ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Masyarakat Jawa Kenalkan Prinsip Khalifalh fil Ardhi dalam Tradisi Apitan

by admin
August 8, 2018
in Islam Indonesia
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

 

ICC Jakarta – Apitan atau sedekah bumi dahulunya merupakan selamatan yang ditujukan dalam rangka untuk mensyukuri hasil panen dan limpahan nikmat yang Allah SWT berikan, supaya masyarakat dilingkupi keselamatan, mendapatkan panen yang melimpah dan berkah serta agar dijauhkan dari bala’.

Sedekah bumi di bulan Apit ini dilaksanakan dengan cara selamatan setiap satu tahun sekali. Dan untuk pertunjukan wayangnya biasanya rutin dua tahun sekali. Biasanya masyarakat sekitar membuat nasi ambengan dan ketua adat dukuh Bumirejo Lerep meminta agar yang memiliki mobil bisa menyiapkan ingkung. Makna dua makanan khas yang harus ada dalam selamatan sedekah bumi ini yaitu:ambengan melambangkan perwujudan dari hasil panen yang diperoleh, baik dari nasi, maupun lauk pauk yang beranekaragam yang disajikan dalam satu wadah. Sedangkan Ingkung dahulunya memiliki maksud yakni bentuk penyerahan jiwa raga seorang manusia secara utuh (menyeluruh) kepada sang Khalik, melambangkan bayi yang belum dilahirkan dengan demikian belum mempunyai kesalahan apa-apa atau masih suci. Ingkung merupakan ubo rampe yang berupa ayam kampung yang diolah sedemikian rupa (dimasak utuh dan diberi bumbu opor, kelapa dan daun salam) yang kemudian disajikan dengan bentuk yang masih utuh pula.

Sajian hidangan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan, dan lauk pauk hanya bersifat tambahan saja, tidak menjadi prioritas yang utama. Dan pada akhir acara, nantinya para petani biasanya menyisakan nasi, kepala, dan ceker ayam yang ketiganya dibungkus dan diletakkan di sudut-sudut petak sawah. Masing-masing sebagai simbol rasa syukur.

Puncak ritual Sedekah Bumi diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh ketua adat, Kiai atau Mudin. Lantunan doa tersebut merupakan kolaborasi antara kalimat-kalimat Jawa dan lafal-lafal doa yang bernuansa Islami, juga merupakan simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang menjadi sumber kehidupan. Menurut anggapan masyarakat Jawa, dengan menggelar ritual ini konon tanah tidak akan marah, seperti terjadinya longsor, banjir maupun bencana yang lainnya. Adapun makna ‘essensial’ dari ritual Sedekah Bumi yaitu agar manusia merenungkan kembali amanat dari Allah SWT terhadap tugas mereka sebagai Khalifah fil Ardhliyakni: untuk menjaga, melestarikan dan tidak merusak bumi sedikitpun, karena niscaya alam juga akan bersahabat dengan manusia.

Kemudian, setelah acara selamatan mulai ba’da dzuhur sampai setengah lima, kemudian jam 9 malam sampai jam 4 pagi dilangsungkan pagelaran wayang kulit. Media wayang kulit dipilih karena selain dapat dipakai sebagai hiburan, wayang bisa dimanfaatkan sebagai sarana dakwah Islam, sebagaimana yang dicontohkan sunan Kalijaga dahulu. Selain itu dalam rangka melestarikan budaya leluhur agar tidak punah dan tetap dikenal oleh para pemuda di dukuh Bumirejo Lerep. Dan konon, dahulu tokoh yang pertama kali mendiami dukuh Bumirejo Lerep (Mbah Narasuta ingkang Bubhakyasa dukuh Lerep) sangat menyukai wayang kulit. Kisah dalam pertunjukan wayangnya disesuaikan dengan permintaan sesepuh, dan biasanya selalu berisi petuah-petuah yang dapat dijadikan bekal bagi kehidupan.

Dalam pertunjukan wayang tersebut syarat dengan nilai moral kehidupan dan layak dijadikan sebagai keteladanan hidup. Nilai-nilai yang terkandung dalam pewayangan selalu mengajak manusia untuk berbuat baik dan menghindari kejahatan serta menanamkan semangat amar ma’ruf nahi munkar kepada manusia. Kesan dan pesan yang terkandung dalam ajaran atau pagelaran wayang kulit penuh dengan nilai-nilai edukatif. Dengan demikian, pertunjukkan wayang tidak hanya sebagai tontonan dan alat penghibur saja, tetapi juga memuat tuntunan kehidupan bagi manusia.

Dana untuk melangsungkan pagelaran wayang dalam tradisi Apitan tersebut diperoleh dari anggaran wajib yang harus dikeluarkan setiap KK sejumlah Rp. 30.000,00 persil, jadi semisal ada tambahan sawah atau tanah selain yang ditempati, warga membayar lagi sejumlah uang yang telah dikalikan Rp. 30.000,00. Di tahun ini, bagi warga yang memiliki kendaraan mobil diwajibkan untuk membawa ingkung saat selamatan, sebagaimana jaman dahulu hal ini diberlakukan bagi siapa saja yang memiliki sapi atau kerbau.

Tradisi Sedekah Bumi atau Apitan ini telah berlangsung sejak lama, bahkan telah berusia puluhan tahun. Menurut keterangan ketua adat, yakni beliau Bapak Mat Shokib, pelaksanaan ritual sedekah bumi ini dapat mempererat kerukunan serta persatuan dan kesatuan masyarakat dukuh Bumirejo Lerep, dan sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur agar tidak punah di tengah-tengah kemajuan zaman. (Budayajawa.id)

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Islam Indonesia

SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48

November 20, 2022

Keluarga BesarIslamic Cultural Centermengucapkan SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48DAN ATAS TERPILIHNYAPROF. HAEDAR NASHIRsebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode...

Dunia Islam

Jamaah haji Iran mengutuk normalisasi dengan entitas Zionis

March 2, 2023

Jum'at 08 Juli 2022 Peziarah Iran yang berpartisipasi dalam upacara pembebasan kaum musyrik di tingkat Arafat mengeluarkan pernyataan lima poin...

Islam Indonesia

Duka Cita yang Mendalam

May 27, 2022

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamenyampaikanDuka Cita yang Mendalamatas wafatnya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif27 Mei 2022 Semoga Alharhum diterima...

Dunia Islam

Racun Peradaban

March 2, 2023

Entah sejak bila tidak diketahui persis, kapan beberapa aktivis perdamaian dan HAM serta peneliti sejarah di Indonesia mulai akrab—dan kemudian...

Arsip

Hari Lahir NAHDLATUL ULAMA

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamengucapkanSelamat dan Suksesatas Hari Lahir NAHDLATUL ULAMAke-96 Tahun31 Januari 1926 - 2022 Semoga selalu menjadi pelopor...

Selamat dan Sukses atas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama
Arsip

Selamat dan Sukses atas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamengucapkanSelamat dan Suksesatas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dan atas terpilihnya KH. MIFTAHUL AKHYARsebagai Rais Aam...

Next Post

Mengenal Abu Muhammad Hasan Syari'i: Pengklaim Duta Palsu Imam Zaman afs

Cantiknya Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin - Brunei Darussalam

Kemenag Minta Mahasiswa IAIN Ambil Peran Tangkal Intoleransi & Radikalisme

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist