ICC Jakarta – Al-Qur’an adalah kitab suci yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat muslim. Dalam Al-Qur’an tercantum segala aturan yang sesuai dengan tuntunan syariah.
Seperti yang disampaikan oleh Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum Pimpinan PusatMuhammadiyah periode 2000-2005 tentang salah satu poin yang ada di Al-Qur’an berkenaan dengan takdir yakni surat Ar-Rad ayat 13 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
“Karena muslim, segala aturan hidup kita juga terpaut pada aturan yang serba islam, dan semua aturan itu memang harus mengacu pada ayat-ayat Al-Qur’an,” kata Syafii ketika memberikan pengantar pada agenda seminar “Peran OJK dalam Lembaga Keuangan Syariah” yang diselenggarakan oleh Suara Muhammadiyah atas kerjasama dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada Sabtu (18/2) di Aula Kantor PP Muhammadiyah Jalan CikDitiro 23, Yogyakarta.
Tentang pentingnya Al-Qur’an sebagai pedoman, kata Syafii, tiap umat muslim harus menjadi pribadi yang mampu mencintai dan mengamalkan Al-Qur’an. Hal tersebut dikarenakan Al-Qur’an merupakan acuan wajib dan juga sebagai pencerah segala permasalahan.
“Al-Qur’an tidak sekedar untuk dibaca saja, tapi juga diimani yakni diyakini dalam hati dan diamalkan dalam perbuatan,” tambah Syafii.
Lebih lanjut Syafii mengatakan bahwa ada dua syarat yang harus dilakukan agar nilai-nilai Al-Qur’an dapat diresapi dengan penuh dan Al-Qur’an menjadi terbuka kepada yang membaca dan mencintainya.
“Untuk mendapatkan kedamaian yang hakiki dari kedekatan dengan Al-Qur’an, syaratnya yakni kita harus memiliki otak atau pemikiran yang benar dan otentik, serta syarat kedua adalah harus memiliki jiwa dan hati yang bersih,” jelas Syafii.
Oleh karena itu, sebagai umat muslim harus mampu mencerminkan nilai-nilai syariah yang terkandung dalam Al-Qur’an. []
Sumber Muhammadiyah.or.id
