ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

KELAPANGAN DADA RASULULLAH SAW

by Syafrudin mbojo
September 8, 2025
in Ahlulbait
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Syekh Abdullah al-Yusuf

Lapang dada dan kelapangan hati adalah sifat seorang mukmin. Itu merupakan sifat yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan berkeluarga, dalam pekerjaan, kehidupan sosial, kegiatan sukarela, dan lain-lain. Sifat moral ini bahkan lebih penting lagi dalam kepribadian seorang pemimpin, manajer, atau tokoh masyarakat yang berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat.

Ini adalah sifat yang sangat diperlukan untuk mendapatkan kenalan dan teman serta menjaga keharmonisan dengan mereka. Barang siapa yang ingin hidupnya lapang, ia harus memiliki sifat lapang dada dan kelapangan hati.

 

Lapang Dada Adalah Berkah

Dalam Alquran, Allah Swt telah menganugerahkan berbagai nikmat kepada nabi-Nya. Yang terpenting di antara nikmat-nikmat itu adalah nikmat kelapangan dada, sebagaimana firman Allah Swt, “Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?”(1) Ini merupakan pertanyaan retoris, yang berarti Kami telah melapangkan dadamu, wahai Muhammad. Anugerah ini yang menempati posisi pertama di dalam surah al-Insyirah memiliki arti yang sangat kuat tentang bagaimana nikmat ini dapat memengaruhi dan melengkapi nikmat dan keutamaan lainnya.

Ketika Allah Swt mengutus Nabi Musa as kepada Firaun, permohonan pertama Nabi Musa as adalah agar dadanya dilapangkan, sebagaimana firman Allah Swt, “Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas. Dia (Musa) berkata, ‘Ya Tuhanku! Lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku.’”(2)

Lapangnya dada terwujud melalui cahaya Ilahi yang Allah Swt tempatkan di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dengan demikian, hati akan menjadi lapang dan terbuka.

Rasulullah saw pernah ditanya tentang makna kelapangan dada. Beliau menjawab, “Itu adalah cahaya yang Allah berikan di dalam hati seorang mukmin, sehingga dadanya menjadi lapang dan terbuka.” Mereka bertanya lagi, “Apakah ada tanda-tanda yang dapat dikenali?” Beliau menjawab, “Ya, kembali kepada kehidupan yang kekal (akhirat), menjauhi kehidupan yang menipu (dunia), dan bersiap-siap menghadapi kematian sebelum kematian itu datang.”(3)

 

Makna Lapang Dada

Lapang dada memiliki dua makna: yang pertama adalah makna ilmiah dan intelektual, dan yang kedua adalah makna moral dan perilaku.

Makna pertama mengacu pada keluasan ilmiah, kognitif, dan intelektual; kemampuan untuk memahami dan mencerna ilmu, pengetahuan, dan fakta. Ini berlawanan dengan pemikiran yang sempit, lemahnya pemahaman, dan penolakan terhadap gagasan-gagasan yang tidak biasa atau yang tidak sejalan dengan pandangan dan pemikirannya.

Makna kedua dari lapang dada adalah keluasan moral, kemampuan untuk menampung berbagai sifat dan watak manusia, ketahanan dalam menghadapi kesulitan dan kesusahan, serta kesabaran dalam menampung watak orang lain dan menyerap perlakuan buruk mereka. Lawan dari sifat ini adalah dada yang sempit, yang mana orang akan merasa jengkel pada setiap sikap, pendapat, atau perilaku yang berbeda dengan dirinya, sehingga ia tidak dapat berinteraksi secara positif dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan dengan orang-orang terdekatnya.

 

Rasulullah saw dan Kelapangan Dada

Rasulullah Saw. memiliki kelapangan dada yang luar biasa. Itu membuatnya dapat menanggung penderitaan, kesulitan, dan musibah yang beliau hadapi dalam menyebarkan Islam. Beliau juga mampu menerima berbagai sifat dan watak manusia. Bahkan, beliau memiliki kemampuan moral untuk berinteraksi dengan masyarakat yang keras, kering, dan sulit. Beliau diutus di tengah masyarakat yang dipimpin oleh kebiasaan dan tradisi jahiliah, dikendalikan oleh semangat suku dan kabilah, dan didominasi oleh kebodohan dan keterbelakangan peradaban. Namun, berkat sifat lapang dada ini, beliau mampu mengubah musuh-musuhnya menjadi teman-teman dekat, mengubah watak kasar mereka menjadi akhlak Islam yang luhur, dan mengangkat masyarakat dari kemerosotan moral menuju keluhuran moral yang tinggi.

Dalam kehidupan Rasulullah, terdapat banyak contoh yang menunjukkan akhlaknya yang mulia, sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(4)

Berikut adalah beberapa contoh akhlak luhur beliau yang menunjukkan kelapangan dadanya, kesabaran, pemaafan, dan kebaikan hatinya:

  1. Bukan dari hartamu, juga bukan dari harta ayahmu

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, “Saya sedang bersama Nabi saw. Beliau memakai selimut dengan pinggiran yang kasar. Seorang Arab badui menarik selimut itu dengan sangat kuat, hingga meninggalkan bekas pada pundak beliau. Lalu, orang itu berkata, ‘Wahai Muhammad! Berikan kepadaku barang-barang di dua unta ini dari harta Allah yang ada padamu, karena engkau tidak akan memberiku dari hartamu, juga bukan dari harta ayahmu.’ Nabi saw terdiam sejenak lalu berkata, ‘Harta adalah milik Allah, dan aku adalah hamba-Nya.’ Kemudian beliau berkata, ‘Wahai Arab Badui!(5) Apakah aku harus membalas perbuatanmu terhadapku ini?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bertanya, ‘Kenapa?’ Dia menjawab, “Karena engkau tidak akan membalas keburukan dengan keburukan.’ Nabi saw tertawa, lalu memerintahkan agar salah satu unta diisi dengan gandum dan yang lainnya dengan kurma.’”(6)

  1. Tidak bagus dan tidak baik

Seorang Arab Badui datang dan meminta sesuatu dari Rasulullah saw. Beliau memberikannya, lalu bertanya, “Apakah aku telah berbuat baik kepadamu?” Orang itu menjawab, “Tidak, dan tidak baik!” Para sahabat marah dan hendak memukulinya, tetapi beliau mengisyaratkan kepada mereka untuk menahan diri.

Kemudian beliau bangkit dan masuk ke rumahnya, lalu mengirimkan tambahan harta kepadanya. Kemudian beliau bertanya, “Apakah aku telah berbuat baik kepadamu?”

Orang itu menjawab, “Ya. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dari keluargamu dan kerabatmu.”

Kemudian Nabi saw berkata kepadanya, “Engkau telah mengatakan apa yang engkau katakan, dan para sahabatku merasa jengkel karenanya. Jika engkau bersedia, katakan di hadapan mereka apa yang engkau katakan di hadapanku, agar apa yang ada di dalam hati mereka terhadapmu hilang.”

Orang itu menjawab, “Baik.” Keesokan harinya atau sore harinya, dia datang. Beliau berkata, “Orang Arab badui ini telah mengatakan apa yang dia katakan, lalu kami memberinya tambahan, dan ia mengaku puas. Apakah benar begitu?”

Orang itu menjawab, “Ya. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dari keluargamu dan kerabatmu.”

Kemudian Nabi saw bersabda, “Perumpamaanku dan perumpamaan orang ini seperti seorang laki-laki yang untanya melarikan diri, lalu orang-orang mengejarnya dan itu hanya membuatnya semakin menjauh. Pemiliknya memanggil mereka, ‘Biarkanlah aku dengan untaku, karena aku lebih lembut dan lebih tahu darimu.’ Lalu dia berjalan di depannya dan mengambil makanan dari tanah, kemudian mengembalikannya hingga unta itu datang dan duduk. Dia pun mengikatkan pelana di atasnya dan menaikinya. Jika aku meninggalkanmu di tempat ketika orang itu mengatakan apa yang dia katakan, lalu kalian membunuhnya, dia akan masuk neraka.’”(7)

  1. Tidak diniatkan untuk mengharap rida Allah

Diriwayatkan dari Abu Wail dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Ketika Perang Hunain, Nabi saw mengutamakan sebagian orang dalam pembagian rampasan perang. Beliau memberikan seratus unta kepada Aqra’ bin Habis, dan seratus unta juga kepada Uyainah, serta kepada orang-orang terkemuka dari kalangan Arab, beliau mengutamakan mereka dalam pembagian hari itu.” Seorang laki-laki berkata, “Demi Allah! Pembagian ini tidak adil dan tidak diniatkan untuk mengharapkan rida Allah!” Aku berkata, “Demi Allah! Aku akan memberitahukan hal ini kepada Nabi saw.” Aku pun mendatangi beliau dan memberitahunya. Beliau bersabda, “Siapa yang akan berlaku adil jika Allah dan rasul-Nya tidak berlaku adil? Semoga Allah merahmati Musa, dia disakiti lebih dari ini dan dia bersabar.”(8)

  1. Kekasaran dalam perkataan

Quthbuddin Rawandi menyebutkan, “Seorang Arab badui datang dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, berikanlah kepadaku ini dan itu. Engkau tidak akan memberiku dari harta ayah dan ibumu.’ Dia berkata dengan kata-kata yang kasar. Beliau menjawab, ‘Itu seperti yang engkau katakan. Ulangi, wahai Arab Badui. Seperti itulah aku tidak memberimu dari hartaku atau harta ayah ibuku.’ Kemudian beliau memberinya.”(9)

Rasulullah saw menghadapi orang-orang yang keras hati dengan lapang dada, kelembutan, dan menahan amarah, bahkan kepada mereka yang berbuat buruk kepadanya. Dengan cara ini, beliau berhasil merangkul semua orang, termasuk mereka yang berhati keras.

Kelapangan dada adalah salah satu sifat paling menonjol dari pribadi Rasulullah saw yang agung. Dadanya lapang untuk musuh-musuhnya, sebagaimana lapangnya untuk para sahabatnya. Hatinya lapang untuk kekasaran sebagian kaumnya, sebagaimana lapangnya untuk kekasaran sebagian orang Arab Badui di lingkungannya. Karena itulah, hati-hati tunduk kepadanya, jiwa-jiwa patuh, dan akal-akal terpengaruh. Maka, marilah kita meluaskan hati kita untuk satu sama lain, dan melapangkan dada kita terhadap sesama meskipun kita berbeda dalam gagasan, pandangan, dan sikap.

Kita harus meneladani dan mengikuti sirah (perjalanan hidup) Rasulullah saw serta cara beliau berinteraksi dengan orang lain, bukan hanya sekadar mengagumi dan terpesona olehnya, meskipun sirah beliau memang patut dikagumi oleh semua orang. Sebaliknya, kita harus mengamalkan sirah dan akhlak mulia beliau secara praktis.

 

Pentingnya Lapang Dada

Dalam hidupnya, seseorang berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dalam suasana hati, watak, keinginan, dan kepentingan mereka. Oleh karena itu, seseorang perlu menghadapi mereka dengan lapang dada, banyak kelembutan, dan kesabaran agar dapat memberikan pengaruh positif, serta mampu mengelola dan mengakomodasi mereka. Seseorang yang sukses harus memiliki sifat lapang dada dan akhlak yang mulia.

Setiap dari kita perlu memiliki lapang dada dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Orang pertama yang paling membutuhkan perlakuan lapang dada adalah anggota keluarga: dari pasangan hingga anak-anak. Mereka tidak akan sepenuhnya seperti orang tua. Bahkan, mereka mungkin berbeda dalam banyak hal, atau melakukan hal-hal yang memancing amarah. Seorang ayah harus bersikap lapang dada dalam menyelesaikan masalah keluarga, karena ayah adalah kepala dan pengelola keluarga.

Selain itu, mereka yang berinteraksi langsung dengan orang lain juga paling membutuhkan sifat lapang dada. Mereka berinteraksi dengan manusia yang berbeda dalam segala hal, dan perlu memperlakukan mereka dengan lemah lembut, kelembutan, menahan amarah, dan sabar menghadapi penderitaan. Ini berlaku bagi para dokter yang berinteraksi dengan pasien, dengan berbagai kondisi dan penderitaan mereka yang terkadang memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dokter, perawat, dan staf administrasi.

Hal yang sama berlaku untuk tokoh masyarakat yang menangani isu-isu publik. Mereka lebih dari siapa pun membutuhkan kelapangan dada dan banyak kesabaran dalam berinteraksi. Oleh karena itu, Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib) berkata, “Alat kepemimpinan adalah lapang dada.”(10)

Sifat lapang dada adalah salah satu faktor utama keberhasilan dalam kepemimpinan masyarakat. Sebaliknya, sempitnya dada tidak akan menjadikannya manajer yang sukses, tokoh masyarakat yang berpengaruh dan diterima, ayah yang sukses, atau bahkan pasangan yang sukses. Sebab, sempitnya dada dapat memperburuk masalah, menyulitkan dan merumitkan kehidupan, serta meningkatkan ketidaknyamanan bagi mereka yang tinggal di dekatnya.

Jika Anda ingin sukses dalam kehidupan pribadi dan publik, sukses dalam hubungan sosial, sukses dalam bisnis, sukses dalam kehidupan keluarga, dan sukses dalam pekerjaan; maka teladanilah Rasulullah saw dan miliki sifat lapang dada. Seseorang yang memilikinya akan menemukan cakrawala kehidupan yang luas dan terbuka.

Sumber Rujukan:

  1. QS. al-Insyirah [94], dari awal surat sampai ayat 1, hal.596.
  2. QS. Thaha [20]:24-26, hal.313.
  3. Majma’ al-Bayan, jil.4, hal.561.
  4. QS. al-Qalam [68]:4, hal.564.
  5. Yuqaddu minka: Diberikan balasan atau dihukum.
  6. Qadhi Abul Fadhl ‘Iyadh Yahsibi, al-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Mushthafa, Dar al-Fikr, Beirut-Lebanon, cetakan tahun 1409 H, jil.1, hal.108; Syekh Abbas Qummi, Safinah al-Bihar, jil.2, hal.682.
  7. Qadhi Iyadh, al-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Mushthafa, jil.1, hal.123.
  8. Shahih Bukhari, hal.553, hadis ke-3150.
  9. Rawandi Quthbuddin Abul Husain Sa’id bin Hibatullah (w.573 H), Makaram Akhlaq al-Nabi wa al-Aimmah, Maktabah wa Dar Makhtutat al-’Atabah al-’Abbasiyah al-Muqaddasah, Karbala-Irak, cetakan tahun 1430 H-2009 M, hal.73.
  10. Nahj al-Balaghah, juz 4, hikmah ke-176, Khasaish al-Aimmah as, hal.110; Ghurar al-Hikam, hadis ke-1256.
  11. Sumber: Situs Resmi Allamah Syekh Abdullah al-Yusuf hafizhahullah.
Syafrudin mbojo

Syafrudin mbojo

Related Posts

RASULULLAH YANG AGUNG ADALAH MADRASAH AKHLAK
Ahlulbait

RASULULLAH YANG AGUNG ADALAH MADRASAH AKHLAK

September 4, 2025

Oleh: Syekh Abdullah al-Yusuf Alquran memuji akhlak Nabi kita Muhammad saw dengan firman-Nya, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang...

BIGORAFI DAN RIWAYAT-RIWAYAT TENTANG KEAGUNGAN AKHLAK DAN ADAB RASULULLAH SAW
Ahlulbait

BIGORAFI DAN RIWAYAT-RIWAYAT TENTANG KEAGUNGAN AKHLAK DAN ADAB RASULULLAH SAW

August 29, 2025

Oleh: Syekh Ja’far Hadi   Berikut ini kami paparkan beberapa informasi ringkas mengenai Nabi Muhammad Rasulullah saw.   Nama dan...

RASUL YANG AGUNG SAW: PENYULUT CAHAYA KEIMANAN
Ahlulbait

RASUL YANG AGUNG SAW: PENYULUT CAHAYA KEIMANAN

August 28, 2025

Oleh: Sayid Muhammad Taqi Mudarrisi   Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang “Mahasuci (Allah) yang telah menurunkan...

MAJELIS TARHIM ATAU TAHLILAN DALAM PANDANGAN AHLULBAIT AS
Ahlulbait

MAJELIS TARHIM ATAU TAHLILAN DALAM PANDANGAN AHLULBAIT AS

August 21, 2025

Oleh: Abu Syirin A Mengadakan Majelis Tarhim atau dikenal dengan Tahlilan adalah budaya yang sudah mengental di kalangan kaum muslim....

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Next Post
AGAMA ANTARA AKAL DAN TRADISI

AGAMA ANTARA AKAL DAN TRADISI

Amal Saleh dalam Islam: Tolok Ukur, Hakikat, dan Implementasinya

Amal Saleh dalam Islam: Tolok Ukur, Hakikat, dan Implementasinya

VISI ALQURAN DALAM BERINTERAKSI DENGAN SELAINNYA

VISI ALQURAN DALAM BERINTERAKSI DENGAN SELAINNYA

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist