingga presiden dan lain-lain. Bagi mereka, Imam dan Khalifah sama seperti para pemimpin ini, dan sudah jelas bahwa mereka (para pemimpin umum) tidak disifati dengan kemaksuman, pengetahuan gaib, atau hal-hal lain yang serupa.(6)

Catatan Kaki:

  1. al-Kahfi [18]:65, hal.301.
  2. Shahih Muslim, jil.7 , hal.120, hadis ke-2404.
  3. Ali Imran [3]:42. (Merujuk pada penyucian Maryam).
  4. al-Kahfi [18]: 79. (Merujuk pada tindakan Khidhir).
  5. Yusuf [12]:41. (Merujuk pada tafsir mimpi).

Jawaban ini dipublikasikan di situs resmi YM. Ayatullah Uzhma Syekh Ja’far Subhani damat barakatuh.

Syafrudin mbojo

Syafrudin mbojo

Related Posts

KEPEMIPINAN (IMAMAH) DAN KETERHINDARAN DARI DOSA (ISMAH) DALAM ISLAM
Teologi

KEPEMIPINAN (IMAMAH) DAN KETERHINDARAN DARI DOSA (ISMAH) DALAM ISLAM

September 29, 2025

Oleh: Syekh Muhammad Amin Zainuddin Kepemimpinan dan keterhindaran dari dosa (ismah) dalam Islam—inilah gagasan yang ingin saya bicarakan kepada Anda...

KEYAKINAN KAMI (IMAMIYAH) TERHADAP KETAATAN KEPADA PARA IMAM AS
Teologi

KEYAKINAN KAMI (IMAMIYAH) TERHADAP KETAATAN KEPADA PARA IMAM AS

August 29, 2025

Oleh: Syekh Muhammad Ridha Muzhaffar Kami meyakini bahwa para Imam adalah para pemilik otoritas (ulil amri) yang telah diperintahkan Allah...

AKIDAH KITA (IMAMIYAH) TENTANG HAK SEORANG MUSLIM ATAS MUSLIM LAINNYA
Teologi

AKIDAH KITA (IMAMIYAH) TENTANG HAK SEORANG MUSLIM ATAS MUSLIM LAINNYA

August 29, 2025

Oleh: Syekh Muhammad Ridha Muzhaffar Sesungguhnya salah satu hal paling agung dan indah yang diserukan oleh agama Islam adalah persaudaraan...

Ziarah Imam Husain Penghargaan Terhadap Sejarah
Ahlulbait

Ziarah Imam Husain Penghargaan Terhadap Sejarah

September 30, 2021

Cendekiawan Nahdlatul Ulama Ulil Abshar-Abdallah mengapresiasi tradisi Muslim Syiah, khususnya Ziarah Arbain Imam Husain. Di samping memiliki kemiripian dengan tradisi...

Teologi

Pesan Universal Pengutusan Rasulullah Saw

March 15, 2021

ICC Jakarta - Muhammad Saw – beberapa tahun sebelum pengangkatan – selalu berdiam diri di Gua Hira selama satu bulan...

Teologi

Wajibul Wujud Melazimkan Sifat-Nya itu Ainu Dzatihihi

February 9, 2021

ICC Jakarta - Dalil tauhid sifat berikut ini secara ringkas berasal dari konsep wajibul wujud-Nya Tuhan dan Konsep Kausalitas. Dalil...

Next Post
ELEMEN-ELEMEN PESATUAN ISLAM DAN PENGHALANGNYA

ELEMEN-ELEMEN PESATUAN ISLAM DAN PENGHALANGNYA

DARI MANAKAH SUMBER ILMU PARA IMAM AHLULBAIT AS?

DARI MANAKAH SUMBER ILMU PARA IMAM AHLULBAIT AS?

Kajian Dimensi Rezeki dari Nasihat Luqman di Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro bersama Syaikh Mohammad Sharifani

Kajian Dimensi Rezeki dari Nasihat Luqman di Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro bersama Syaikh Mohammad Sharifani

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist