Jakarta, 10-01-2023. Mengenang gugurnya Komandan Brigade Quds dalam Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Jenderal Qassem Soleimani, Pusat Kebudayaan Baru Islam (PUSKABI) bersama dengan Islamic Cultural Islam (ICC) Jakarta menggelar seminar online. Seminar tersebut menghadirkan dua orang narasumber masing-masing akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra Jakarta, Dr. Kholid Alwalid, M.Ag., dan jurnalis sekaligus penulis buku, Irman Abdurrahman. Tampil juga sebagai pembicara kunci, Dr. Abdolmajid Hakiem Ilahi, Direktur ICC Jakarta.
Dalam paparannya, Syaikh Hakim, sapaan Direktur ICC, menyatakan bahwa sosok Qassem Soleimani adalah ahli ibadah. Malam harinya tak pernah dilewatkan tanpa melaksanakan sembahyang malam tahajjud. Bakti kepada orang tuanya, jangan ditanya! Ia tak pernah melakukan sesuatu tanpa izin orang tuanya. Semikian juga ketaatan kepada pemimpinnya.
Kesalehan pribadinya sangat tinggi. Itu jugalah modal jenderal perang kontemporer ini ketika tampil dalam berbagai front. Perhatiannya terhadap pasukan dan keluarganya, serta kepeduliannya terhadap masyarakat sangat tinggi.
Kegemilangannya dalam setiap front yang dikagumi oleh musuhnya sendiri tak lepas dari prinsip pribadinya dan dasar keyakinannya tentang kesyahidan sebagai jalan kematian yang indah.
Webinar yang diikuti oleh kurang lebih 200 orang peserta dari kanal-kanal media online yang terkoneksi tersebut berlangsung dari Pukul 14.00-16.00 WIB. Irman Abdurrahman yang tampil sebagai narasumber pertama memberi pemaparan dalam nuansa luputan jurnalistik. Sebagai jurnalis yang sudah mengikuti kiprah Jenderal Qassem Soleimani kurang lebih sepuluh tahun terakhir sebelum kesyahidannya itu menjelaskan bahwa terdapat kesan Amerika Serikat (AS) melakukan pembalikan opini tentang Sang Panglima. Ia mengutip antara lain penggunaan istilah “Jenderal Bayangan” sebagai suatu yang sesungguhnya mendegradasi diri seorang Qassem Soleimani. “Padahal, kita tahu bahwa Qassem Soleimani selalu berperang secara terbuka,” kata Kang Irman, sapaan akrab Irman Abdurrahman.
Penulis buku “Jenderal Qassem Soleimani: Jalan Cinta Sang Penumpas ISIS” itu memaparkan berbagai pengakuan petinggi militer musuh atas kepiawaiannya.
Sesungguhnya Panglima Quds ini sedang membela kemanusiaan yang tengah terancam oleh gerakan ekstrim memperatasnamakan agama. Doktor Kholid Alwalid, akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakakarza, menyatakan bahwa kaehadiran Syahid Qassem Soleimani telah membuka mata dunia mengenai konspirasi Barat di Timur Tengahm Ia menuding Barat menggunakan proxy kelompok-kelompok Islam tertentu untuk menjalankan misi pecah-belah di Kawasan Teluk itu.
“Ini juga pernah dilakukan di negeri lain seperti Libya. Negeri yang semula makmur itu, kini porak-poranda,” tandas Ketua STAI Sadra itu.
Ia juga menegaskan jasa Jenderal Soleimani memutus kekuatan Islamic State of Irak and Suriah (ISIS). Banyak ancaman yang berhasil digagalkan oleh beliau. “Saya ingin menegaskan bahwa kita bahkan dunia berhutang budi kepada Jenderal Qassem Soleimani,” katanya secara tegas.
Seminar ini perlu terus diadakan setiap tahun dalam rangka mengambil pelajaran dari sosok pribadi Qassem Soleimani. Itu salah satu harapan peserta yang terungkap pada kolom chat perangkat zoom cloud meeting, media yang digunakan dalam seminar daring itu. “Perlu diadakan tiap tahun,” kata Mustafa usai mengikuti kegiatan tersebut.
“Ini adalah tahun ketiga peringatan syahidnya Jenderal Qassem Soleimani. Kali ini panitia mengangkat tema tentang ketangguhan, loyalitas, dan komitmen Sang Jenderal terhadap kemanusiaan,” jelas panitia dalam pengantarnya. Pada tahun mendatang diharapkan peringatan serupa dapat menyebar luas sehingga menginspirasi publik untuk tujuan pelayanan kemanusiaa. [Masha]