ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Nabi Muhammad SAW: Pemuda Terpuji, Utusan Terakhir, dan Teladan Sepanjang Zaman

by Arif Mulyadi
September 9, 2025
in Akhlak
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Nama Muhammad bukan sekadar sebutan biasa. Dalam sejarah Arab, nama ini belum pernah digunakan sebelum kelahiran Rasulullah. Secara bahasa, Muhammad berarti “yang terpuji”, sosok yang pantas dihormati karena akhlak mulianya. Dan benar saja, sejak kecil hingga dewasa, beliau dikenal jujur, amanah, dan penuh kasih sayang.

Bagi umat Islam, mengenal masa muda Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar menambah wawasan sejarah, melainkan juga sarana mengambil pelajaran moral, spiritual, dan sosial. Dari situlah kita bisa melihat bagaimana Allah SWT mempersiapkan utusan terakhir-Nya dengan ujian dan tempaan hidup.

Lahir sebagai Yatim Piatu: Ujian Awal Kehidupan

Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 570 M di Makkah, yang dikenal sebagai ‘Amul Fîl (Tahun Gajah). Beliau lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Namun, sebelum beliau lahir, ayahnya sudah wafat. Saat berusia enam tahun, ibunda tercinta pun meninggal dunia.

Sejak itu, Rasulullah diasuh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu setelah wafat kakeknya, diasuh pamannya Abu Thalib. Dalam pandangan Syi’ah, Abu Thalib bukan hanya pelindung, tetapi seorang mukmin sejati yang dengan tulus mendukung Nabi sejak awal. Imam Ja’far al-Shadiq as berkata:

“Seandainya iman Abu Thalib ditimbang dengan iman seluruh umat, niscaya imannya lebih berat.” (al-Kafi, jilid 1, hlm. 448)

Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Abu Thalib adalah bagian penting dari persiapan Allah untuk menjaga Nabi hingga waktunya menerima wahyu.

Kehidupan Sederhana: Menggembala Kambing

Di masa remajanya, Nabi Muhammad SAW bekerja sebagai penggembala kambing. Pekerjaan ini terlihat sederhana, tetapi justru melatih kesabaran, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Rasulullah sendiri pernah bersabda:

“Tidak ada seorang nabi pun kecuali pernah menggembala kambing.” (HR. al-Kafi, jilid 5, hlm. 64)

Pelajaran penting dari sini adalah bahwa pemimpin besar lahir dari kesederhanaan. Bahkan pekerjaan yang dianggap rendah justru menjadi madrasah kehidupan yang mempersiapkan beliau untuk memimpin umat manusia.

Jujur dalam Perdagangan: Julukan al-Amin

Ketika menginjak dewasa, Nabi Muhammad SAW mulai ikut berdagang. Beliau menemani Abu Thalib ke Syam, dan masyarakat Quraisy segera mengenalnya sebagai pedagang jujur dan terpercaya. Dari sinilah beliau mendapat julukan al-Amin.

Allamah Thabathabai dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an menegaskan bahwa kejujuran Nabi dalam berdagang bukan hanya strategi bisnis, melainkan pancaran fitrah yang suci. Kejujuran ini kemudian menjadi fondasi penting dalam risalah Islam, yang menekankan bahwa iman tidak dapat dipisahkan dari amanah dan keadilan.

Pernikahan dengan Siti Khadijah: Dukungan Sejati

Kejujuran Nabi Muhammad SAW membuat banyak pedagang mempercayakan barang dagangan kepadanya. Salah satunya adalah Siti Khadijah, seorang pengusaha sukses dan bangsawan Quraisy. Setelah melihat integritas Muhammad, Khadijah melamar beliau melalui perantara.

Perbedaan usia tidak menjadi penghalang. Pernikahan mereka berlangsung penuh berkah. Dalam literatur Syi’ah, Khadijah digolongkan sebagai salah satu dari empat wanita agung, bersama dengan Sayidah Fatimah, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim.

Imam Ali as pernah berkata dalam Nahj al- Balaghah:

“Allah memilih Khadijah untuk mendampingi Rasul-Nya, dan ia adalah penolong yang setia dalam menyampaikan risalah.”

Pernikahan ini membuktikan bahwa kesuksesan dakwah Rasulullah tidak lepas dari peran Khadijah yang mengorbankan harta, jiwa, dan cintanya demi mendukung perjuangan Nabi.

Membela Orang Lemah: Hilful Fudhul

Salah satu peristiwa penting di masa muda Nabi adalah keterlibatannya dalam Hilful Fudhul, sebuah pakta yang berisi kesepakatan untuk membela orang tertindas. Nabi Muhammad SAW begitu menghargai perjanjian itu hingga setelah menjadi Rasul beliau pernah berkata:

“Aku tidak akan menukar Hilful Fudhul dengan unta merah sekalipun. Seandainya aku diajak kembali padanya setelah Islam datang, niscaya aku akan menyetujuinya.” (HR. al-Kafi, jilid 5, hlm. 29)

Ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya berbicara tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang keadilan sosial dan pembelaan terhadap kaum tertindas.

Kisah Bijak Hajar Aswad

Saat usia Nabi sekitar 35 tahun, Ka’bah direnovasi. Ketika tiba waktu meletakkan kembali Hajar Aswad, para pemimpin Quraisy hampir berselisih hebat. Nabi Muhammad tampil sebagai penengah. Beliau meletakkan batu itu di atas kain, lalu meminta tiap pemimpin kabilah mengangkat bersama-sama. Setelah itu, beliau sendiri yang menempatkan batu suci tersebut.

Dengan kebijaksanaan itu, pertumpahan darah berhasil dihindari. Dalam pandangan Syi’ah, kebijaksanaan Nabi dalam peristiwa ini adalah cerminan ‘aql mustafad (akal sempurna yang terhubung dengan cahaya ilahi). Imam Ali as kemudian mewarisi sifat kebijaksanaan ini sebagai penerus Nabi.

Diangkat sebagai Rasul Terakhir

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering ber-tahannuts (menyepi) di Gua Hira. Dalam kesunyian, beliau merenung tentang kondisi masyarakat Quraisy yang terjerumus dalam penyembahan berhala, ketidakadilan, dan perpecahan sosial.

Hingga pada malam 17 Ramadhan, Malaikat Jibril datang membawa wahyu pertama:

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan…” (QS. al-‘Alaq: 1)

Sejak saat itu, Muhammad bin Abdullah resmi diangkat sebagai Rasul terakhir. Murtadha Muthahhari dalam bukunya Sejarah Nabi menulis:

“Wahyu yang turun di Gua Hira bukan hanya awal kenabian, melainkan juga awal revolusi besar dalam sejarah manusia. Revolusi yang menggabungkan tauhid, keadilan, dan kasih sayang.”

Keteladanan Abadi dari Nabi Muhammad SAW

Dari perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, kita bisa menarik banyak pelajaran:

  1. Kesabaran menghadapi ujian – beliau yatim piatu sejak kecil, namun tumbuh menjadi pribadi yang kuat.
  2. Kerja keras – menggembala kambing hingga berdagang mengajarkan bahwa pemimpin lahir dari kerja nyata.
  3. Kejujuran sebagai fondasi – julukan al-Amin adalah modal sosial yang membuat masyarakat percaya.
  4. Kepedulian sosial – melalui Hilful Fudhul, beliau menunjukkan pentingnya membela kaum tertindas.
  5. Kebijaksanaan – kisah Hajar Aswad mengajarkan pentingnya solusi damai dalam konflik.
  6. Kekuatan spiritual – wahyu di Gua Hira membuktikan bahwa kekuatan sejati lahir dari hubungan dengan Allah.

Imam Ali as dalam Nahj al- Balaghah menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai:

“Tabib yang berkeliling dengan obatnya, meletakkan balsam di hati yang buta, telinga yang tuli, dan lidah yang bisu.”

Ini adalah penggambaran yang indah tentang peran Nabi sebagai penyembuh jiwa manusia.

Penutup

Kisah masa muda Nabi Muhammad SAW adalah bukti nyata bahwa Allah SWT menyiapkan utusan-Nya dengan penuh hikmah. Dari seorang yatim piatu yang sederhana, beliau tumbuh menjadi pedagang jujur, pemimpin yang bijak, hingga akhirnya menjadi Rasul terakhir bagi seluruh umat manusia.

Dalam perspektif Syi’ah, perjalanan hidup Nabi tidak bisa dilepaskan dari peran keluarga Ahlulbait yang mendukung beliau: Abu Thalib yang melindungi, Khadijah yang mendampingi, dan Ali yang kelak menjadi penerus risalah.

Keteladanan Rasulullah tetap hidup hingga kini. Beliau adalah pemuda terbaik Makkah, utusan terakhir Allah, dan teladan abadi bagi setiap manusia yang merindukan kebenaran, keadilan, dan kasih sayang.[]

 

Arif Mulyadi

Arif Mulyadi

Related Posts

Amal Saleh dalam Islam: Tolok Ukur, Hakikat, dan Implementasinya
Akhlak

Amal Saleh dalam Islam: Tolok Ukur, Hakikat, dan Implementasinya

September 8, 2025

Mukadimah: Amal Saleh sebagai Jalan Menuju Surga Allah Swt berfirman dalam Alquran: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman...

Akhlak dan Kesehatan Mental di Era Disrupsi
Akhlak

Akhlak dan Kesehatan Mental di Era Disrupsi

September 5, 2025

Pendahuluan Era disrupsi ditandai dengan perubahan cepat dalam bidang teknologi, sosial, dan budaya. Kehadiran internet, media sosial, dan kecerdasan buatan...

Kecelakaan Bagi Pengumpat dan Pencela: Pelajaran Surah al-Humazah dan Relevansinya dengan Kesehatan Mental
Akhlak

Kecelakaan Bagi Pengumpat dan Pencela: Pelajaran Surah al-Humazah dan Relevansinya dengan Kesehatan Mental

September 4, 2025

Pendahuluan Di era modern yang serba cepat, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan: persaingan ekonomi, tekanan sosial, hingga pengaruh media digital...

Sayangilah Orang Tuamu Seperti Engkau Menyayangi Dirimu Sendiri
Akhlak

Sayangilah Orang Tuamu Seperti Engkau Menyayangi Dirimu Sendiri

September 1, 2025

(Refleksi Akhlak Islami dalam Kehidupan Sehari-hari dan Kesehatan Mental) Pendahuluan Dalam kehidupan modern yang serba cepat ini, tidak sedikit orang...

Semua Mukmin Bersaudara: Menjaga Persatuan dalam Islam Menurut Surah Al-Hujurat   
Akhlak

Semua Mukmin Bersaudara: Menjaga Persatuan dalam Islam Menurut Surah Al-Hujurat  

August 28, 2025

Persaudaraan dalam Islam: Landasan dari Alquran Islam menegaskan bahwa seluruh orang mukmin adalah bersaudara. Ikatan ini bukan hanya sekadar persahabatan...

Nilai-Nilai Insaniah dalam Islam: Jalan Menuju Kesempurnaan Manusia
Akhlak

Nilai-Nilai Insaniah dalam Islam: Jalan Menuju Kesempurnaan Manusia

August 26, 2025

  Pendahuluan Setiap manusia diciptakan dengan dua sisi: diri hewani dan diri insani. Diri hewani mewakili kebutuhan jasmani seperti makan,...

Next Post
BAGAIMANA ALQURAN BISA DITINGGALKAN (DIABAIKAN) DAN MENGAPA?

BAGAIMANA ALQURAN BISA DITINGGALKAN (DIABAIKAN) DAN MENGAPA?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist