ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Kemilau Kehadiran Imam Mahdi tahun 255 H

by admin
March 17, 2021
in Ahlulbait
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Kemilau mentari kehadiran Imam Mahdi, Imam ke dua belas memancarkan sinarnya, menerangi para pecintanya. Kemunculannya mencerlangkan sanubari orang-orang Syi’ah, orang-orang yang merindukan kedatangannya.
Khalifah ‘Abbâsiyah dan pejabat pemerintahannya telah mendapat kabar bahwa beliau adalah Imam kedua belas dan Imam penutup Syi’ah yang berasal dari keturunan Imam Hasan ‘Askarî As. Masa gaib Imam pamungkas ini akan mengalami masa yang panjang dan dialah yang akan membentuk pemerintahan semesta dengan keadilan.


Para penguasa zalim menjadi waspada dan ekstra hati-hati terhadap kemunculannya sehingga mereka berupaya ingin menggagalkan kemunculannya. Namun, mereka tidak sadar bahwa Fir’aun, meskipun dengan kekuatan adi daya yang dimilikinya membunuh secara massal bayi-bayi yang baru lahir, namun usahanya itu gagal total. Perbuatan biadab ini ia lakukan untuk mencegah munculnya seseorang yang akan menggoyang pemerintahan tiraniknya. Betapapun, ia tidak kuasa membendung keinginan Allah Swt untuk mewujudkan kebenaran. Ia pergi mencari dan menelusuri keberadaan Nabi Mûsâ dari rumah ke rumah tetapi orang yang dicarinya itu justru dibesarkan di dalam pangkuannya sendiri.

Mu’tamid, Khalifah Abbâsiyah – yang merupakan Fir’aun pada masanya – pun ingin melakukan hal yang sama. Ia pun mencoba mengikuti langkah Fir’aun berusaha mencegah kemunculan Sang Pembela Kebenaran yang ia takutkan akan merongrong kekuasaannya. Ia dengan ekstra ketat mengawasi dan menjaga rumah Imam Hasan ‘Askarî As.
Ketika Imam diracun, beliau dibawa dalam keadaan lemah dari penjara ke rumahnya. Mu’tamid menugaskan lima orang pengawal pergi menyertai Imam untuk mewaspadai dan berpatroli di sekeliling rumah Imam jika ada kejadian dan peristiwa yang terjadi di rumah itu. Tidak hanya mengutus mata-mata, tetapi ia juga mengirim beberapa bidan ke rumah Imam untuk menjaga dan membantu proses kelahiran istri Imam As.

Kota Samarrah berubah menjadi kota duka dan lara atas kematian Imam As. Orang-orang menutup tempat kerja mereka untuk melayat ke rumah Imam. Penduduk kota itu mengusung jenazah suci Imam dengan tangan mereka sendiri dalam upacara penguburan yang kudus, agung dan akbar.
Khalifah ‘Abbâsiya sangat gusar dan kesal atas kerumunan massa yang datang melayat Imam. Ia berusaha keras untuk menutupi kejahatannya dan mengumumkan bahwa kematian Imam merupakan sebuah kematian yang wajar dan alamiah.

Mu’tamid mengutus saudaranya untuk menghadiri upacara pemakaman dan bersaksi bahwa tidak ada yang membunuh Imam As .Di sisi lain, ia membagi-bagikan harta peninggalan Imam untuk menunjukkan bahwa Imam tidak meninggalkan anak yang dapat menunaikan salât jenazah dan

menjadi pewaris sah atas harta peninggalan Sang Imam.
Namun betapapun, ia berusaha untuk menutupi cahaya kebenaran, kehendak Allah Swt lah yang tetap berlaku. Putra Imam berusia lima tahun ketika beliau dibunuh. Ia mencapai kedudukan Imam pada usia lima tahun, seperti Nabi ‘Isâ yang diangkat sebagai Nabi ketika ia masih di ayunan.
Putra Imam pun – pada usia yang sama – ketika mereka meletakkan jenazah muqaddas ayahnya – dan pamannya yang bukan orang baik-baik itu ingin memimpin shalat jenazah – didorong ke samping dan beliau sendiri maju kedepan memimpin salat jenazah tersebut. Setelah selesai salat jenazah, beliau menghilang dari pandangan mata.

Sejak masa Imam Hasan ‘Askarî, orang-orang Syi’ah telah melihat beliau di kediaman Imam Hasan ‘Askarî dan telah mendengarkan nasihat beliau tentang anaknya kepada mereka. Setelah syahadah Imam, mereka tetap berhubungan dengan Imam hingga beberapa lama.

Keadaan yang berlaku ketika Imam lahir
Hakîmah, bibi Imam berkata : ” Aku pergi ke rumah anak saudaraku, pada hari kamis pada bulan Sya’ban. Ketika aku ingin mengucapkan selamat tinggal kepada mereka, Imam berkata, ” Wahai bibi, tinggallah malam ini bersama kami karena putra kami akan segera lahir. Aku sangat bergembira dan berbahagia mendengarkan kabar itu dan pergi menjumpai Narjis (Ibunda Imam Zamân) namun aku tidak menemukan tanda-tanda kehamilan pada diri beliau. Aku terkejut – aku berkata pada diriku – aku tidak melihat tanda-tanda adanya bayi akan lahir. Pada saat-saat itu, Imam datang padaku dan berkata : ” Duhai bibi, jangan bersedih, Narjis seperti ibunda Nabi Musâ As dan si bayi seperti Musâ, yang lahir secara tersembunyi dan tanpa tanda-tanda apa pun yang menyertai kelahirannya. Pergilah ke Narjis, dia akan segera melahirkan pada subuh hari. Aku berbahagia dan tinggal menemani Narjis dan apa yang dikatakan oleh Imam bahwa tanda-tanda kelahiran Narjis muncul sebelum matahari terbit di ufuk timur. Seberkas cahaya mewujud antara diriku dan dia sehingga aku tidak dapat melihat Narjis lagi. Aku ketakutan dan keluar dari bilik itu untuk menjumpai Imam melaporkan apa yang telah terjadi. Beliau tersenyum dan berkata, ” Kembalilah, beberapa saat lagi engkau akan melihatnya.”

Aku kembali ke kamar dan melihat seorang bayi baru lahir dan tengah melakukan sujud lalu ia mengangkat tangannya ke angkasa, berdzikir dan memuji Allah Swt dengan segala ke-Pemurahan-Nya, ke-Besaran-Nya dan ke-Esaan-Nya.

Keadaan Ibunda Narjis
Salah seorang budak Imam Hâdî ” Busher Ansâri” menukilkan sebuah kisah sehubungan dengan kejadian itu. Suatu hari Imam Hâdî As memanggilku dan berkata padaku : Aku ingin memberikan sebuah pekerjaan untukmu, pelaksanaan pekerjaan ini akan menjadi sesuatu yang sangat berharga untukmu. Beliau memberikan sebuah surat disertai dengan sekantung karung yang berisi dua ratus emas Dinar. Beliau berkata : ” Ambillah kantung ini dan pergi ke Baghdad nantikan di sana di Sungai Eufrat karena ada kapal yang akan berlabuh besoknya. Di sana terdapat banyak budak-budak yang dibawa untuk diperjual belikan.

Kebanyakan pembeli dan penjual itu berasal dari Banî Abbâs dan beberapa pemuda dari suku bangsa yang lain. Di atas kapal itu, ada seorang wanita yang ketika ia diminta untuk menampakkan dirinya, ia enggan memenuhi permintaan pembeli itu. Salah seorang pemuda maju ke depan dan berkata pada tuannya, ” Aku siap membeli wanita itu dengan harga dua ratus emas Dinar. Tetapi si wanita itu tidak setuju dengan tawaran pemuda itu. Lalu tuannya berkata : ” Kamu tidak ada pilihan lain kecuali harus dijual, kamu harus terima tawaran pemuda itu.” Tapi ia berkata lagi, sebentar, pembeliku akan segera datang. Lalu engkau maju ke depan berikan surat itu kepadanya, katakan ” Jika wanita ini berhasrat kepada orang yang mengirim surat ini, aku akan membelinya.” Setelah membaca surat yang disodorkan padanya, wanita itu merasa senang lalu engkau bayar dengan uang ini, serahkan pada tuannya dan bawa wanita itu kemari.”

Busher berkata : ” Aku kerjakan apa yang diperintahkan Imam kepadaku, aku beli wanita itu dari tuannya. Dalam perjalanan ia menceritakan kepadaku sebuah cerita yang mengejutkan, katanya : ” Aku adalah putri Raja Roma. Datukku adalah sahabat dekat Nabi ‘Isâ. Ayahku menginginkan aku menikah dengan keponakannya. Suatu hari, ia mengadakan sebuah pertemuan akbar di istana dan meminta kemenakannya duduk bersanding denganku di singgasana. Seluruh bangsawan Nasrani dan para punggawa kerajaan berkumpul untuk menikahkan aku dengannya.
Tiba-tiba istana berguncang, yang membuat segala sesuatunya berserakan dan saudara sepupuku itu terjatuh dari singgasana. Dengan adanya kejadian itu, mereka tetap tidak menyerah untuk menikahkan aku dengannya. Mereka kembali mengadakan pertemuan itu, namun kejadian yang sama juga kembali terjadi. Para bangsawan Nasrani menganggapnya sebagai sebuah pertanda buruk dan mereka semuanya bergegas meninggalkan istana.

Pada malam yang sama, aku tertidur dalam keadaan sedih dan pilu. Aku bermimpi seorang pria dengan cahaya yang memancar dari tubuhnya datang ke istana. Beberapa orang berkata bahwa pria itu adalah Nabi ‘Isâ As dan yang lainnya berkata bahwa pria itu adalah Rasulullâh Saw. Rasulullâh Saw berhadapan dengan Nabi ‘Isâ As, beliau berkata ” Aku meminang cucumu untuk cucuku.
Nabi ‘Isâ As sangat bergembira dengan pinangan itu. Beliau menerima pinangan Rasulullâh Saw.

Aku bangkit dari tempat tidurku dan tidak mengatakan perihal mimpi itu kepada siapa pun. Hingga suatu hari aku jatuh sakit dan ayahku memanggil seluruh tabib untuk melihat keadaanku. Namun tidak satu pun dari mereka yang dapat menyembuhkan sakitku. Aku memohon kepada ayahku untuk membebaskan orang-orang Muslim yang ada dalam penjara ketika itu.
Ia mengabulkan permohonanku. Ia membebaskan tawanan itu dan setelah orang-orang muslim itu dibebaskan, aku pun sembuh dari sakitku.
Pada malam yang sama, aku sekali lagi melihat dua orang wanita yang penuh dengan cahaya. Mereka berkata bahwa wanita itu adalah ibunda Nabi Allah ‘Isâ As dan Fâtimah putri Rasulullâh Saw. Fâtimah maju ke depan dan berkata kepadaku : ” Jika engkau ingin menjadi istri dari putraku, engkau harus menjadi muslim.”

Aku menerima Islam melalui tangan beliau dalam mimpi itu. Lalu ia membawaku menjumpai anaknya Imam Hasan ‘Askarî.
Cintanya menawan hatiku dengan kuat dan seluruh badanku lemas siang dan malam hingga suatu malam, aku melihat Imam Hasan ‘Askarî dalam mimpi. Aku bertanya padanya, ” Bagaimana aku dapat menjadi istrimu? Beliau berkata : ” Ayahmu dalam waktu dekat ini akan mengirim serdadunya untuk berperang melawan serdadu muslim dan engkau akan berada di barisan belakang serdadu itu. Serdadu muslim akan memenangkan perang itu dan engkau akan di tahan sebagai tawanan perang dan akan dibawa ke Baghdad untuk dijual. Engkau akan dibawa ke Baghdad dengan kapal yang melintasi Sungai Eufrat. Kapal itu akan berlabuh di Sungai Eufrat dan mereka akan membawamu keluar dari kapal itu untuk dijual.

Para pembeli akan datang untuk membelimu. Namun, tunggulah, hingga seseorang (utusan) datang untuk membelimu. Ia akan datang dengan membawa surat dari ayahku. Dialah yang akan menjadi pembelimu dan membawamu pergi.

Aku terjaga dari mimpi dan merasa gembira. Dan setelah beberapa waktu berlalu, apa yang diceritakan oleh Imam Hasan dalam mimpi itu terjadi. Wahai Busher! Hingga saat ini tidak ada seorang pun yang tahu akan cerita ini dan mengenali aku. Berhati-hatilah, jangan engkau ceritakan kisahh ini kepada siapapun. Simpanlah cerita ini untukmu saja.
Busher berkata ketika Narjis menukilkan kisah itu kepadaku, gemetar seluruh tubuhku. Sejak saat itu, aku menghormatinya dan menemaninya seakan-akan aku ini adalah budaknya. Aku membawa beliau ke hadirat tuanku Imam Hâdî As. Beliau bertanya kepada wanita itu, bagaimana ceritanya engkau memeluk Islam? Dia menjawab : ” Anda bertanya sesuatu yang anda lebih paham ketimbang aku.”

Beliau lalu berkata : ” Berita gembira untukmu tentang seorang anak yang akan memenuhi semesta ini dengan keadilan dan hukum, seorang anak yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat manusia.
Kemudian beliau memalingkan wajahnya ke saudarinya Hakîma ” Wahai ukhti! Inilah wanita yang kau nanti-nantikan selama ini. Bawalah ia bersamamu dan ajarkan Islam padanya.” Hakîma memeluknya erat dan dengan penuh pengormatan ia membawanya pergi.”

Sumber:

Imam Mahdî As; Sang Pemimpin Keadilan
pengarang: Sayyid Mahdî Ayatullâhî

Tags: imam mahdikelahiranmahdiWiladah
admin

admin

Related Posts

DAMPAK KEBERADAAN AHLULBAIT (ITRAH) AS DALAM KELANGSUNGAN ISLAM
Ahlulbait

DAMPAK KEBERADAAN AHLULBAIT (ITRAH) AS DALAM KELANGSUNGAN ISLAM

October 10, 2025

Oleh: Sayid Ja’far Murtadha Amili Penelitian ini disampaikan di Balai al-Assad di Damaskus dalam sebuah konferensi tentang “Ahlulbait (alaihimus-salam)” yang...

APA MAKNA SALAWAT KEPADA NABI SAW? DAN BAGAIMANA KITA MEMAHAMI SALAWAT KITA DAN SALAWAT ALLAH KEPADANYA?
Ahlulbait

APA MAKNA SALAWAT KEPADA NABI SAW? DAN BAGAIMANA KITA MEMAHAMI SALAWAT KITA DAN SALAWAT ALLAH KEPADANYA?

October 6, 2025

Oleh: Ustaz Haidar Habballah   Teks Syubhat (Keraguan/Pertanyaan): Apa yang dimaksud dengan salawat kepada Nabi? Apakah itu benar-benar hanya mengatakan:...

RAHASIA-RAHASIA DAN DAMPAK-DAMPAK POSITIF BERSALAWAT KEPADA MUHAMMAD DAN KELUARGA MUHAMMAD
Ahlulbait

RAHASIA-RAHASIA DAN DAMPAK-DAMPAK POSITIF BERSALAWAT KEPADA MUHAMMAD DAN KELUARGA MUHAMMAD

October 6, 2025

Oleh: Dr. Akram Jalal (اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ و آلِ مُحَمَّدٍ) “Ya Allah! Berikanlah salawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.”...

HAKIKAT MUHAMMADIYAH DAN KEDUDUKAN NABI SERTA PARA IMAM YANG MAKSUM AS
Ahlulbait

HAKIKAT MUHAMMADIYAH DAN KEDUDUKAN NABI SERTA PARA IMAM YANG MAKSUM AS

October 6, 2025

Oleh: Dr. Akram Jalal Allah, Yang Mahaagung keagungan-Nya dan tersucikanlah Nama-nama-Nya, adalah Yang Maha Mengumpulkan semua kesempurnaan dan Yang Mahasuci...

RIWAYAT MENGENAI ADANYA ASPEK SAHW (LUPA/KELIRU) PARA IMAM AS MENDUSTAKAN KLAIM KEMAKSUMAN MEREKA
Ahlulbait

RIWAYAT MENGENAI ADANYA ASPEK SAHW (LUPA/KELIRU) PARA IMAM AS MENDUSTAKAN KLAIM KEMAKSUMAN MEREKA

October 2, 2025

Oleh: Sayid Ja’far Murtadha Amili   Teks Syubhah (Kecurigaan/Kerancuan): Kaum Syiah mengklaim kemaksuman para Imam mereka–sebagaimana diketahui–dan ini sangat menyulitkan...

DARI MANAKAH SUMBER ILMU PARA IMAM AHLULBAIT AS?
Ahlulbait

DARI MANAKAH SUMBER ILMU PARA IMAM AHLULBAIT AS?

October 1, 2025

Oleh: Syekh Ja’far Subhani Teks Syubhat (Kerancuan): Kaum Syi’ah bergantung pada apa yang datang melalui Imam-imam Ahlulbait as—sebagaimana yang mereka...

Next Post

Peringatan Milad Imam Husain, Imam Sajjad, dan Abu Fadl Abbas As

Etimologi Hawn dan Huwn; Satu Akar Kata Dua Makna Kontradiktif

Antony Flew, Filosof Legendaris Ateis Abad 20 (1): Imannya Membuat Sesama Ateis Kesal

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist