ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Dr. Muhsin Labib: Toleransi Bukan Hanya Sikap Pragmatis Tapi Kesadaran Teologis

by admin
May 7, 2018
in Kegiatan ICC Jakarta
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Ketua Komisi Bimbingan dan Dakwah Dewan Syura ABI, Dr. Muhsin Labib, MA menyampaikan bahwa toleransi bukan hanya sikap pragmatis tapi adalah bagian dari kesadaran teologis. “Sehingga kalau tidak toleran  itu berarti menjadi Tuhan (menuhankan dirinya),” kata beliau saat menyampaikan materi seminar “Masa Depan Dunia Perspektif Agama-agama dalam Mewujudkan Keamanan Global”, Sabtu (5/5/2018). Seminar yang diselenggarakan DPW ABI DKI Jakarta dalam rangka memperingati Milad Imam Mahdi Afs. itu juga menghadirkan tokoh lintas agama sebagai pembicara.

Lebih lanjut, Dr. Muhsin Labib menjelaskan, toleransi adalah sebuah keharusan. Dalam rumah tangga, misalnya, suami-istri harus saling toleran. “Kita juga harus toleran terhadap keyakinan-keyakinan lain karena itu adalah hak setiap orang. Karena itu kami mengapresiasi dan bangga bisa menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama duduk bersama,” imbuhnya.

Ketika berbicara tentang Mahdiisme menurutnya adalah pembicaraan yang sangat khas. Madiisme nuansanya lebih ke Islam tapi Mesianisme lebih ke agama Ibrahimik.

Kalau dilihat lebih luas lagi, siapapun, perbedaan-perbedaan atau keyakinanan-keyakinan yang ada pasti ada benang merahnya dan itu membentuk identitas karena itu meskipun berbeda Agama, afiliasi politik, mazhab, tapi sebetulnya itu adalah perbedaan yang partikular karena ada persamaan-persamaan bersifat universal. Disebut berbeda karena ada kesamaannya.

“Jadi beda dan sama itu adalah sebuah relasi niscaya, seperti atas dan bawah. Tidak disebut bawah kalau tidak ada atas, mungkin juga bisa disebut dengan syarat yang mesti. Karena itu, ketika kita berbicara perbedaan otomatis kita akan mencari kesamaan. Kesamaan yang paling besar kalau dihimpun oleh manusia itu ada dua bagian yaitu persamaan teologis pada prinsip ketuhanan dan persamaan eskatologis, kesamaan dalam prinsip mabda’ dan kesamaan dalam prinsip ma’ad. Selebihnya itu adalah masalah penafsiran dan metode-metode penjabarannya,” terang Dr. Muhsin Labib.

Dr. Muhsin Labib melanjutkan bahwa tidak ada orang yang tidak menginginkan kesempurnaan. Bukan hanya keinginan, terkadang ketika kita tidak menginginkan itu tetapi naluri kita berproses ke arah itu karena manusia bergerak otomatis dari satu titik ke titik yang lainnya, bahkan sebenarnya yang bergerak bukan hanya manusia. Segala sesuatu itu bergerak, itulah yang membedakan kita dengan tuhan.

“Sekarang kita membicarakan kesamaan. Konsekuensi dari keterbatasan (makhluk) adalah beragam. Yang tidak memiliki kesamaan dan tidak beragam hanya Tuhan, karena DIA tidak mempunyai sisi.” tuturnya.

Karena kesamaan dan perbedaan berarti keterbatasan, itu meniscayakan adanya pasangan. Bahwa sesuatu itu beriring, harmonis, saling menyempurnakan. Dan segala sesuatu di muka bumi ini berpasangan sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran.

Sesuatu yang dianggap sempurna itu bukan pada titik awal (tapi akhirnya berantakan) tapi juga ketersambungan hingga titik akhir.

Pada prinsipnya setiap orang pasti meyakini titik awal. Penyebutan itu yang menjadi persoalan-persoalan di agama-agama atau organisasi keyakinan, tapi pada intinya setiap orang berangkat dari satu titik dan itu adalah definitas yang paling purba dan itu adalah kebertuhanan yang paling murni sebelum orang masuk dalam polemik-polemik apapun. Jadi bagian dari proses kita ini adalah kegelapan, kita ini mewakili ketidaktahuan, karena itu kita harus kembali ke satu titik dan titik akhir itu adalah yang kita sebut keyakinan eskatologis dan titik akhir itulah yang disebut harapan.

Pembicaraan tentang Mahdiisme atau Mesianisme adalah pembicaraan tentang harapan. “Imam Mahdi atau Mahdiismi dalam ajaran Ahlulbait memiliki sisi keislaman karena semua mazhab meyakini. Dan Mahdiisme lebih kongkrit lagi dalam Syaih (Ahlulbait) itu bukan menunggu (berharap) tanpa kejelasan, tetapi secara filosofis kesempurnaan itu bermula dalam titik awalnya dan dalam prosesnya dan dalam akhirnya. Jadi kalau orang syiah meyakini  Imam Mahdi telah lahir semata-mata konsekuensi ketersambungan kesempurnaan yang tidak pernah putus.” Pungkas Dr. Muhsin Labib. (MZ/Ahlulbait Indonesia)

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Kemajuan Iran Pasca Revolusi
Kebudayan

Kemajuan Iran Pasca Revolusi

May 24, 2023

ICC Jakarta - Revolusi Islam Iran telah memasuki usia 38 tahun. Tepatnya tanggal 11 Februari 1979 lalu, kekuasaan monarki di...

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Arsip

PERINGATAN SYAHADAH SAYIDAH FATHIMAH AZZAHRA SA.

March 1, 2023

UNDANGAN PERINGATAN SYAHADAH SAYIDAH FATHIMAH AZZAHRA SA.Riwayat Kedua Islamic Cultural Center Jakarta bersama: Ustad Husain ShahabSelasa, 27 Desember 202219.00 WIB...

Arsip

Muslimah berperan lebih penting baik dalam organisasi maupun majelis taklim.

February 28, 2023

Muslimah Ahlulbait Indonesia menyelenggarakan kegiatan peringatan wiladah Sayidah Zainab s.a. dan Sarasehan Nasional bersama Majelis Taklim di seluruh Indonesia, Sabtu...

Kegiatan ICC Jakarta

PEREMPUAN, HAM, DAN NEGARA
MEMBACA KASUS MAHSA AMINI DI HADAPAN KONSTITUSI IRAN DAN HAM

November 15, 2022

🔴 WEBINAR NASIONAL PEREMPUAN, HAM, DAN NEGARAMEMBACA KASUS MAHSA AMINI DI HADAPAN KONSTITUSI IRAN DAN HAM Situasi politik Iran sempat...

Next Post

Menjawab Ejekan Perspektif al-Qur'an

Membincang Masa Depan Keamanan Dunia Dalam Peringatan Milad Imam Mahdi Afs.

Iran Tegaskan Kerja Sama Internasional untuk Tumpas Terorisme

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist