Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) baru-baru ini mengumumkan sebuah laporan yang menggambarkan situasi yang menyakitkan di Jalur Gaza. Menurut laporan tersebut, sejak awal perang di Gaza, rezim Zionis telah menyebabkan kematian sedikitnya 13.800 anak Palestina.
Catherine Russell, Direktur Eksekutif Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), mengungkapkan kepedihan dan kesedihan yang melanda anak-anak di Jalur Gaza. Ia menyoroti skala dan kecepatan kehancuran yang mengkhawatirkan di wilayah tersebut.
Akibat serangan rezim Zionis, lebih dari 13.800 anak Palestina telah kehilangan nyawa mereka di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza juga mengumumkan jumlah korban tewas perang Gaza sejak 7 Oktober, mencapai 33.899 orang, dengan jumlah korban luka mencapai 76.664 orang.
Namun, tragedi ini tidak hanya mencakup jumlah korban yang besar, tetapi juga menyoroti dampak yang signifikan terhadap perempuan dan anak-anak. Sebanyak 73 persen dari korban tewas dan terluka dalam perang Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Rezim Israel, yang berdiri atas rancangan kolonialisme Inggris pada tahun 1917 dan diumumkan keberadaannya pada tahun 1948, telah melakukan berbagai rencana untuk melakukan genosida terhadap rakyat Palestina dan merebut tanah mereka. Namun, Republik Islam Iran adalah salah satu negara yang secara serius mendukung pembubaran rezim kolonial Israel dan mengembalikan kaum Yahudi ke tanah asal mereka.
Tragedi di Gaza adalah panggilan bagi seluruh dunia untuk berdiri bersama dalam mendukung hak-hak asasi manusia dan kemanusiaan. Solidaritas global sangat diperlukan untuk mengakhiri penderitaan yang tak terbayangkan ini dan untuk menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina.