ICC Jakarta – Rasulullah sangat menghormati dan menyayangi putrinya, Sayidah Zahra as. Dalam teks-teks keagamaan kita membaca bahwa ada Sayyidha Zahra, maka Rasul akan berbuat tiga hal: Mengucapkan selamat datang dan mengatakan “Marhaban biki”, berdiri dan mendekatinya, mendudukkan di tempat duduknya dan mencium tangan anak-anaknya, demikian pengantar yang disampaikan oleh Ust. Dr. Khalid al-Walid pada Peringatan Haul Sayyidah Zahra diselenggarakan dengan syahdu tadi malam (19/1) di Husainiyyah ICC Jakarta.
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ini adalah hal terbaik yang diyakini oleh Rasulullah dan karena Rasul bagi manusia adalah teladan sempurna bagi umatnya maka menghormati dan memuliakan putri Rasul dan keturunannya juga merupakan kebaikan bagi setiap umat yang mengikutinya. Sudah selayaknya pula untuk memuliakan dan menghormatinya.
Dalam uraiannya selanjutnya, Ust Khalid al-Walid menukil sebuah cerita yang menunjukkan keagungan dan keberkahan sosok Sayidah Zahra, yaitu bahwa pada zaman dahulu tersebutlah seorang pemuda yang sudah tiba masanya untuk menikah. Namun tidak ada seorang perempuan pun yang mau dipersunting olehnya karena ia adalah pemuda yang miskin dan tidak pula memiliki wajah yang rupawan. Suatu saat, ia datang ke masjid Imam Mahdi dan melaksanakan shalat, kemudia bertawasul kepadanya seraya mengadu: Wahai Imam, saya ingin menikah, tapi saya tidak memiliki uang dan tidak ada seorang perempuan pun yang bersedia menikah denganku, jikalau engkau tidak mengabulkan permintaanku, maka aku akan mengadukanmu kepada ibundamu. Pada malam harinya, ia tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya ada orang yang datang kepada pemuda itu dan berkata: Janganlah mengadukan Imam kepada Ibundanya, besok aka nada orang yang lewat di depan rumahmu dan anaknya sakit, lalu sembuhkan. Sang pemuda berkata: Bagaimana mungkin aku bisa menyembuhkannya? Aku bukanlah seorang dokter. Orang yang ada dalam mimpi itu berkata: Sembuhkanlah dengan mengucapkan salam kepada Imam Zaman. Keesokan harinya, benar saja ada kafilah yang lewat di depan rumahnya. Pemuda itu pun bertanya kepada rombongan yang lewat di depan rumahnya dan menanyakan adalah seorang perempuan yang sakit? Kemudian seseorang dari kafilah itu kaget karena ada orang yang tidak dikenal bisa mengetahui bahwa anaknya sedang sakit. Putrinya telah menderita sakit itu selama 7 tahun, lalu orang dari kafilah itu bertanya dari mana ia bisa mengetahui bahwa anaknya sedang sakit? Pemuda itu pun menjawab bahwa ia diperintahkan untuk menyembuhkan putrinya atas nama Imam Zaman. Setelah sembuh, orang itu pun mempersilahkan putrinya untuk dipersunting oleh pemuda itu. [SH/SZ]