ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Manfaat Ketaqwaan hingga Sikap Wara dalam Mewujudkan Kesalehan Sosial

by admin
June 12, 2020
in Irfan, Kegiatan ICC Jakarta
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta- Kesalehan sosial menjadi kebutuhan sepanjang jaman. Setiap orang, kapan pun dimana pun membutuhkan kondisi kesalehan sosial yang sudah membumi. Keadilan yang merata dan menyeluruh, masing-masing orang ingin memberikan partisipasi sesuai kapasitas yang dimiliki, menilai bahwa menjalani hidup hanya sekedar mampir istirahat dibawah pohon rindang, cepat atau lambat harus bergerak pergi meninggalkan pohon teduh itu.

Keadilan dan kemerataan kesejahteraan sosial menjadi dambaan setiap orang. Sebuah pesan yang berada di benak masing-masing orang secara fitrah, jika pun ada orang yang membunuh, merampok, mencuri, menipu, atau merampok, hal ini bukan karena fitrah, tapi ini terjadi karena penyakit psikologis, penyakit yang muncul kondisional, penyakit yang jelas bisa diobati sebagaimana penyakit-penyakit yang lain.

Kesalehan sosial adalah sebuah keharusan, sehingga bumi menjadi siap untuk memiliki pemerintahan dan kepemimpinan ideal, yang secara utuh mengangkat asas keadilan sosial bagi seluruh umat manusia.

Pemerintahan yang dijanjikan Allah yang penuh keadilan bukan muncul secara tiba-tiba, pemerintahan ini muncul setelah penduduk melakukan berbagai usaha untuk mempersiapkan diri, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan mengaplikasikan kesalehan sosial dalam kehidupan.

Beberapa orang yang sadar akan pentingnya mencari ilmu, mereka berusaha keras, dan melakukan fastabiqul khairat di jalan ini, mencari ilmu sebanyak mungkin. Merekam setiap kelas ofline dan online yang diikuti, namun rekaman itu hanya menjadi tumpukan file semata, karena sebagian lalai benar bahwa mencari ilmu adalah sebuah kemuliaan dan keutamaan tapi lebih dari itu, mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari jauh lebih penting dari mencari ilmu.

Ada dua kelompok, kelompok pertama mencari ilmu sebanyak-banyaknya, kapan pun dimana pun, sebanyak yang mereka bisa, mereka juga memahami ilmu ini dengan baik, Kelompok kedua mencari ilmu sebanyak-banyaknya, tapi hanya mengandalkan media rekaman, menghadiri kajian untuk kemudian merekam kajian itu lalu berniat berdakwah dengan cara menshare materi-materi itu ke media sosial, kelompok ketiga, mencari ilmu sekadarnya dan hal ini dilakukan setelah ilmu yang sudah dipelajari tuntas dijalankan dan diamalkan, jadi ilmu yang dipelajari selalu diiringi dengan amal.

Kelompok pertama, katika hanya sibuk mencari ilmu semata maka akan terjebak menjadi kelompok yang dilaknat oleh ilmu itu sendiri, jika tidak berusaha maksimal mempraktikkan ilmu yang sudah dipelajari, ilmu yang sudah didapatkan hanya akan menjadi beban dikemudian nanti. Keutamaan mencari ilmu karena efek positif yang akan didapatkan pencari ilmu setelah mempraktikkannya bukan karena proses mencari ilmu semata.

Kelompok kedua, ketika ia melakukan itu tanpa memamahi kajian yang diikuti, sehingga tidak juga mengamalkan ilmu yang melewati tangan dan gadgetnya, maka dia telah menjadi orang yang merugi, kehilangan waktu dan umurnya semata.

Kelompok ketiga yang menjalankan ilmu yang sudah dimiliki lalu mencari lagi tahapan demi tahapan, merekalah orang yang beruntung, ilmu yang sampai kepada mereka benar-benar bermanfaat, mereka fokus mengamalkan pada diri mereka sendiri, sesuai perintahNya Ku anfusakum dirikamu terlebih dahulu. Dengan mempraktikkan, secara tidak langsung mereka juga sedang mendakwahkan ajaran Islam, karena orang-orang yang melihat mereka akan mendapatkan ilmu itu, mengutamakan amal dari omongan.

Mempraktikkkan celakalah orang yang menyuruh orang lain namun lupa untuk menjalankannya, kabura maqtan indallahi an taquuluu ma la taf’alun,

Orang yang mengutamakan untuk beramal, kita dapati pada para Nabi ini, mereka melakukan perbuatan-perbuatan besar, perbuatan yang berharga. Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.[1]

Ketaqwaan dan Sikap Wara Modal Besar Membangun Kesalehan Sosial

Ketaqwaan sebagai sikap untuk taat kepada Allah, menjauhi semua larangan dan menjalankan semua yang diwajibkan adalah bekal terpenting masing-masing individu. Ketika semua orang menjalankan konsep ini maka tidak akan ada perselisihan ditengah masayarakat, masyarakat yang dinamis dan saling menguntungkan akan muncul dan menyebar keberbagai penjuru. Semua tempat diseluruh dunia dipenuhi dengan keadilan.

Ketaqwaan masih lebih rendah dibanding sikap wara, dimana dalam taqwa masing-masing orang menjalankan hal itu sesuai ilmu semata, dilakukan karena unsur ketakutan kepada neraka, kerakusan kepada surga dan belum menjadi malakah menyatu dalam jiwa. Namun hal ini sudah cukup untuk menjadi landasan dibangunnya sikap saleh sosial.

Setingkat lebih tinggi dalam mewujudkan kesalehan sosial adalah sikap wara, sebuah sikap yang sudah menyatu dalam diri seseorang, meninggalkan yang haram bukan karena takut kepada neraka, menjalankan kewajiban bukan karena rakus terhadap surga. Ketaqwaan yang sudah menyempurna, ibadah dilakukan bukan karena suatu alasan kecuali karena cinta dan penyembahan tulus kepada Allah SWT. Sebuah perbuatan baik yang besar yang sangat berharga dimata Allah.

Kesalehan sosial adalah ketika masyarakat memiliki warna Allah, sibghatallah, ketika amalan-amalan menjadi ada karena alasan Allah, dilakukan karena ingin mengharapkan ridho Allah.

Kesalehan sosial adalah sebuah pilihan sebagai bentuk penantian kehadiran satria piningit. Kesalehan sosial adalah sebuah kondisi yang harus diperjuangkan, hasil dari kegigihan bukan dari pangku tangan pembiaran.

Sikap taqwa adalah sebuah keharusan bagi para penanti kehadirannya, mengaku menanti tapi masih melanggar konsep ketaqwaan tentu hanya berucap teoritis saja, sedang kenyataannya dia bukan seorang penanti. Ketaqwaan adalah keharusan namun jika bisa sampai ke tingkat wara maka itu sangat berharga.

[1] Qs Shaad: 45.

Sumber Ikmalonline

admin

admin

Related Posts

Irfan

Nilai Tarbiyah Puasa Ramadhan dalam Perspektif Imam Khomeini

March 5, 2025

Menurut Imam Khomeini, puasa Ramadhan memiliki makna tarbiyah (pendidikan) yang mendalam. Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan, minum, dan...

Kemajuan Iran Pasca Revolusi
Kebudayan

Kemajuan Iran Pasca Revolusi

May 24, 2023

ICC Jakarta - Revolusi Islam Iran telah memasuki usia 38 tahun. Tepatnya tanggal 11 Februari 1979 lalu, kekuasaan monarki di...

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Arsip

PERINGATAN SYAHADAH SAYIDAH FATHIMAH AZZAHRA SA.

March 1, 2023

UNDANGAN PERINGATAN SYAHADAH SAYIDAH FATHIMAH AZZAHRA SA.Riwayat Kedua Islamic Cultural Center Jakarta bersama: Ustad Husain ShahabSelasa, 27 Desember 202219.00 WIB...

Arsip

Muslimah berperan lebih penting baik dalam organisasi maupun majelis taklim.

February 28, 2023

Muslimah Ahlulbait Indonesia menyelenggarakan kegiatan peringatan wiladah Sayidah Zainab s.a. dan Sarasehan Nasional bersama Majelis Taklim di seluruh Indonesia, Sabtu...

Next Post

Indonesia Negeri Over Dosis Agama

Dan Nabi pun Menangis

Ayatullah Khamenei: Wanita adalah Sumber Ketenangan Keluarga

Ayatullah Khamenei: Realitas Terkini, Singkap Wajah Asli AS!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist