Komunitas Pecinta Rasulullah menyelenggarakan Parade Jalan Cinta 2025 pada Car Free Day, Ahad pagi, 21 September 2025, di kawasan SCBD–GBK–Semanggi, Jakarta. Parade ini menjadi syiar memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus menegaskan bahwa cinta kepada Rasulullah adalah energi yang menggerakkan umat untuk melawan segala bentuk kezaliman.
Sejak pukul 06.00 WIB, barisan peserta memadati jalur parade dengan nuansa meriah dan penuh makna. Berbagai kelompok menampilkan kreativitas melalui kostum adat, busana Muslim, sepeda hias, dan poster bertema cinta Nabi. Suasana semakin hidup dengan drum band, lantunan shalawat, musik marawis, dan lagu-lagu Maulid yang diselingi narasi sejarah kenabian.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah ogoh-ogoh berbentuk replika Ka‘bah dan Dome of the Rock. Kehadirannya diiringi yel-yel serta lagu dukungan bagi kemerdekaan Palestina, menegaskan bahwa cinta Nabi tidak terpisahkan dari semangat solidaritas terhadap bangsa yang tertindas.
Menurut Koordinator Parade Mujib Munawan, acara ini juga bertujuan membawa pesan Maulid ke ruang publik yang lebih luas. “Cinta kepada Nabi bukan hanya mengajarkan kasih sayang, tetapi juga semangat perlawanan terhadap kezaliman di muka bumi,” ujarnya.
Parade diikuti oleh gabungan berbagai majelis taklim, yayasan, dan komunitas, antara lain Shiddiqah Zahra, STAI Sadra, Majelis Taklim Yayasan Baitul Maal (YBM), Majelis Taklim Mardiah, Ummul Ushul Children’s Islamic Studies (ULCIS), Darul Qur’an (DQ), Islamic Sunday School (ISS), Baitul Zahra, Sababul Karrar, Bunga-bunga Qur’ani (BBQ), Al-Muntazhor, MT Sayidatun Nisa, MT Zainab Kubro, serta Komunitas Taichi, termasuk Lembaga Otonom Ahlulbait Indonesia (ABI) DKI Jakarta yang meliputi Muslimah ABI, Pandu ABI, dan ABI Responsif.
Melalui parade ini, para peserta tidak hanya mengekspresikan cinta kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk perayaan, tetapi juga menyampaikan pesan sosial dan spiritual: menghadirkan Islam sebagai rahmat bagi semesta, memperkuat silaturahmi, menumbuhkan kreativitas generasi muda, menjaga budaya, sekaligus menyuarakan perlawanan terhadap kezaliman.