ICC Jakarta – Hasan Syari’i adalah salah satu dari pengklaim palsu duta Imam Zaman As, akan tetapi tidak jelas apakah nama sebenarnya Hasan atau bukan akan tetapi ia dikenal dengan panggilan tersebut. Dalam hadis yang akan dinukil, perawi hadis dengan keraguan menyebutkan namanya adalah Hasan.[1]
Penulis buku Qamus al Rijal menuliskan: “Dari hadis yang dinukil oleh Syaikh Thusi telah jelas bahwa namanya masih diragukan dan dia hanya dikenal dengan sebutan nama tersebut dan Talakbari perawi hadis menyatakan namanya Hasan dengan keraguan, hal ini disebabkan karena nama panggilannya (kuniyah) adalah (Abu Muhammad) dan biasanya nama panggilannya (Abu Muhammad) adalah hasan.”[2]
Syari’i adalah orang pertama yang mengaku sebagai Duta dari Imam Zaman As. Sebelumnya ia adalah sahabat Imam Hadi As dan Imam Hasan Askari As akan tetapi ia menyimpang dari jalan tersebut.
Sejarah tidak mencatat lengkap kejadian pengakuannya sebagai duta dari Imam Zaman As, akan tetapi karena permulaan pengklaiman palsu sebagai duta dari Imam Zaman As terjadi pada masa duta kedua, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Syari’i melakukan hal ini pada masa perdutaan Muhammad bin Utsman.
Para ahli ilmu Rijal tidak menulis banyak mengenai peri kehidupannya. Oleh karenanya tulisan Syaikh Thusi berkenaan dengannya merupakan perkataan yang cukup lengkap berkaitan dengan peri kehidupannya.
Syaikh Thusi berkaitan dengan Syari’i menulis, “Orang pertama yang terkenal dengan pengakuan palsunya sebagai duta Imam Zaman As adalah seseorang yang bernama (Syari’i). Sebagian besar ulama seperti Abu Muhammad Talakbari menukil dari Abu Ali Muhammad bin Hamam: Nama panggilannya adalah (Abu Muhammad). Talakbari berkata, “Aku bersangka bahwa namanya adalah Hasan”. Ia termasuk sahabat Imam Hadi As dan Imam Hasan Askari As. Ia adalah orang pertama yang mengaku akan suatu kedudukan yang tidak ditentukan oleh Allah baginya dan ia pun tidak punya kelayakan untuk kedudukan tersebut. Oleh sebab itu, dia telah berbohong kepada Allah Swt dan hujjahNya dan ia telah menisbatkan sesuatu kepada dirinya terhadap kedudukan mulia yang tidak layak baginya. Oleh karena itu para umat Syiah telah melaknatnya dan menjauh darinya dan ia telah dilaknat dan dimurkai oleh Imam Zaman As.[3] (Dars Nameh Mahdawiyat II, Khuda Murad Salimiyan)
Catatan Kaki:
[1]. Syaikh Thusi, Kitâb al- Ghaibah, hal. 397.
[2]. Qamus al Rijal, jil. 3, hal. 262.
[3]. Syaikh Thusi, Kitâb-u al-Ghaibah, hal. 398.