Universitas Indonesia (UI) membuka peluang kerja sama riset dan pengembangan keilmuan dengan Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta. Komitmen ini disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Hamdi Muluk, dalam pertemuan dengan Direktur ICC Jakarta pada Senin pekan lalu. Pihak UI meminta agar rencana kolaborasi ini segera ditindaklanjuti secara teknis melalui kegiatan pendahuluan.
Sebagai bentuk tindak lanjut, Wakil Rektor III UI menugaskan Direktur Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial, L. G. Saraswati Putri, untuk mematangkan langkah-langkah awal bersama perwakilan ICC Jakarta. Usai pertemuan, Saraswati Putri bersama Syafinuddin Al-Mandari dari Departemen Riset ICC Jakarta menyepakati penyusunan draft rencana kerja sama. Pihak UI juga mengarahkan agar tahap awal dapat diwujudkan melalui webinar sebagai program pembuka.
Pertemuan Bersama Warek III UI
Direktur ICC Jakarta, Syaikh Mohammad Sharifani, hadir tepat pukul 10.00 WIB bersama Kepala Departemen Riset ICC Jakarta, Akmal Kamil, dan Syafinuddin Al-Mandari. Kunjungan ini dirancang sebagai ajang perkenalan, silaturahmi, sekaligus dialog keilmuan. Dari pihak UI, turut hadir Direktur Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial, L. G. Saraswati Putri, serta Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi, Chairul Hudaya. Pertemuan berlangsung di ruang kerja Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi.
Dalam dialog, Hamdi Muluk menjelaskan visi UI dalam penguatan riset dan kontribusi keilmuan untuk pembangunan nasional. Perguruan tinggi, menurutnya, memikul tanggung jawab strategis untuk menghadirkan riset bermutu tinggi, menjaga posisi ilmuwan sebagai pengungkap kebenaran, serta memperluas jejaring kerja sama lintas lembaga. Kehadiran ICC Jakarta dinilai sangat relevan untuk mendukung misi tersebut, khususnya dengan khazanah pengetahuan keagamaan, sosial, dan humaniora.
Sebagai pakar psikologi politik, Hamdi Muluk menekankan potensi topik yang dapat dikembangkan bersama ICC Jakarta, terutama pada rumpun ilmu di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI, seperti filsafat, sejarah, bahasa, sastra, dan arkeologi.
Komitmen ICC Jakarta untuk Riset Bersama
Syaikh Mohammad Sharifani menyambut baik peluang kerja sama ini. Dalam penjelasannya, beliau memaparkan perkembangan dunia keilmuan di Iran dan peran perguruan tinggi sebagai pilar kemajuan peradaban Islam. Sebagai guru besar di Universitas Asad, Universitas Shiraz, dan Universitas Allamah Thabattabaei, Syaikh Sharifani menekankan bahwa Iran memiliki komitmen kuat untuk memajukan ilmu pengetahuan sebagai ajaran pokok Islam dan warisan kebudayaan bangsa.
Didampingi Kepala Departemen Riset ICC Jakarta, Akmal Kamil, beliau menegaskan kesiapan ICC Jakarta untuk memfasilitasi pertukaran peneliti, riset kolaboratif, penerbitan karya ilmiah, serta penguatan literatur keagamaan. ICC Jakarta berkomitmen mendukung kerja sama sosial-keagamaan dengan berbagai mitra di Indonesia.
Tindak Lanjut: Draft Teknis dan Webinar
Sebagai tindak lanjut, Direktur Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI, L. G. Saraswati Putri, menegaskan kesiapan UI mematangkan langkah teknis, termasuk target penyelenggaraan webinar pada September atau Oktober 2025. Pengalaman UI dalam program visiting researcher dan visiting professor juga menjadi modal untuk memperkuat rencana kolaborasi ini. Sejumlah pusat studi kebudayaan di FIB UI, seperti Korean Corner, dapat menjadi model pengembangan kerja sama lintas budaya dengan ICC Jakarta.
Chairul Hudaya, selaku Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi UI, turut menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana tersebut. Sementara itu, Hamdi Muluk menutup pertemuan dengan penekanan pentingnya keterbukaan komunikasi akademik lintas budaya, tanpa sekat prasangka.
Pertemuan ditutup dengan penyerahan cinderamata dan sesi foto bersama sebagai penanda komitmen awal kerja sama antara UI dan ICC Jakarta.