ICC Jakarta kembali menggelar tausiah rutin bersama Syekh Mohammad Sharifani pada Selasa, 19 Agustus 2025. Dalam kajiannya, beliau menyampaikan tentang delapan utang yang melekat pada diri setiap manusia dan harus dipenuhi sebagai bentuk tanggung jawab spiritual.
Syekh Sharifani menjelaskan bahwa setiap orang memiliki utang yang kelak akan ditanyakan di hadapan Allah. Utang ini tidak selalu berupa materi, melainkan kewajiban moral dan spiritual yang harus disiapkan sejak dini.
Pertama, utang kepada Allah. Manusia berutang kepada Allah karena semua nikmat dan karunia berasal dari-Nya. Segala sesuatu yang kita miliki merupakan pemberian Allah, sehingga kewajiban terbesar kita adalah memenuhi hak-hak-Nya melalui ibadah dan ketaatan.
Kedua, utang kepada Rasulullah SAW. Melalui Nabi Muhammad SAW, manusia dapat mengenal kebenaran dan cara beribadah kepada Allah. Karena itu, umat Islam berkewajiban menunaikan hak Rasulullah dengan mengikuti ajaran dan sunnahnya.
Ketiga, utang kepada keluarga terdekat. Sejak awal kehidupan, manusia menerima penghidupan dari orang tua dan keluarga. Karenanya, kewajiban seorang anak adalah memberikan rezeki yang halal kepada keluarga serta menjaga hubungan kekeluargaan.
Keempat, utang kepada diri sendiri (hawa nafsu). Nafsu sering menimbulkan dorongan negatif dari dalam diri. Maka manusia berutang pada dirinya sendiri untuk mengendalikan hawa nafsu agar tidak menjerumuskan kepada perbuatan dosa.
Kelima, utang kepada setan. Berbeda dengan hawa nafsu yang berasal dari dalam, setan memberi bisikan dari luar diri manusia. Karena itu, manusia jangan sampai “berutang” dengan menuruti godaan setan, melainkan wajib melawan bisikan tersebut agar tidak tersesat.
Keenam, utang kepada kuburan. Kuburan sudah menanti setiap manusia untuk mengisinya. Karena itu, manusia harus menyiapkan bekal berupa amal saleh agar tempat peristirahatan terakhirnya menjadi taman surga, bukan sebaliknya.
Ketujuh, utang kepada Malaikat Izrail. Malaikat pencabut nyawa ini menunggu saat ditugaskan mengambil ruh. Hakikatnya, ruh akan kembali kepada Allah sementara jasad tinggal di dalam kubur. Karena itu, manusia harus mempersiapkan diri dengan amal kebaikan.
Kedelapan, utang kepada Malaikat Raqib dan Atid. Kedua malaikat ini mencatat amal baik dan buruk manusia. Seorang mukmin harus berusaha agar catatan amal baiknya lebih banyak, sehingga wajahnya terjaga mulia di hadapan Allah.
Syekh Sharifani menegaskan bahwa setiap orang ketika bangun subuh seharusnya menyiapkan diri untuk menghadapi pertanyaan mengenai delapan utang tersebut pada hari kiamat.
“Kesimpulannya, manusia berutang kepada Allah, Rasulullah, keluarga, diri sendiri, setan, kuburan, Malaikat pencabut nyawa, serta Malaikat Raqib dan Atid. Kita semua berharap Allah memudahkan kita dalam menjawab pertanyaan itu serta memberikan catatan kebaikan di akhirat nanti,” ujar beliau menutup tausiah.