Pertanyaan: Bagaimana kita bisa menjadikan kehidupan Sayidah Zahra as sebagai teladan?
Jawaban: Pertama, saya katakan kepada kalian bahwa teladan tidak boleh dikenalkan kepada kita dan dikatakan bahwa ini adalah teladan kalian. Teladan kontrak dan pemaksaan ini tidak akan bisa menjadi teladan yang menarik. Kita sendiri yang harus mencari teladan; yakni kita harus melihat pada ufuk pandangan kita dan kita lihat, dari semua wajah yang ada di depan mata kita ini, yang manakah yang lebih kita terima; pasti ini akan menjadi teladan kita. Saya meyakini bahwa mencari teladan tidak akan sulit bagi pemuda muslim khusus seorang muslim yang mengenal kehidupan para imam dan keluarga Rasulullah Saw dan umat Islam di masa permulaan Islam dan tidak sedikit teladannya. Sekarang Anda telah menyebutkan Sayidah Zahra as. Akan saya sampaikan beberapa kalimat terkait wujud suci Fathimah Zahra as; mungkin ini bisa jadi jalan untuk mengenal imam-imam lainnya dan orang-orang besar dan Anda bisa berpikir, Anda seorang wanita yang sedang hidup di masa kemajuan ilmu, produksi, teknologi dan dunia besar, peradaban materi dan semua fenomena baru. Anda berharap pada teladan kalian, misalnya pada seribu empat ratus tahun yang lalu, dia harus punya kondisi yang mana yang sama seperti kondisi Anda saat ini. Sehingga Anda bisa memanfaatkannya. Misalnya, Anda ingin melihat bagaimana dia pergi ke universitas? Atau misalnya, bagaimana dia berpikir tentang politik dunia? Tentunya bukan ini.
Ada ciri khas asli pada kepribadian setiap manusia. Anda harus menentukannya dan Anda harus mencari teladan di sana. Misalnya, bagaimana harus menghadapi masalah yang berkaitan dengan kejadian yang ada di sekitar manusia. Sekarang kejadian yang ada di sekitar manusia, terkadang terkait pada masa yang di situ ada metro, ada kereta api, ada jet, ada komputer. Terkadang terkait masa yang tidak ada semua ini. Tapi kejadian yang ada di sekitar manusia adalah sesuatu yang mengelilingi manusia.
Manusia bisa menghadapinya dengan dua cara; yang satu bertanggung jawab dan satunya lagi tidak peduli. Tanggung jawab juga memiliki beragam jenis. Dengan jiwa apa. Dengan jenis pandangan apa. Manusia harus mencari garis asli ini pada sosok yang dianggapnya bisa menjadi teladan baginya dan mengikutinya. (Jawaban rahbar atas pertanyaan seorang mahasiswi dalam pertemuan bersama para pemuda dalam rangka pekan pemuda, 7/2/1377) (Emi Nur Hayati/Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Udzma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami)