ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Majelis Ziarah Jami‘ah al-Kabirah di MI Az-Zahra: Direktur ICC Bahas Kedalaman Konsep Nuha dan Hijja

by admin
August 25, 2025
in Berita
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Sabtu, 22 Agustus 2025, Majelis Doa Ziarah Jami‘ah al-Kabirah diselenggarakan di MI Az-Zahra, Cipete, dengan dihadiri jamaah dari berbagai kalangan. Acara ini diisi dengan lantunan doa bersama dan tausiah mendalam dari Direktur ICC Jakarta, Syeikh Mohammad Sharifani, yang secara khusus mengulas makna ungkapan-ungkapan dalam doa Ziarah Jami‘ah al-Kabirah. Pada kesempatan kali ini, Syeikh Mohammad Sharifani melanjutkan kajian mengenai kedalaman istilah akal sebagaimana tercermin dalam doa tersebut, khususnya dalam ungkapan “wa dzawin nuha” dan “wa ulil hijja.”
Syeikh Mohammad Sharifani menegaskan bahwa untuk memahami makna dua istilah tersebut, terlebih dahulu perlu disadari bahwa bahasa Arab memiliki keunggulan dibanding bahasa lain. Bahasa ini tidak sekadar alat komunikasi, melainkan memiliki keluasan makna yang sangat dalam. Dalam bahasa Indonesia, kata “akal” hanya dikenal dengan satu istilah. Namun dalam Al-Qur’an, kata akal diterjemahkan melalui berbagai istilah berbeda, seperti ‘aql, fu’ad, bashar, fikr, nuha, hingga hijja. Masing-masing kata membawa dimensi dan sudut pandang yang berbeda, sehingga pemahaman mendalam atas istilah itu penting agar tidak kehilangan makna yang kaya.
Menurut Syeikh Mohammad Sharifani, inilah salah satu alasan mengapa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, karena bahasa tersebut mampu memuat keluasan makna yang sesuai untuk menjadi kitab suci hingga akhir zaman. Beliau menjelaskan bahwa akal dalam pengertian umum adalah cahaya atau kekuatan yang Allah anugerahkan kepada manusia agar dapat membedakan yang benar dan salah, serta menuntun manusia kepada kebaikan.
Dalam doa Ziarah Jami’ah Kabirah, ungkapan “wa dzawin nuha” dan “wa ulil hijja” dimaknai sebagai pengakuan bahwa Ahlulbayt memiliki kesempurnaan akal. Kata nuha berasal dari akar kata yang sama dengan nahi, yang berarti larangan. Maka, Ahlulbayt dengan kesempurnaan nuha mereka, memiliki akal yang mampu menahan diri dari segala keburukan dan dosa. Sementara itu, kata hijja berkaitan dengan hujjah atau dorongan, sehingga ulil hijja dimaknai sebagai Ahlulbayt yang akalnya mendorong mereka untuk melakukan kebaikan dan kepatuhan kepada Allah. Dengan demikian, ziarah ini menampilkan dua sisi akal yang sempurna: sisi yang menahan dari keburukan sekaligus sisi yang mendorong kepada kebaikan.
Syeikh Mohammad Sharifani kemudian menekankan pentingnya peran akal dalam kehidupan beragama dengan membacakan beberapa ayat Al-Qur’an. Ia mengutip Surah Al-Mulk ayat 10, di mana para penghuni neraka mengakui bahwa mereka tidak menggunakan akal ketika hidup di dunia, sehingga menjadi sebab bagi mereka masuk ke dalam Sa’ir. Beliau menegaskan, ayat ini menunjukkan betapa besar peran akal sebagai jalan keselamatan. Jika akal benar-benar digunakan, maka manusia akan dituntun kepada kebaikan dan terhindar dari kebinasaan.
Selanjutnya, beliau membaca Surah Ar-Ra’d ayat 4 yang menggambarkan bagaimana tanaman yang berbeda tumbuh dari air yang sama, namun menghasilkan rasa dan manfaat yang berbeda-beda. Menurut penjelasannya, fenomena alam ini adalah tanda kebesaran Allah yang hanya dapat ditangkap oleh orang-orang yang mau berpikir. Syeikh Mohammad Sharifani memberi contoh nyata dari bentang alam Indonesia yang kaya dengan beragam tanaman dan buah, padahal sama-sama disirami dengan air hujan. Hal ini seharusnya menumbuhkan kesadaran untuk merenungkan kekuasaan Allah.
Beliau juga membacakan Surah Al-Anbiya ayat 67, percakapan Nabi Ibrahim dengan kaumnya, yang dimulai dengan celaan “uffil lakum” sebagai kecaman keras bagi mereka yang tidak menggunakan akalnya ketika menyembah berhala. Menurut Syeikh Mohammad Sharifani, ayat ini menegaskan bahwa setiap manusia telah diberi akal, dan jika seseorang tetap berada dalam kebodohan dan penyembahan selain Allah, itu bukan karena kekurangan akal, melainkan karena akalnya tidak digunakan dengan benar.
Kemudian beliau mengutip Surah Yunus ayat 100, yang menegaskan bahwa Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak mau mengerti. Ayat ini menunjukkan bahwa menjauh dari akal akan berujung pada kesia-siaan dan murka Allah.
Setelah menguraikan ayat-ayat Al-Qur’an, Syeikh Mohammad Sharifani membawakan riwayat-riwayat Ahlulbayt tentang akal. Beliau menyampaikan sabda Imam Ali yang berkata bahwa akal adalah sesuatu yang dapat menyelamatkan manusia. Syeikh Mohammad Sharifani menambahkan penjelasan bahwa jika seseorang merasa terjebak dalam masalah besar, bisa jadi ia tidak menggunakan akalnya dengan benar. Akal seharusnya membawa manusia keluar dari masalah, bukan menjerumuskannya.
Beliau juga membawakan sabda Rasulullah bahwa orang yang berakal adalah yang bersikap halm atau sabar terhadap orang yang berbuat kebodohan karena ketidaktahuan. Sebagai contoh, beliau menceritakan kisah Malik al-Asytar, sahabat Imam Ali yang sangat disegani. Suatu ketika ia dimaki oleh seorang pemuda yang tidak mengenalinya. Setelah mengetahui siapa Malik al-Asytar sebenarnya, pemuda itu ketakutan dan mencari beliau untuk meminta maaf. Malik al-Asytar tidak hanya memaafkan sejak awal, tetapi bahkan berdoa di masjid agar Allah mengampuni pemuda tersebut. Kisah ini, menurut Syeikh Mohammad Sharifani, adalah teladan nyata bagaimana orang berakal menghadapi kebodohan dengan kelembutan hati.
Syeikh Mohammad Sharifani juga mengutip sabda Imam Ali bahwa orang berakal akan berpikir sebelum berbicara, sementara orang bodoh berbicara sebelum berpikir. Ia kemudian menuturkan kebiasaan Salman al-Farisi yang selalu meminta waktu tiga hari sebelum menjawab pertanyaan. Salman menjelaskan bahwa ia ingin memastikan jawabannya tidak membawanya kepada neraka. Dari sini, jamaah diingatkan bahwa setiap kata yang diucapkan memiliki konsekuensi besar.
Riwayat lain yang disampaikan adalah tentang Imam Ja’far al-Shadiq. Suatu hari, seseorang datang memuji seorang lelaki karena ibadahnya yang panjang dalam rukuk dan sujud. Imam Ja’far bertanya: bagaimana dengan akalnya? Hal itu menegaskan bahwa ibadah fisik tanpa akal tidak memiliki keutamaan. Dalam kesempatan lain, Imam Ja’far juga ditanya tentang seorang yang was-was berlebihan dalam amalnya. Beliau menegaskan bahwa sifat was-was adalah tanda lemahnya akal. Maka, ukuran kebaikan seseorang tidak hanya pada amal lahiriah, tetapi pada sejauh mana akalnya digunakan.
Syeikh Mohammad Sharifani melanjutkan dengan kisah seorang guru yang datang kepada Imam Ja’far al-Shadiq dan menceritakan tentang tiga muridnya dengan tingkat pemahaman berbeda. Imam menjelaskan bahwa perbedaan itu berasal dari penjagaan diri orang tua masing-masing terhadap perkara halal, makruh, dan sunnah sejak sebelum anak lahir. Kisah ini menegaskan bagaimana kondisi spiritual orang tua berpengaruh pada kesempurnaan akal anak.
Karena ceramah berlangsung bertepatan dengan momentum peringatan syahadah Imam Ali Ridha, Syeikh Mohammad Sharifani menutup dengan menyinggung sifat ra’uf Imam Ridha. Kata ra’uf berarti penyayang, welas asih, tetapi memiliki tiga dimensi: cepat dalam melakukan kebaikan, memberi tanpa takaran, dan memberi secara sembunyi-sembunyi.
Syeikh Mohammad Sharifani kemudian menceritakan kisah seorang budak yang ikut berziarah ke makam Imam Ridha bersama tuannya. Sang tuan tiba-tiba merasa terdorong untuk memerdekakan budaknya, menikahkannya dengan anaknya, serta memberinya kebun sebagai bekal hidup. Budak itu justru menangis karena baru saja ia memohon hal tersebut di makam Imam Ridha, dan langsung dikabulkan melalui tuannya. Kisah ini, kata Syeikh Mohammad Sharifani, menunjukkan betapa ra’uf dan mulianya Imam Ali Ridha.

admin

admin

Related Posts

Kelas Tafsir Tartibi ICC: Syeikh Mohammad Sharifani Kupas Tuntas Karakter Orang Munafik
Berita

Kelas Tafsir Tartibi ICC: Syeikh Mohammad Sharifani Kupas Tuntas Karakter Orang Munafik

August 25, 2025

ICC Jakarta menyelenggarakan Kelas Tafsir Qur’an Tartîbî pada Jumat, 22 Agustus 2025 di Aula ICC Jakarta bersama Syaikh Mohammad Sharifani...

Khutbah Jumat ICC: Syaikh Mohammad Sharifani Tekankan Memaafkan sebagai Kunci Kesuksesan Rasulullah
Berita

Khutbah Jumat ICC: Syaikh Mohammad Sharifani Tekankan Memaafkan sebagai Kunci Kesuksesan Rasulullah

August 22, 2025

Khutbah Jumat di aula Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta pada 22 Agustus 2025 disampaikan oleh Syaikh Mohammad Sharifani dan diterjemahkan...

ICC Jakarta Sambut Bulan Maulid dengan Silaturahmi ke Ponpes Al-Tsaqafah
Berita

ICC Jakarta Sambut Bulan Maulid dengan Silaturahmi ke Ponpes Al-Tsaqafah

August 22, 2025

Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut...

Peringatan Wafat Rasulullah Saw. dan Syahadah Ahlulbait di ICC Jakarta: Meneguhkan Wasiat Tsaqalain dan Otoritas Agama
Berita

Peringatan Wafat Rasulullah Saw. dan Syahadah Ahlulbait di ICC Jakarta: Meneguhkan Wasiat Tsaqalain dan Otoritas Agama

August 21, 2025

Pada Kamis, 21 Agustus 2025, Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta menyelenggarakan majelis peringatan wafat Rasulullah Saw sekaligus memperingati syahadah Imam...

Iran Tolak Tekanan AS–Eropa, Siap Hadapi Ancaman Sanksi PBB
Berita

Iran Tolak Tekanan AS–Eropa, Siap Hadapi Ancaman Sanksi PBB

August 21, 2025

Seiring berakhirnya masa berlaku kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA), Iran bersiap menghapus pembatasan yang selama ini dijalankan secara sukarela. Pada saat...

Netanyahu Abaikan Proposal Hamas, Israel Luncurkan Fase Baru Genosida di Gaza
Berita

Netanyahu Abaikan Proposal Hamas, Israel Luncurkan Fase Baru Genosida di Gaza

August 21, 2025

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk tidak menanggapi proposal gencatan senjata terbaru yang telah disetujui Hamas, meski para mediator...

Next Post
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei: Iran Tak Akan Tunduk pada Tekanan AS–Israel

Ayatullah Sayyid Ali Khamenei: Iran Tak Akan Tunduk pada Tekanan AS–Israel

Epistemologi Rasa: Membandingkan Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dan KPPH Mustopa dalam Tradisi Jawa dan Sunda

Epistemologi Rasa: Membandingkan Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dan KPPH Mustopa dalam Tradisi Jawa dan Sunda

Kelas Tafsir Tartibi ICC: Syeikh Mohammad Sharifani Kupas Tuntas Karakter Orang Munafik

Kelas Tafsir Tartibi ICC: Syeikh Mohammad Sharifani Kupas Tuntas Karakter Orang Munafik

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist