ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

RASUL YANG AGUNG SAW: PENYULUT CAHAYA KEIMANAN

by admin
August 28, 2025
in Ahlulbait
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Sayid Muhammad Taqi Mudarrisi

 

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

“Mahasuci (Allah) yang telah menurunkan Alfurqan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, (yaitu) Dia yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan yang tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya. Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan menetapkannya dengan ketetapan yang tepat. Namun mereka mengambil sesembahan selain-Nya yang tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan. Mereka tidak memiliki kekuasaan untuk mendatangkan mudarat bagi diri mereka sendiri, tidak pula manfaat, dan tidak (pula) memiliki kekuasaan untuk mematikan, menghidupkan, atau membangkitkan. Dan orang-orang kafir berkata, ‘Ini hanyalah kebohongan yang dia ada-adakan, dan telah membantunya suatu kaum yang lain’; maka sungguh mereka telah datang dengan kezaliman dan dusta. Dan mereka berkata, ‘Itu adalah dongeng-dongeng orang-orang terdahulu yang diminta untuk dituliskannya, lalu dibacakan kepadanya setiap pagi dan petang.’ Katakanlah, ‘Dialah yang menurunkannya (Alquran), yaitu (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan bumi. Sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’“ (QS. al-Furqan:1–6)

 

Apakah Umat Manusia Masih Membutuhkan Para Nabi dan Risalah Langit?

Dan secara prinsip, mengapa Allah Swt menurunkan risalah-risalah-Nya, padahal Dia telah menganugerahkan akal, nurani, fitrah, dan kehendak bebas kepada manusia?

Lalu, apakah belum cukup bagi Allah mengutus rangkaian para nabi dan rasul yang penuh cahaya itu, hingga akhirnya ditutup dengan pemimpin dan junjungan mereka semua: Rasulullah Muhammad saw?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu dibahas dengan keberanian, karena kita memiliki hujah dan dalil, logika yang benar dan transparan. Sebab, kita adalah pemeluk prinsip Ilahi yang hakiki, yang tidak mengenal makna menghindar atau lari dari kebenaran.

Namun sebelum menjawab pertanyaan ini atau itu, kita harus mengkaji sejarah umat manusia sebelum turunnya risalah-risalah Ilahi, serta menelaah kondisi manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw, lalu mengamati kondisi umat manusia saat ini, agar bisa mendapat gambaran yang jelas dan utuh tentang kenyataan kebutuhan manusia terhadap para nabi dan risalah-risalah mereka.

 

Teori Manusia Dari Kera?

Orang-orang yang mengatakan bahwa asal-usul manusia adalah dari kera, mereka hanya mengandalkan beberapa bukti yang salah, yang hanya berasal dari sisa-sisa sejarah terbatas: seperti manusia primitif yang hidup di atas pohon atau di dalam gua, dan memanfaatkan alat-alat kehidupan yang sangat primitif.

Tetapi mereka melupakan atau sengaja mengabaikan rahasia perkembangan manusia, dan bagaimana mereka bisa membangun peradaban, bahkan pada zaman dahulu.

Pasti ada penyebabnya. Dan penyebab itu adalah para nabi Allah, yang datang kepada umat manusia dengan membawa kebaikan dunia dan memberi kabar gembira akan kebahagiaan akhirat.

 

Misi Para Nabi

Tugas pertama para nabi adalah menghapuskan khurafat dan dongeng-dongeng dari pikiran manusia, dan memperkenalkan kepada mereka kebenaran.

 

Contohnya

Daripada mempersembahkan anak-anak sebagai korban kepada dewa-dewa palsu, Nabi Ibrahim as membawa syariat haji, yang di dalamnya ada pengorbanan untuk Allah dan pemberian dagingnya kepada orang miskin—seperti dalam kisah mimpinya menyembelih putranya, Ismail as.

Dan daripada tunduk kepada setan, Ibrahim dan Ismail as mengajarkan manusia untuk tunduk kepada Allah Yang Maha Esa. Dalam kisah itu pula, setan mencoba menggoda Ibrahim agar tidak melaksanakan perintah Allah, juga menggoda Ismail agar takut dan menolak kehendak ayah dan Tuhannya. Tapi kedua nabi ini menetapkan metode melawan setan, yang kemudian diwujudkan dalam ritual lempar jumrah dalam ibadah haji—sebagai simbol perlawanan terhadap setan.

Sebelumnya, Nabi Idris as adalah orang pertama yang mengajarkan manusia menulis dan menjahit, serta cara berpakaian.

Lalu, Nabi Nuh as mengajarkan umatnya memanfaatkan kayu.

Kemudian, Nabi Dawud as mengajarkan melebur besi dan mengungkap khasiat tanaman.

Setelah itu, datang Nabi Daniel yang memperkenalkan kepada umat manusia ilmu astronomi dan perbintangan.

 

Dari Kegelapan Menuju Cahaya

Umat manusia saat itu tenggelam dalam kegelapan, dan risalah-risalah Ilahi datang untuk menyelamatkan mereka dari kegelapan itu, dan membawa mereka ke dunia cahaya, ilmu, dan kehidupan.

Di saat manusia masih berperang dengan batu, manjanik (ketapel besar), panah, pedang, tombak, api, racun, dan bahkan binatang buas, para nabi datang membawa kedamaian, cinta, dan ketenangan batin.

Seseorang mungkin bertanya: Kenapa Nabi Isa as mengatakan, “Jika seseorang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu”?

Jawabku: Nabi yang agung ini ingin menciptakan keseimbangan moral yang baik di masyarakat yang penuh fanatisme, kebencian, dan konflik. Dan beliau berhasil memengaruhi masyarakat itu sejauh mana mereka mau meneladani akhlaknya.

 

Para Nabi Mendidik Manusia

Para nabi melarang kezaliman, melarang kecurangan dalam timbangan, dan melarang menyerang orang lain.

Ajaran-ajaran ini dan lainnya mengangkat umat manusia dari kehidupan di atas pohon dan gua, lalu mengajarkan mereka bercocok tanam, membuat peralatan, dan berburu. Maka tumbuhlah peradaban manusia, dan agama hadir demi tujuan mulia ini.

 

Islam dan Peradaban Manusia

Adapun kebutuhan manusia terhadap Islam, maka aku menantang siapa saja yang menulis sejarah untuk menyangkal peran besar Islam dalam membentuk kebangkitan ilmu pengetahuan saat ini.

Peradaban manusia mengalami lompatan besar setelah diutusnya Nabi Muhammad saw.

 

Kondisi Dunia Sebelum Islam

Antara masa diangkatnya Nabi Isa as ke langit dan masa diutusnya Nabi Muhammad saw, dunia dipenuhi konflik dan peperangan antara dua kekuatan besar: Persia dan Romawi.

Zaman itu dipenuhi dengan kediktatoran dan kezaliman. Manusia tidak mengenal keadilan dan kehormatan.

Contohnya: dalam hukum Romawi, wanita tidak memiliki tempat sama sekali; ia bisa dijual, dibeli, bahkan diwariskan layaknya harta atau perabot rumah.

Adapun kondisi Jazirah Arab, sudah diketahui umum: Pedang adalah pakaian mereka, ketakutan adalah semboyan mereka, pengkhianatan adalah akhlak pertama mereka, serangan malam adalah keberanian mereka. Mereka berkata, “Sebaik-baik tempat bagi seorang wanita adalah kuburannya”, karena mereka membenci kelahiran anak perempuan, dan kehidupan penuh dengan kehinaan, penyakit, dan buta huruf.

 

Kelahiran Nabi Muhammad: Cahaya Perubahan Dunia

Lalu datanglah Nabi Muhammad bin Abdullah saw. Saat beliau lahir, orang-orang di Mekkah melihat cahaya memancar dari rumah ibunya, balkon Istana Kisra runtuh, Danau Sawah mengering—kini disebut Danau Garam dan jejaknya masih ada—api penyembah Majusi padam. Semua itu merupakan tanda gerakan baru dalam dunia.

 

Nabi sebagai Pendiri Peradaban

Kemudian datanglah Nabi Agung Muhammad bin Abdullah saw, dan bersamaan dengan kelahiran Nabi, orang-orang di Mekkah menyaksikan cahaya yang memancar dari rumah ibunda Nabi. Di kota Madain, balkon-balkon Istana Kisra runtuh, dan di Sawah, danau mengering—danau yang sampai sekarang masih tampak bekas-bekasnya dan dikenal dengan nama Danau Garam. Api kaum Majusi pun padam. Terjadi berbagai peristiwa di dunia karena kelahiran Nabi saw, yang merupakan penutup para nabi. Semua ini merupakan isyarat akan dimulainya sebuah gerakan baru di dunia.

Jika peradaban berarti membangun tanpa merusak, berarti ilmu tanpa kebodohan, berarti nilai-nilai tanpa kekacauan dan kebebasan yang tak terkendali, maka kita dapat mengatakan bahwa Rasul mulia ini telah membentuk sebuah madrasah peradaban dunia.

Beliau bersabda pada awal kenabiannya, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Dan hal pertama yang beliau lakukan adalah mengubah masyarakat — jika boleh dikatakan — dari suatu entitas yang saling berperang, penuh pengkhianatan, egois, dan bodoh, menjadi entitas yang mengedepankan perdamaian, cinta kepada sesama, sikap mendahulukan orang lain, dan pencarian ilmu.

Bahkan diriwayatkan bahwa Nabi saw pernah memberi kabar setelah Perang Uhud bahwa ada sepuluh orang terluka dari kalangan Muslim. Nabi memerintahkan salah satu dari mereka untuk memberikan air minum kepada para korban luka tersebut. Ketika orang itu datang kepada yang pertama, yang hampir dalam keadaan sekarat, ia berkata kepada si pembawa air bahwa salah satu dari yang terluka lebih membutuhkan air darinya. Ketika ia pergi ke yang kedua, orang itu menunjuk ke yang ketiga. Demikianlah, setiap yang terluka menyuruh si pembawa air untuk memberi minum kepada yang setelahnya. Ketika sampai kepada yang terakhir, ternyata ia telah gugur syahid. Namun, si pembawa air melihat sesuatu yang luar biasa—ketika dia kembali kepada yang sebelumnya, ternyata ia juga telah meninggal dunia. Begitu seterusnya, setiap kali ia mundur ke belakang, ia mendapati orang sebelumnya telah meninggal dunia.

Lalu ia pun kembali dan memberitahu Nabi yang mulia, maka turunlah firman Allah Swt, “Dan mereka mengutamakan (orang lain) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. al-Hasyr:9)

Inilah manusia yang hingga belum lama sebelumnya masih berkhianat bahkan kepada saudaranya sendiri, namun kini ia lebih mendahulukan orang lain atas dirinya, meskipun sedang dalam kondisi terluka dan sekarat. Inilah dari sisi akhlak.

 

Dari Segi Intelektual

Pada masa itu, benak manusia dipenuhi dengan mitos, cerita jin, sihir, dan mimpi-mimpi. Maka Nabi saw berusaha keras untuk mengubah semua itu, dan mengarahkan pandangan mereka kepada akal, pemikiran, ilmu, dan kebenaran. Contohnya adalah ketika putranya, Ibrahim, wafat dan pada saat yang sama terjadi gerhana matahari. Orang-orang pun mengira bahwa matahari gerhana karena wafatnya putra Nabi. Namun, meskipun beliau sangat sedih, saat mendengar anggapan orang-orang tersebut, beliau memerintahkan mereka untuk berkumpul di masjid dan bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka jika kalian melihat gerhana, segeralah menuju masjid-masjid kalian.”

Salat gerhana (salat ayat) pun disyariatkan dalam peristiwa ini.

 

Dari Segi Politik dan Sosial

Nabi mengajarkan kepada manusia kerja sama, musyawarah, dan saling pengertian sebagai ganti dari sikap menyendiri, egoisme, dan keras kepala. Nabi saw, meskipun memiliki keagungan, kemaksuman, dan menerima wahyu langsung dari Tuhannya, beliau tetap meninggalkan pendapat pribadinya dan mengambil pendapat para sahabatnya—meskipun beliau sudah mengetahui bahwa pendapat tersebut salah—semata-mata untuk mengajarkan kepada umat pentingnya musyawarah. Maka manusia pun bermusyawarah, bekerja sama, membangun, dan menghadapi tantangan bersama. Peradaban pun dimulai dari sini. Umat manusia kemudian melompat jauh berdasarkan apa yang telah dibangun oleh risalah Islam.

Dan betapapun banyaknya pemerintahan yang rusak yang memimpin negeri-negeri Islam dan menghambat gerak pembangunan yang baik, namun mereka tidak akan pernah mampu memadamkan cahaya Allah. Cahaya itu telah dan akan terus menyala.

Hari ini, jika kita menelaah penelitian dan studi para ahli peradaban Barat, kita akan menemukan bahwa semuanya sepakat bahwa akar peradaban Barat berasal dari umat Islam. Dan apa yang dimiliki umat Islam selain Rasulullah saw?!

 

Tentang Kondisi Umat Manusia Saat Ini dan Kebutuhannya terhadap Rasul

Saya katakan kepada kalian: bahwa umat manusia hari ini lebih membutuhkan Rasul daripada waktu-waktu sebelumnya, bahkan lebih dari hari-hari yang telah lewat.

Untuk menjelaskan hal ini, saya katakan: jika kita sepakat bahwa seorang pilot membutuhkan saraf yang lebih kuat daripada pengemudi mobil, karena perbedaan besar dalam kompleksitas ilmu, sifat pekerjaan, dan tingkat bahaya antara keduanya, maka kita juga harus sepakat bahwa peradaban manusia saat ini jauh lebih kuat dan lebih kompleks daripada peradaban sebelumnya. Dan karena manusia telah maju secara material dan intelektual, maka ia sangat membutuhkan Islam yang mampu mencegahnya dari keterjerumusan, setelah sebelumnya memberinya tekad yang lurus dan ruh yang memadai.

Zaman di mana manusia saling berperang dengan batu telah berlalu, begitu pula zaman di mana mereka menghabiskan bertahun-tahun untuk bepergian dari satu negeri ke negeri lain, atau ketika penyakit ringan dapat membunuh puluhan ribu orang.

Namun hari ini, jika manusia saling berperang, cukup hanya dengan satu gram dari apa yang disebut sebagai senjata “antraks” untuk membunuh sekitar sepuluh juta orang! Adapun bahan peledak, umat manusia kini memiliki jumlah yang jika dibagi rata kepada setiap orang di bumi, maka setiap orang akan mendapatkan 15 ton(!!), padahal seseorang dapat mati hanya dengan lima belas gram saja…

Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan agama dan ruh, dan sangat membutuhkan Nabi Agung saw dan ajaran-ajarannya yang luar biasa, agar beliau menjadi penyelamat kita dari pemikiran-pemikiran yang merusak, mitos-mitos modern, penyakit-penyakit mematikan, dan perang-perang yang sewaktu-waktu bisa meletus.

Rasulullah adalah wujud nyata dari berkah ilahi yang turun kepada manusia melalui turunnya Alquran.

 

Tugas Kita Terhadap Nabi saw

Tugas pertama kita terhadap Nabi (saw) adalah menguatkan hubungan spiritual dengannya, misalnya dengan menziarahinya setiap hari. Kemudian, mendalami dengan saksama hikmah dan nasihat beliau, yang tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.

Jika kita telah mengenal sunnahnya, maka kita wajib berpegang teguh kepadanya, agar hal tersebut menjadi landasan yang kokoh untuk menyebarkan ide, hikmah, dan ajaran beliau di tengah umat Islam, bahkan kepada seluruh umat manusia.

Sungguh memalukan jika umat Islam menunggu Barat untuk mengekspor ide dan kurikulum mereka, lalu menaklukkan kita dengannya, padahal setiap kata dari Nabi Muhammad saw penuh dengan hikmah dan hukum peradaban yang lurus.

Karena itu, menjadi kewajiban umat Islam—terutama para ilmuwan dan cendekiawan—untuk mengerahkan seluruh upaya mereka dalam menyebarkan hikmah kenabian kepada dunia; dunia yang kini telah menyadari dan meyakini bahwa sistem-sistem buatan manusia tidak efektif dan telah gagal.

Kini kita memiliki peluang emas untuk bekerja dalam bidang ini di tengah revolusi informasi, internet, dan media satelit. Dan saya benar-benar yakin bahwa umat manusia sangat membutuhkan dan merindukan gagasan, pandangan, dan cahaya petunjuk dari Alquran dan Nabi kita tercinta. Apalagi, ide-ide dan hikmah-hikmah ini memiliki kemampuan untuk menyelesaikan krisis global dan peradaban, dalam seluruh aspeknya, karena ia merupakan mata air yang murni dari fitrah yang telah Allah tanamkan dalam diri manusia.

Semoga Allah Swt memberi kita taufik untuk menyebarkan Panji Islam ke seluruh penjuru dunia.

Dan semoga Dia menjadikan kita sebagai orang-orang yang dengannya agama-Nya ditolong, bukan orang-orang yang disingkirkan dan digantikan oleh yang lain.
Semoga hidup, mati, dan seluruh pemikiran kita mengikuti Rasulullah yang mulia.

Ya Allah! Jadikanlah kehidupan kami mengikuti kehidupan Muhammad dan keluarga Muhammad, dan wafat kami mengikuti wafat Muhammad dan keluarga Muhammad. Ya Allah! Jadikanlah kami di dunia sebagai pengikut mereka dan pelaksana perintah-perintah mereka, dan di akhirat bersama mereka, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.

Salawat dan salam atas junjungan kami, Nabi Muhammad dan keluarga sucinya.(SM)

admin

admin

Related Posts

MAJELIS TARHIM ATAU TAHLILAN DALAM PANDANGAN AHLULBAIT AS
Ahlulbait

MAJELIS TARHIM ATAU TAHLILAN DALAM PANDANGAN AHLULBAIT AS

August 21, 2025

Oleh: Abu Syirin A Mengadakan Majelis Tarhim atau dikenal dengan Tahlilan adalah budaya yang sudah mengental di kalangan kaum muslim....

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Ahlulbait

Sejarah Singkat Imam Hasan Al-Askari

November 2, 2022

Imam Hasan Askari a.s. adalah manusia suci ke-13 , sekaligus Imam ke-11 dari 12 Imam Ahlulbait setelah Rasulullah Saw. Beliau...

Ahlulbait

syahadah IMAM HASAN AL-ASKARI AS.IMAM HASAN AL-ASKARI AS.

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Centermenyampaikan Dukacita yang mendalam atas hari syahadah IMAM HASAN AL-ASKARI AS.8 Rabiul Awal Instagram:https://www.instagram.com/p/CjVLBCUr6w1/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Ahlulbait

Muhammad Model Sempurna untuk Menjadi Manusia Terbaik

September 30, 2022

Adalah suatu yang fitrah seorang manusia mencintai kesempurnaan. Tetapi ketika kita menginginkan sesuatu yang terbaik, apakah kita juga pernah ingin...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist