ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Buruknya Israf dan Perilaku Berlebihan

by admin
February 21, 2018
in Akhlak
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Israf adalah suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Menurut bahasa, Israf berarti Menginginkan sesuatu tidak dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah. Israf bisa juga berarti, berlebih lebihan melewati batas. Sedangkan menurut istilah, israf yaitu melampaui batas dalam hal makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan keinginan yang tersembunyi dalam jiwa manusia.

Allah Swt berfirman, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra: 26-27)

Dalam al-Quran, kata Israf memiliki arti lebih dalam dari apa yang ada di benak kita. Allah Swt memperkenalkan banyak orang sebagai pelaku Israfatau pemborosan. Sebagai contoh, Allah Swt menyebut Firaun sebagai orang yang boros dikarenakan memiliki kepribadian sombong, menjadikan Bani Israil sebagai budak dan mengaku dirinya tuhan.[1] Atau dalam ayat lain syirik yang merupakan pembangkangan dari tauhid juga disebut sebagai pemborosan.[2] Begitu juga Allah Swt menyebut kaum Nabi Luth yang melakukan penyimpangan seksual sebagai orang-orang yang Israf atau boros.

Dengan demikian, meneliti lebih jauh dalam kasus-kasus mereka yang disebut Israf dalam al-Quran dapat dipahami bahwa kata Israf mencakup segala bentuk perilaku berlebih-lebihan dari batasan yang ada, baik itu terkait keyakinan, perbuatan dan perilaku.

Namun terlepas dari makna umum dari kata Israf, banyak ayat al-Quran yang memperingatkan soal sikap boros dalam urusan ekonomi, termasuk ayat 141 surat al-An’am. Dalam ayat ini Allah Swt setelah mengingatkan tentang pepohonan dan produk-produk pertanian seperti kurma, zaitun dan delima, di akhir ayat menyebutkan, “…Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Dalam ayat yang lain, Allah Swt berfirman kepada semua manusia, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al-A’raf: 31)

Ayat-ayat ini memperingatkan manusia soal Israf, berlebih-lebihan dan pemborosan baik terkait dengan pemberian kepada orang lain atau seseorang memanfaatkan nikmat ilahi untuk dirinya sendiri. Ayat paling penting terkait masalah pemborosan ini adalah ayat 26 dan 27 surat al-Isra, dimana Allah Swt memperingatkan hamba-hamba-Nya untuk tidak boros dan berlaku berlebih-lebihan, bahkan menyebut pelakunya sebagai saudara setan, “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan“.[3]

Ada riwayat terkait masalah Israf dari Imam Shadiq as tentang seseorang yang sedemikian dermawannya, sehingga tidak ada lagi hartanya yang tertinggal buat dirinya. Imam Shadiq as menyebut orang itu sebagai pemboros, Israf.[4]

Dengan memperhatikan peringatan keras al-Quran dan hadis ini dapat disimpulkan bahwa manusia dalam menggunakan harta dan kekayaannya yang halal juga tidak dibenarkan dalam segala bentuknya. Tapi ia harus menggunakannya secara rasional, sesuai dengan perintah dan maslahat agama atau umum. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Foot Note:

[1] . Lihat QS. Yunus: 4, “…Sesungguhnya Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.”

[2] . Lihat QS. Ghafir: 43, “Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.”

[3] . Maksud dari saudara setan adalah saudara dalam berperilaku dan satu metode (Majma’ al-Bayan, jilid 2, hal 634).

[4] . Mizan al-Hikmah, jilid 4, hal 446.

Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Nilai-Nilai Insaniah dalam Islam: Jalan Menuju Kesempurnaan Manusia
Akhlak

Nilai-Nilai Insaniah dalam Islam: Jalan Menuju Kesempurnaan Manusia

August 26, 2025

  Pendahuluan Setiap manusia diciptakan dengan dua sisi: diri hewani dan diri insani. Diri hewani mewakili kebutuhan jasmani seperti makan,...

Penyucian Jiwa dan Falsafah Kenabian: Inti Pembinaan Diri dalam Islam
Akhlak

Penyucian Jiwa dan Falsafah Kenabian: Inti Pembinaan Diri dalam Islam

August 25, 2025

Pendahuluan Setiap agama memiliki ajaran moral, tetapi Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). Ajaran ini...

Etika Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam
Akhlak

Etika Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam

August 22, 2025

Krisis Lingkungan: Masalah Kita Bersama Dunia hari ini menghadapi krisis lingkungan: perubahan iklim, hutan gundul, polusi, hingga punahnya spesies. Banyak...

Makna dan Dampak Kemaksiatan dalam Kehidupan Manusia Menurut Islam
Akhlak

Makna dan Dampak Kemaksiatan dalam Kehidupan Manusia Menurut Islam

August 20, 2025

Pendahuluan Dalam kehidupan manusia, keamanan, ketenangan, dan ketenteraman merupakan dambaan setiap individu maupun masyarakat. Islam, melalui penerapan hukum Allah Swt,...

Skema Umum Etika dalam Mazhab Syi’ah: Konsep Manusia, Akhlak, dan Jalan Menuju Kesempurnaan
Akhlak

Skema Umum Etika dalam Mazhab Syi’ah: Konsep Manusia, Akhlak, dan Jalan Menuju Kesempurnaan

August 19, 2025

  Pendahuluan Etika atau akhlak adalah salah satu pilar utama dalam ajaran Islam. Selain akidah (keimanan) dan syariat (hukum-hukum ibadah...

Akhlak

Sendi-Sendi Akhlak dalam Pemikiran Imam Khomeini

August 18, 2025

  Sendi-Sendi Akhlak dalam Pemikiran Imam Khomeini Akhlak adalah inti dari ajaran Islam. Di antara para ulama besar, Sayid Ruhullah...

Next Post

Imam Ali: Nestapaku Akan Hilang Bila Melihat Fatimah

Pesat, Perkembangan Ilmu Tafsir di Indonesia

Masjid Mandalika Terinspirasi Arsitektur Masjid Kuno Bayan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist