ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Imam Khomeini dan Kemerdekaan Palestina

by admin
June 1, 2018
in Islam Indonesia
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Empat bulan setelah Revolusi Islam Iran bergelayut pada 1979, Imam Khomeini mendeklarasikan hari Jumat setiap akhir Ramadan menjadi Hari al-Quds Internasional (yawm al-Quds al-‘alamy). Hari tersebut dirayakan sebagai momentum untuk mengingatkan kita semua perihal pentingnya perjuangan mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Akhir Ramadan tahun ini, kita akan merayakan Hari al-Quds Internasional. Peringatan pada tahun ini terasa begitu berat karena bertepatan dengan Peristiwa Nakba yang menjadi titik awal penderitaan warga Palestina pada 1948, dan kebijakan Trump memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Jerusalem.

Hari-hari ini, Israel terus menyerang Jalur Gaza dan Tepi Barat. Lima puluh lebih warga Palestina tewas dalam serangan tersebut. Di samping itu, Israel mengumumkan pembangunan 3000 rumah baru di Jerusalem Timur, yang mana kawasan itu merupakan kawasan sah milik warga Palestina sesuai kesepakatan setelah Perang 1967. Israel terus melakukan pembangunan ilegal tanpa ada tekanan yang berarti dari dunia internasional.

Azmi Bishara dalam catatannya pada 70 Tahun Peristiwa Nakba menegaskan bahwa perjuangan membela kemerdekaan Palestina merupakan perjuangan yang harus terus digaungkan. Palestina adalah bangsa yang terjajah, yang hingga saat ini masih terus terjajah dan belum menemukan titik-terang. Dunia Arab sepertinya melupakan perjuangan yang dihadapi Palestina saat ini, sehingga mereka kadang terjebak pada perdebatan dalam hal-hal yang tidak substansial.

Narasi yang kerap muncul ke permukaan adalah narasi konflik. Seolah-olah ada konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Padahal yang terjadi bukan konflik, melainkan penindasan sebuah negara dengan mencaplok sebuah bangsa yang berdaulat. Ironisnya, Israel mempunyai mimpi membumihanguskan Palestina.

Maka dari itu, Imam Khomeini menyebut Hari al-Quds Internasional sebagai momentum perlawanan kaum tertindas (al-mustad’afin) terhadap kaum penindas (al-mustakbarin). “Hari al-Quds Internasional harus menjadi hari yang dapat menegaskan arah bagi kaum tertindas, sehingga ia dapat meneguhkan eksistensinya di hadapan kaum penindas,” ujar Imam Khomeini dalam pidato yang bersejarah itu.

Yang dimaksud kaum penindas adalah Israel, Amerika Serikat, dan sekutunya yang hingga sekarang ini terus menyokong penuh penindasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Donald Trump merupakan Presiden AS yang semakin mengukuhkan penindasan tersebut.

Kebijakan Trump terkait Palestina telah membuat marah dunia, yang tercermin dalam voting di Persatuan Bangsa-Bangsa. Dunia menolak kebijakan Trump memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem. Tapi, Trump tidak mau menggunakan hati nuraninya untuk mendengar suara dunia. Ia terus bersikukuh untuk mengeksekusi kebijakannya dengan menggunakan Hak Veto yang dimiliki AS.

Itulah bentuk kepongahan dan kesombongan kaum penindas yang dipertontonkan secara nyata. Dan, kita semua hanya melihat penindasan tersebut terus berlangsung hingga merenggut nyawa warga Palestina, dan mencaplok wilayah yang menjadi milik warga Palestina. AS akan terus mengiyakan seluruh penindasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Kini, Palestina kesepian dalam memperjuangkan masa depan mereka. Palestina begitu ramai dalam narasi-narasi besar melalui konferensi dan demonstrasi yang digelar di mana-mana, tapi ketika melihat apa yang terjadi di Jalur Gaza dan Tepi Barat, maka di situlah kita melihat realitas pilu karena penindasan terjadi secara kasat mata saban hari. Kita pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Maka dari itu, dalam menyongsong Hari al-Quds Internasional Imam Khomeini perlu sebuah refleksi yang bersifat komprehensif untuk menggariskan peta jalan menuju kemerdekaan Palestina. Pertama, perlu dorongan yang kuat agar rekonsiliasi antara faksi-faksi di dalam Palestina disegerakan. Fatah dan Hamas harus mengedepankan kepentingan Palestina daripada kepentingan kelompoknya masing-masing. Perlu kebijakan bersama dalam meletakkan fondasi yang kokoh bagi masa depan Palestina, termasuk merespons isu-isu aktual yang berkembang begitu cepat.

Palestina yang satu dan berdaulat merupakan sebuah keniscayaan untuk merapatkan barisan agar perjuangan membela Palestina berada dalam satu komando. Dalam hal ini, Indonesia harus berada di garda terdepan mendorong rekonsiliasi antara faksi-faksi Palestina, sehingga perjuangan menuju kemerdekaan Palestina, termasuk strategi yang akan digunakan berada dalam satu koordinasi.

Kedua, perlu persatuan dunia Arab dan dunia Islam dalam memprioritaskan kemerdekaan Palestina. Satu hal yang mengganjal jalan menuju kemerdekaan Palestina karena dunia Arab cenderung terpecah belah, dan mempunyai agenda politik masing-masing.

Sikap Arab Saudi dan beberapa negara Teluk, termasuk Liga Arab yang tidak tegas terhadap Israel menjadi batu sandungan dalam meratakan jalan menuju kemerdekaan Palestina. Tekanan yang begitu kuat dari AS menjadi para elite dunia Arab tidak bisa berkutik. Padahal publik dunia Arab menganggap Israel dan AS sebagai ancaman bagi stabilitas politik di Timur-Tengah.

Penindasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina berdampak serius terhadap stabilitas politik di dunia Arab dan dunia Islam, karena besarnya arus migrasi para pengungsi Palestina, tumbuhnya ekstremisme, dan naiknya tensi politik terkait isu Palestina. Artinya, jika masalah Palestina tidak diselesaikan dengan baik, maka akan menjadi penghambat bagi kemajuan dunia Arab dan dunia Islam.

Dengan demikian, peringatan Hari al-Quds Internasional Imam Khomeini ini mempunyai makna yang sangat mendalam untuk menyegarkan kembali kesadaran kita perihal kemerdekaan Palestina. Imam Khomeini memilih bulan Ramadan sebagai Hari al-Quds Internasional agar dalam memperjuangkan Palestina kita dapat memanjatkan doa-doa tulus untuk kemerdekaannya, termasuk menyamakan langkah untuk terus bersamanya. Dunia harus bersatu membela Palestina, karena hanya dengan cara itu kemerdekaan Palestina dapat terwujud, suatu hari nanti, entah kapan.

Zuhairi Misrawi intelektual muda Nahdlatul Ulama, analis pemikiran dan politik Timur-Tengah The Middle East Institute, Jakarta.

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Islam Indonesia

SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48

November 20, 2022

Keluarga BesarIslamic Cultural Centermengucapkan SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48DAN ATAS TERPILIHNYAPROF. HAEDAR NASHIRsebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode...

Dunia Islam

Jamaah haji Iran mengutuk normalisasi dengan entitas Zionis

March 2, 2023

Jum'at 08 Juli 2022 Peziarah Iran yang berpartisipasi dalam upacara pembebasan kaum musyrik di tingkat Arafat mengeluarkan pernyataan lima poin...

Islam Indonesia

Duka Cita yang Mendalam

May 27, 2022

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamenyampaikanDuka Cita yang Mendalamatas wafatnya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif27 Mei 2022 Semoga Alharhum diterima...

Dunia Islam

Racun Peradaban

March 2, 2023

Entah sejak bila tidak diketahui persis, kapan beberapa aktivis perdamaian dan HAM serta peneliti sejarah di Indonesia mulai akrab—dan kemudian...

Arsip

Hari Lahir NAHDLATUL ULAMA

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamengucapkanSelamat dan Suksesatas Hari Lahir NAHDLATUL ULAMAke-96 Tahun31 Januari 1926 - 2022 Semoga selalu menjadi pelopor...

Selamat dan Sukses atas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama
Arsip

Selamat dan Sukses atas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamengucapkanSelamat dan Suksesatas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dan atas terpilihnya KH. MIFTAHUL AKHYARsebagai Rais Aam...

Next Post

Rasionalitas Syiah dalam Menangkal Terorisme

Lailatul Qadar: Jamuan Istimewa

Detik-detik Kesyahidan Imam Ali bin Abi Thalib As

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist