ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

TOLERANSI BERAGAMA

by Syafrudin mbojo
September 23, 2025
in Dunia Islam
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Syekh Hasan Shaffar

Banyak penganut agama memandang perbedaan agama di antara umat manusia dengan pandangan yang dangkal dan naif. Setiap orang yang menganut suatu agama atau mazhab merasa bahwa keyakinannya adalah kebenaran dan kebaikan, sedangkan yang lainnya adalah kesalahan dan kebatilan. Keyakinan seperti ini adalah hal yang wajar, karena jika seseorang tidak meyakini hal tersebut pada agama dan mazhabnya, tidaklah benar baginya untuk mengikuti dan menganutnya.

Namun, kedangkalan dan kenaifan itu muncul ketika dia merasa heran terhadap pengikut agama dan mazhab lain: mengapa mereka menganut agama yang batil dan mazhab yang salah?

Dia merasa dirinya berada di atas kebenaran yang tak terbantahkan dan kebaikan yang tak diragukan, jadi mengapa orang lain tidak mengikutinya dalam agama dan mazhabnya?

Seseorang dapat melampaui perasaan naif ini jika dia menyadari bahwa orang lain mungkin memiliki pandangan yang sama terhadapnya dan keyakinannya. Mereka juga merasa diri mereka di atas kebenaran dan kebaikan dalam keyakinan agama mereka, dan menganggap yang lainnya adalah kebatilan dan kesesatan. Mereka juga merasa heran dan bertanya-tanya: mengapa dia tidak mengikuti jalan mereka? Allah Yang Mahaagung berfirman, “Dan janganlah kamu mencaci maki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan mencaci maki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah mereka kembali, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”(1)

Ini tidak berarti bahwa tidak ada kebenaran. Keterikatan pada agama didasarkan pada prinsip berpegang teguh pada kebenaran dan menjauhi kebatilan.

Namun, yang ingin kami tunjukkan dan tekankan adalah bahwa isu agama di kalangan manusia dikelilingi oleh banyak kerumitan dan berbagai faktor yang memengaruhinya. Ini bukanlah masalah sederhana yang bisa dilihat secara dangkal atau diselesaikan dengan satu debat dan diskusi.

Pandangan dangkal terhadap isu agama inilah yang mendorong banyak penganut agama untuk berdakwah dengan cara yang kasar dan menyimpang, tanpa memahami kondisi orang lain, yang bisa menyebabkan penghinaan dan bentrokan.

Setiap orang berhak untuk bangga dengan keyakinannya dan menyeru kepadanya, tetapi dia harus mempelajari kondisi orang yang didakwahinya, berinteraksi dengannya dengan penuh hormat, dan mengakui haknya untuk menolak atau menerima. Inilah metode Ilahi, Allah berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang paling baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(2)

Hikmah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya yang tepat. Tidak semua orang, tidak setiap waktu, dan tidak setiap cara itu cocok untuk berdakwah. Begitu juga, tidak layak bagimu untuk berdiskusi dengan orang lain yang berbeda pandangan dalam masalah agama, jika kamu tidak memiliki kualifikasi untuk mengelola dialog dengan cara terbaiknya. Allah Swt berfirman, “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka. Dan katakanlah, ‘Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.’“(3)

Ayat ini mengisyaratkan untuk melampaui detail-detail perbedaan dan menekankan poin-poin kesepakatan dan kesamaan.

Pembacaan yang sadar terhadap banyak ayat Alquran yang membahas masalah perbedaan agama akan memberikan seseorang pemahaman dan kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengannya.

Kita juga menghadapi masalah dalam perbedaan mazhab dan pemikiran di masyarakat kita, di mana individu-individu seringkali memaksakan perdebatan mazhab dalam setiap pertemuan atau hubungan dengan pengikut mazhab atau aliran pemikiran lain.

Diriwayatkan dari Abu Bashir, dia berkata, “Aku bertanya kepada Abu Ja’far (Imam Muhammad Baqir) as, ‘Apakah aku harus menyeru manusia kepada apa yang ada di tanganku (mazhab kami)?’ Beliau menjawab, ‘Jangan.’ Aku berkata, ‘Jika ada yang meminta petunjuk dariku, apakah aku harus memberikannya?’ Beliau menjawab, ‘Ya, jika dia meminta petunjuk darimu, maka berilah petunjuk. Jika ia meminta tambahan, maka berilah. Dan jika ia menentangmu, maka lawanlah dia.’“

Dari Tsabit Abu Sa’id, yang berkata, “Abu Abdullah (Imam Ja’far Shadiq) as berkata kepadaku, ‘Wahai Tsabit! Apa urusanmu dengan manusia? Tinggalkanlah manusia dan jangan menyeru seorang pun kepada urusan kalian. Demi Allah! Seandainya penghuni langit dan penghuni bumi bersatu untuk menyesatkan seorang hamba yang Allah kehendaki petunjuknya, mereka tidak akan mampu. Tinggalkanlah manusia, dan janganlah salah seorang dari kalian berkata, ‘Saudaraku, sepupuku, dan tetanggaku.’ Sesungguhnya Allah, jika Dia menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan menyucikan jiwanya. Dia tidak mendengar kebaikan kecuali dia mengetahuinya, dan tidak mendengar keburukan kecuali dia mengingkarinya. Kemudian Allah menanamkan dalam hatinya sebuah kata yang dengannya dia mengumpulkan urusannya.’”

Teks-teks seperti ini bertujuan untuk merasionalisasi interaksi dengan orang-orang yang berbeda keyakinan, dan menghindari tindakan sembrono serta gegabah dalam membahas isu-isu perbedaan akidah dengan orang lain.(4)

Catatan Kaki:

  1. al-An’am [6]:108, hal.141.
  2. al-Nahl [16]:125, hal.281.
  3. al-Ankabut [29]:46, hal.402.
  4. Situs resmi Syekh Hasan al-Shaffar (semoga Allah melindunginya), dikutip dari Harian Al-Ayyam, Bahrain, 3/2/2010 M.
Syafrudin mbojo

Syafrudin mbojo

Related Posts

ELEMEN-ELEMEN PESATUAN ISLAM DAN PENGHALANGNYA
Dunia Islam

ELEMEN-ELEMEN PESATUAN ISLAM DAN PENGHALANGNYA

October 1, 2025

Oleh: Syekh Ja’far Subhani   Persatuan Islam adalah Cita-cita Persatuan Islam adalah cita-cita yang didambakan oleh setiap individu yang tulus...

HAUZAH ILMIAH DI KALANGAN MUSLIM SYIAH
Dunia Islam

HAUZAH ILMIAH DI KALANGAN MUSLIM SYIAH

September 30, 2025

Oleh: Syekh Muhammad Taufiq Miqdad   Definisi Hauzah Hauzah Ilmiah Diniyah (Pusat Keilmuan Agama) adalah tempat yang dituju oleh para...

HUBUNGAN ANTARA SYIAH DAN SUNNI
Dunia Islam

HUBUNGAN ANTARA SYIAH DAN SUNNI

September 23, 2025

Oleh: Syekh Hasan Shaffar Syiah adalah bagian dari entitas Islam yang berbagi landasan-landasan yang disepakati dengan umat Muslim lainnya. Terdapat...

PERINGATAN MAULID NABI SAW: SUNNI DAN SYIAH DI IRAN PERKUAT PERSATUAN ISLAM
Dunia Islam

PERINGATAN MAULID NABI SAW: SUNNI DAN SYIAH DI IRAN PERKUAT PERSATUAN ISLAM

September 7, 2025

Perwakilan Wali Fakih di Provinsi Sistan dan Baluchistan, Iran tenggara, dengan menyatakan bahwa kerja sama luas antara Ahlusunnah dengan Syiah...

Gaza Dilanda Kelaparan, PBB: “Bencana Buatan Manusia”
Dunia Islam

Gaza Dilanda Kelaparan, PBB: “Bencana Buatan Manusia”

August 28, 2025

Gaza kini terjebak bukan hanya dalam kobaran perang, tetapi juga dalam kelaparan yang semakin mematikan. Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu...

MAJELIS TARHIM ATAU TAHLILAN DALAM PANDANGAN AHLULBAIT AS
Ahlulbait

MAJELIS TARHIM ATAU TAHLILAN DALAM PANDANGAN AHLULBAIT AS

August 21, 2025

Oleh: Abu Syirin A Mengadakan Majelis Tarhim atau dikenal dengan Tahlilan adalah budaya yang sudah mengental di kalangan kaum muslim....

Next Post
NGOBRAS Seri Ke-2: Menyelami Kesadaran, AI, dan Filsafat Mulla Sadra

NGOBRAS Seri Ke-2: Menyelami Kesadaran, AI, dan Filsafat Mulla Sadra

KEHARAMAN ABORSI DALAM ISLAM

KEHARAMAN ABORSI DALAM ISLAM

ASIYAH BINTI MUZAHIM: TELADAN WANITA PEJUANG LAGI SYAHIDAH

ASIYAH BINTI MUZAHIM: TELADAN WANITA PEJUANG LAGI SYAHIDAH

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist